Bangun tidur pada hari Senin memang terasa menyesakan, apalagi melihat pesan dari Pak Fuad membuatku tambah frustasi. "Nanti, jam 9 meeting sama Warung Makan Mpok Lesley." Pak Fuad tidak menjelaskan kenapa meeting yang seharusnya diadakan besok dipercepat. Apa emang tipikal atasan itu gak peduli mau jam berapa, hari apa, bahkan mungkin detik keberapa tugas harus selesai? Mungkin hari kiamat pun masih diburu tugas!
Untung saja aku bangun lebih pagi dari biasanya mepet jam masuk kerja. Kadang memang kalau hati sedang galau suka kebangun cepet. Yaudah deh langsung aja mandi terus siap-siap berangkat. Pesan dari Lala pun tak sempat kubaca, udah bete duluan!
~~~
Sesampainya di kantor aku mulai menyiapkan materi yang udah aku buat minggu kemarin, lalu mencatat apa saja yang harus disampaikan. Datang sepagi ini bagus juga untuk menyelesaikan tugas. Lebih cepat selesai! Kenapa tidak dibiasakan seperti ini? Pfft, mending turu lebih lama lebih menguntungkan daripada tugas yang kalau selesai dikerjakan pun ditambah lagi dan lagi, gak dibiarin santai.
Tidak lama setelah aku mencicil tugasku, datang satu per satu karyawan Gen Z ini. Mulai dari si Sinta, Yanu, Kurniawan, Rachel, Ryan sampai terakhir yang membuat tidurku kurang nyenyak, Lala gadis cantik nan pecinta binatang. Hari ini ia nampak murung entah apa yang menimpanya kemarin malam. Bukannya balik kos dengan riang gembira, lalu berberes, tidur, dan menghiraukan pesanku sampai tadi pagi?
Satu per satu karyawan yang datang menyapa sampai aku jenuh sendiri. "Selamat pagi," sapa Sinta, "Morning!" sapa Yanu, "Pagi guys!" sapa Kurniawan, "Bonjour," sapa Rachel, "Assalamualaikum," sapa Ryan dan Lala juga mengucapkan salam yang sama. Mereka mengambil kursi dan melakukan persiapan kerja masing-masing. Aku celingak-celinguk bingung kenapa suasananya begitu serius seakan ini kantor polisi.
"Tobi, udah siapkan materi buat meeting nanti?" tanya Rachel yang menghampiriku. "Udah kok, aman," ucapku yang menunjukan thumbs up! "Nanti, kamu siapin terlinga ya," ucap Rachel serius dengan sedikit anggukan. "Hah? For what?" tanyaku heran dengan apa yang bakal aku hadapi dengannya. Bukankah pemilik Warung Makan Mpok Lesley ini adalah entitas manusia fana sepertiku, atau jangan-jangan dia adalah manusia setengah serigala yang setiap akhir kalimat bakal melolong? AAUUUU!
"Pokoknya liat aja nanti," jawab Rachel yang dilanjut menghela nafas. "Yaudah siap-siap gih. 5 menit lagi kita berangkat. Perjalanan lumayan jauh soalnya," ucap Rachel. "Okedeh, Chel." Aku mengiyakan ajakan Rachel yang terburu-buru ini. Padahal aku mau menyiapkan mental dengan melihat satu episode anime bergenre slice of life terlebih dahulu.
Kusiapkan peralatan pendukung presentasi, yaitu ipad, buku catatan, dan apple pen. Asetku paling berharga hasil nabung selama ribuan tahun lalu. Betapa kerennya ketika presentasi dengan merk apple yang overprice ini. Sampai sekarang aku masih menyesal membeli gadget yang fitur dan speknya gak lebih hebat dari android!
~~~
Lokasi meeting berada di daerah Klaten yang jaraknya dari kantorku sekitar 32 km, memakan waktu 45 menit gara-gara ada perbaikan jalan yang tentunya bikin macet! Sungguh agenda setiap tahun bahkan bulan selalu ada perbaikan jalan. Kayaknya ini jalan dibikin pake campuran mie kering yang ditumbuk lalu diaduk dengan lem! Gampang banget rusak, atau bukan karena bahannya tapi jalannya sering jadi area pertarungan Transformer?!
Sampailah di Warung Makan Mpok Lesley yang ramai pengunjung, tempatnya memang cukup luas dengan deretan meja dan kursi yang panjang, interior di dalamnya cukup klasik penuh hiasan-hiasan karya tangan berbahan rotan. Aku suka aroma hidangan khas Jawa Tengah di sini, bikin perutku lupa diri kalau tadi pagi udah makan seporsi nasi padang yang lauk paha ayamnya kecil kayak kaki atlet lari, sedangkan nasinya menjulang tinggi mirip gunung Everest.
"Selamat datang, untuk berapa orang?" tanya Waiters. "Kami dari agensi marketing, udah janjian sama Bu Suyatni untuk meeting," jawab Rachel sambil menodongkan co card perusahaan. "Oh baik, saya antar ke ruang meeting," ajak Waiters menuntun kami melewati segerombolan orang-orang yang sedang menikmati hidangannya.
Menyusuri warung makan yang terlihat cukup mewah itu, pengunjungnya juga terlihat seperti orang-orang penting dengan kemeja rapi dan kebanyakan berkepala botak kinclong. Kami akhirnya duduk di meja ruang meeting yang interiornya dikelilingi foto-foto pemilik warung dan artis-artis nasional. Perasaanku tidak enak melihat penampilan pemilik warung yang nyentrik banget. Memakai kacamata hitam, gaun yang warnanya mencolok mata, dan perhiasan-perhiasan Raja Namrud! Dengan penampilannya itu pemilik warung pantas menyandang gelar Cleopatra dari Klaten, cuma minus di kecantikannya saja yang tidak sama.
"Halo, guwd aftyernoon!" sapa Bu Suyatni dari pintu masuk ruang meeting. "Ai mauw langsung saja pada topik utama," sambung Bu Suyatni yang tidak memberikan kesempatan bagi kami untuk basa-basi terlebih dahulu. "Ai want ini akun sosmed restoran lebih beatypul, biar makin terkenal gityu. Yu bisa kan bikin resto ini makin faymous?" ucap Bu Suyatni sambil memamerkan gelang Ten Rings dari dunia Marvel. Dikit lagi tuh ibu-ibu jadi bagian Avengers kalau gelang-gelangnya bisa mengeluarkan kekuatan.
"Bisa, Bu! Degan strategi yang telah kami siapkan dan konten-konten yang relevan untuk target pasar restoran ini," jawab Rachel penuh percaya diri. Kemudian bagianku yang akan mempresentasikan konten apa saja yang akan dibuat untuk melanggengkan tujuan strategi yang telah dibuat Rachel dan tim. "Hummm, nots bads. But, Ai mauw konten-konten ini lebih membahana lagi. Coba buat konten yang ada Ai tampil disitu. Terus konten jalan-jalan Ai,—" Request Bu Sayutni yang diluar dari strategi kami, panjang lebar baginda ratu ini menjelaskan keinginanya. Mulai dari desain thumbnail yang ingin 80% diisi foto narsisnya, lalu lagu yang dipakai adalah musik barat telenovela tahun 80-90'an, dan KOL yang dipakai itu artis-artis yang harganya diluar budget! JANC*K REQUESTMU RA NGOTAK! Batinku ingin menegur Cleopatra dari Klaten ini!
Diskusi kami mulai alot ketika Rachel tidak setuju dengan keingian Bu Suyatni, namun dengan skill komunikasi profesional, Rachel berhasil meyakinkan dan sedikit berkompromi dengan permintaan aneh tersebut. Setelah itu kami berdua kembali ke mobil untuk balik ke kantor. "Jadi ini yang kamu maksud menyiapkan telinga? Siap mendengarkan crewet sekaligus bahasa Inggris yang nilai TOEFL minus 1000 ini?" tanyaku dengan nada kesal. "Iya, hehehe. Dari awal di telfon pun udah crewet kayak gini. Tapi untungnya deal," ucap Rachel nyengir.
~~~
Setelah pertemuan itu, kami sampai di kantor dan langsung melaporkan hasil meeting dengan Cleopatra dari Klaten. Waktu bergulir sampailah pada jam makan siang, para karyawan mulai berhamburan mencari makanan. Saat aku beranjak berdiri dari tempat duduk, Lala menghampiriku. "Kak, Bi marah ya?" tanya Lala dengan muka murung. "Marah kenapa?" jawabku bertanya kembali. "Pesanku kok gak dibales?" Lala dengan muka imutnya nampak sedih. "Oh iya! Aku lupa, La. Maaf ya, aku tadi lagi sibuk meeting jadi gak sempet buka HP," jelasku sambil menggaruk kepala.
Dari ujung pintu ruanganku, Sinta mengajak Lala untuk mencari makan siang. "La, ayo cari makan. Jangan deket-deket sama tuh wibu gila!" ucap Sinta berkesempatan meledeku. "Iya, Kak Sin. Nanti aku jelasin ya, Kak Bi. Soal kenapa kemarin malam gak jawab pesanmu," Janji Lala yang langsung menyusul Sinta. "Okedeh," ucapku mengiyakan janjinya.
Kira-kria ada apa ya? Rasa penasaranku semakin memuncak sebab bukan soal berberes dan tidur yang menjadi penyebab Lala tidak membalas pesanku. Mungkin dia lagi ada masalah yang membuat tidak sempat membuka HP? Meeting dengan Fir-aun dari Klaten misalnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tuna Asmara
Lãng mạnYa Tuhan. Semoga yang kali ini bisa langgeng. Gak diputusin, gak diselingkuhin, gak aneh-aneh pokoknya. Aamiin