3. Batal Menikah

18 3 0
                                    

Arya mengarahkan tangannya pada wajah Lily, Lily memejamkan matanya. Hampir saja Arya menampar Lily, tapi Arya mampu menahan itu.

"Sebaiknya kamu pulang, ini udah malam." Arya tidak ingin memperpanjang semuanya. "Aku lelah," ucapnya.

Lily membuka matanya dan berkata. "Kamu bukan lelah, kamu selalu menghindar pembahasan ini," kekeh Lily yang sepertinya ingin membahas tentang Bos pacarnya.

"Kenapa kamu selalu menuduh aku?!" Arya menatap pacarnya dengan tatapan menyeramkan.

"Menuduh? Kalau kamu enggak ada rasa cinta sama Bos kamu, kamu keluar dari kerjaan kamu," ucap Lily.

Sungguh Arya sangat lelah membahas ini terus-menerus, karena perasaan Arya sudah pada Lily, bukan pada Bosnya yang bernama Rani.

"Rani emang mantan aku, tapi aku udah gak ada rasa sama dia," tutur Arya.

"Bohong!" Lily tidak percaya sama sekali.

"Aku capek, aku mau istirahat, aku gak ada waktu membahas hal yang sama!" tegas Arya.

Arya melepaskan dasi yang masih menempel pada kemeja, dan Arya mulai membuka jas kerjanya. Lily langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Arya, Lily terus menangis saat keluar dari kamar dan rumah kekasihnya. Lily bersyukur saat Lily tengah bertengkar dengan Arya, Ayu Tidka ada di rumah karena sedang pergi dengan Leni.

"Dia selalu seperti itu," gumam Lily yang masih menangis.

Lily terus berjalan menelusuri jalanan, Lily sama sekali tidak memikirkan jika saat ini sudah larut malam atau belum, karena keadaan Lily sedang tidak baik-baik saja. Lily hanya ingin menenangkan diri dengan berjalan, berjalan entah ke mana, Lily seperti tidak ada arah tujuan. Lily tidak menyangka jika dirinya hampir saja di tampar oleh Arya. Selama ini Lily tidak pernah mendapatkan perlakuan kasar dari Arya, karena Arya tipe pria baik dan sangat romantis. Namun, jika Lily terus membahas pekerjaan membuat Arya emosional. Arya tipe pria yang tidak ingin di campuri tentang pekerjaan oleh pasangannya, tapi wanita mana yang tidak kesal jika sang pria masih bekerja dengan masa lalu, pastinya semua wanita akan merasa kesal tentang itu, walaupun prianya adalah tipe laki-laki setia.

'Nak, maafkan Ibu,' batin Lily yang mengajak calon anaknya berbicara. Lily mengusap-usap perutnya yang masih rata, dan Lily merasa jika niatannya membawa malapetaka.

Pukul jam 11 malam. Lily tiba di rumah membuat Ihsan dan Ika terkejut, terkejut melihat Lily yang terlihat berantakan. Ihsan dan Ika menganggap jika Lily baru saja dirampok oleh seseorang, tapi Lily masih membawa tas yang selalu dibawa ketika bekerja.

"Lily, kamu baik-baik saja, Nak?" tanya Ika yang begitu khawatir pada anak pertamanya.

Lily tidak menjawab.

"Lily, biar Ayah siapkan air hangat dan makan malam, ya?" Ihsan juga sangat mengkhawatirkan anaknya.

Ihsan dan Ika adalah orang tuanya Lily dan Leni. Mereka adalah orang tua yang penuh perhatian dan baik pada dua anak perempuannya, mereka sangat menikmati perannya sebagai orang tua yang baik dan bijaksana.

"Enggak, aku lelah, hari ini banyak pesenan kue, aku ingin tidur." Lily tidak ingin membuat orang tuanya panik, Lily mulai berbohong pada mereka.

"Oke, cepat istirahat, kalau butuh sesuatu panggil Ayah," ucap Ihsan.

"Oke Ayah." Lily mengangguk.

Lily segera pergi menuju kamar tanpa melihat keadaan sekitarnya, Lily benar-benar lelah dengan kehidupannya yang seperti ini, hidup seperti cinta bertepuk sebelah tangan. Namun, Lily tidak pernah memberitahu orang tuanya tentang permasalahan hubungannya dengan calon suaminya. Lily benar-benar gadis yang pandai menyembunyikan masalah, dan Lily juga tidak ingin membuat Ihsan maupun Ika memikirkan masalah itu.

Antara Dendam dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang