11 - The Bitter Truth

133 23 7
                                    

A/N: Hi all! Pertama-tama aku mau ngucapin terima kasih buat yang udah baca karya NSFW pertamaku ini dan makasih untuk 11k views. Special thanks buat kak  @/kireina76 (mudah-mudahan bener itu namanya) dari akun Twitter @/nknkjd yang membuat semuanya mungkin. I owe her a lot.

Buat yang mantengin, maaf agak lama updatenya. Aku agak struggling nulis bab ini karena nggak biasa. Tapi mudah-mudahan kalian suka!

-Cerveza

//TW: violence, death

---

Letnan Logan 'Reaper' Matheson sudah lusinan kali melakukan interogasi kepada setiap target yang berhasil dia tangkap. Dia punya caranya sendiri untuk membuat mereka buka mulut, kadang bahkan tanpa perlu melakukan kekerasan. Dia hanya tinggal menampakkan sosoknya yang tinggi besar dan menyeramkan, tahanannya akan langsung terkencing-kencing dan memuntahkan semua informasi rahasia yang diperlukan Specter Ops.

 Dia hanya tinggal menampakkan sosoknya yang tinggi besar dan menyeramkan, tahanannya akan langsung terkencing-kencing dan memuntahkan semua informasi rahasia yang diperlukan Specter Ops

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak jarang juga si tahanan berusaha memanipulasi dirinya sebagai interogator. Mereka akan bersikap angkuh, berlagak tidak gentar, mencoba menyuapnya dengan banyak sekali uang, atau mengancamnya balik. Jika tahanannya wanita, sesekali ada juga yang menawarkan tubuhnya untuk Reaper agar ditukar dengan kebebasan mereka.

Reaper tidak pernah terpengaruh.

Lagipula, di akhir, tahanannya akan selalu, selalu menyerah dan buka mulut. Tanpa kecuali.

Sekarang pun seharusnya tidak ada bedanya. Ketika Reaper melangkah masuk ke ruang interogasi di markas Specter Ops dan mendapati targetnya tengah terikat dan terborgol di kursi, Reaper seharusnya sudah siap akan segala kemungkinan.

Namun, interogasi kali ini agak berbeda dari biasanya.

Pikiran Reaper yang biasanya fokus dan jernih di setiap kali sesi interogasi sedang tercemari terlalu banyak memori. Coba saja dia bisa menyarangkan peluru di otaknya agar semua kenangan-kenangan brengsek itu bisa pergi. Sayangnya, hidup tidak semudah itu.

Tahanan Reaper, seorang pria berumur tiga puluhan bernama Avram itu, mengangkat kepalanya saat dia mendengar suara langkah kaki Reaper yang berat. Reaper diberitahu bahwa Avram tadinya dipekerjakan oleh lembaga hasil kerjasama Amerika Serikat dan militer Israel sebagai informan mereka. Dia bertanggungjawab memata-matai dan melaporkan apapun yang dia temukan tentang organisasi teror di Timur Tengah, terutama Palestina. Namun sekarang dia telah membelot dan membela musuh, hingga kabarnya tengah menyembunyikan sebuah senjata pemusnah massal yang menargetkan Amerika. Perintah untuk Specter Ops cukup jelas: capture or kill. Tangkap hidup-hidup. Kalau tidak, bunuh.

Avram tidak menunjukkan ekspresi ketakutan sedikit pun saat tubuh besar Reaper dengan wajahnya yang bertopeng menyeret sebuah kursi ke hadapannya. Rambut Avram yang ikal lebat setengah menyembunyikan matanya. Ini jelas bukan saat yang tepat, tapi benak Reaper terus-terusan mengingatkannya pada misi penangkapan pria ini.

That Burns WithinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang