10. Pesta

9 3 0
                                    

Mendengar kata perceraian membuat mata Dimas berkaca-kaca dan hatinya sakit, karena Dimas tidak pernah menginginkan perceraian dalam pernikahannya dengan Lily, sampai kapanpun Dimas ingin bersama Lily, walaupun Lily sudah memiliki anak dari pria lain, tapi Dimas ingin bersama Lily hingga maut memisahkan.

"Dim, tolong." Lily kekeh ingin bercerai dengan suaminya, suami yang sangat tulus menerima keadaannya.

"Sebaiknya kamu pulang, sebentar lagi aku meeting di luar kantor." Dimas tidak ingin membahas perceraian.

Dimas menyimpan bunga dan kotak kecil diatas meja. Dimas tahu jika Lily tidak akan mengambil itu, dan Dimas mulai sibuk dengan berkas yang ada diatas meja.

"Dim," panggil Lily lagi.

"Aku sudah bilang padamu, Lil." Dimas menatap tajam ke arah istrinya. "Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menceraikan kamu!" tegasnya.

"Dim, aku tidak pernah mencintai kamu, jadi untuk apa..."

"Cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu, saat ini kita harus terbiasa dengan semuanya." Hati Dimas terasa sakit saat istrinya terus saja membahas perceraian dan cinta.

Dimas tahu jika Lily tidak pernah mencintainya, tapi Dimas ingin berpura-pura bahwa Lily mencintainya, dan itu membuat perasaan Dimas sedikit lega. Walaupun itu hanya kepura-puraan dirinya sendiri, tapi semua itu membuat Dimas damai.

"Dim." Lily menangis.

Dimas paling tidak bisa melihat wanita menangis, apa lagi wanita itu adalah istrinya. Dimas bangun dari duduknya dan menghampiri Lily, Dimas memeluk Lily dan mengecup keningnya dengan kasih sayang.

"Nanti malam, kita ke Dokter untuk memeriksa kandungan kamu, oke?" Dimas begitu perduli pada kandungan istrinya.

Tidak tahu terbuat dari apa hati Dimas, Dimas benar-benar tulus dan perhatian pada Lily walaupun Lily meminta bercerai. Perlahan-lahan Lily melepaskan pelukan Dimas, dan kini pasangan suami istri itu saling menatap satu sama lain, tatapan yang lama-lama membuat bibir mereka saling beradu dan mulai berciuman.

'Aku tau kamu tidak pernah mencintaiku, Lil, setidaknya aku bisa menjaga kamu dan anakmu,' batin Dimas yang begitu memilukan.

Setelah berciuman. Lily mengambil hadiah dari Dimas, Lily berterima kasih pada Dimas karena sudah memperlakukannya dengan baik. Lily juga meminta maaf dengan perkataannya yang membahas perceraian, Lily tahu jika semua perkataan itu tidak baik, dan Lily meminta maaf.

"Aku akan memaafkan kamu, tapi ada syaratnya."

"Apa?" Lily akan menerima syarat itu supaya dirinya di maafkan oleh sang suami.

"Malam ini buatkan aku masakan yang istimewa, kita akan makan romantis di rumah." Wajah Dimas kembali bahagia saat membahas itu.

"Oke Sayang." Lily manggut-manggut dan akan menurutinya.

Pembahasan perceraian dan cinta sudah berakhir dengan ciuman romantis antara Lily dan Dimas, kini Lily berpamitan untuk bekerja, dan Lily juga akan membeli beberapa bahan makanan saat pulang kerja, Dimas hanya bisa mengiyakan apa yang akan dilakukan oleh Lily, Dimas tidak ingin melarang karena Dimas ingin melihat Lily bahagia. Dimas benar-benar pria baik dan sangat tulus, Dimas seperti malaikat tak bersayap.

***

Hari berganti begitu cepat, tidak terasa usia kandungan Lily sudah 7 bulan. Lily dan Dimas tidak sabar menantikan kelahiran buah hati mereka. Namun, saat ini Lily terlihat sedih.

Antara Dendam dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang