Bab 16: Perang Di Antara Bayang-Bayang

7 2 0
                                    

Hyunwoo berdiri di tepi jendela, menatap kosong ke arah langit malam yang tak berbintang. Pikirannya masih dipenuhi oleh kekosongan setelah kepergian Minho, namun tak ada waktu untuk terjebak dalam perasaan. Ia tahu, dua sosok yang sekarang mendominasi hidupnya, Jinhyuk dan Taeyang, telah merencanakan sesuatu yang lebih gelap, sesuatu yang melibatkan pacarnya yang kini menghilang secara misterius.

Ponsel Hyunwoo bergetar di sakunya, menghentikan lamunan itu. Ia segera mengangkatnya, berharap itu kabar dari Minho, tetapi yang muncul hanyalah pesan singkat dari nomor yang tidak dikenal:

"Dia bersamaku. Jika kamu ingin pacarmu hidup, datanglah ke gudang tua di pinggir kota. Sendirian."

Tangan Hyunwoo bergetar membaca pesan itu. Dadanya berdebar kencang, ketakutan dan kemarahan mulai menyelimuti dirinya. Ia tahu ini ulah Jinhyuk atau Taeyang. Mereka sudah memperingatkannya, memberikan ancaman-ancaman halus selama berminggu-minggu. Namun, kini mereka telah bertindak lebih jauh. Mereka menculik pacarnya.

Tidak ada pilihan lain. Hyunwoo meraih jaket hitamnya dan berjalan cepat keluar dari apartemennya. Pikiran balas dendam berputar di kepalanya, tapi di balik kemarahannya, ada rasa takut yang begitu dalam. Pacarnya kini terjebak dalam permainan maut yang tak pernah diinginkan oleh siapa pun.

---

Gudang tua itu sunyi ketika Hyunwoo tiba, hanya diterangi oleh cahaya redup lampu-lampu kota dari kejauhan. Hawa malam yang dingin menusuk kulitnya, tetapi rasa dingin itu tak seberapa dibandingkan dengan ketegangan yang menguasai tubuhnya. Di dalam gudang, hanya kegelapan dan keheningan yang menyambutnya, kecuali suara samar langkah kaki di kejauhan.

"Aku tahu kau di sini, Hyunwoo," suara Jinhyuk bergema di ruangan kosong itu. Nadanya terdengar ringan, hampir seperti menikmati situasi ini.

Hyunwoo mempererat genggaman tangannya di jaket, matanya menelusuri setiap sudut gelap ruangan itu. “Di mana dia, Jinhyuk? Apa yang kalian inginkan dariku?”

Tak lama kemudian, sosok Jinhyuk muncul dari bayang-bayang, diikuti oleh Taeyang. Keduanya tampak tenang, seolah ini hanya sebuah permainan yang sudah mereka rencanakan sejak lama. Hyunwoo ingin segera menyerang, namun ia tahu mereka selalu selangkah lebih maju.

Jinhyuk tersenyum tipis, menghampiri Hyunwoo dengan langkah santai. “Tenang saja, Hyunwoo. Pacarmu baik-baik saja... untuk saat ini. Tapi aku tak bisa jamin dia akan tetap baik-baik saja kalau kau membuat keputusan yang salah.”

Hyunwoo menatap tajam ke arah Jinhyuk, tetapi tetap diam. Dia tahu harus bermain cerdas kali ini.

"Kau tak perlu melihat ini sebagai ancaman, Hyunwoo," Taeyang menyela dengan nada yang lebih halus. "Anggap saja ini... sebagai kesempatan untuk membebaskan dirimu dari keterikatan. Minho sudah keluar dari hidupmu. Sekarang, kami hanya ingin memastikan bahwa tidak ada orang lain yang akan menghalangi kami untuk mendapatkanmu."

"Apakah ini semua karena aku?" suara Hyunwoo terdengar penuh ketidakpercayaan dan kebingungan. "Kalian menculik pacarku hanya untuk memaksaku memilih antara kalian berdua?"

Jinhyuk mendekat, ekspresi wajahnya berubah lebih serius. “Hyunwoo, kamu tahu sejak lama bahwa Minho adalah ancaman. Dia selalu berusaha menarikmu menjauh dari kami. Sekarang, setelah dia pergi, pacarmu adalah satu-satunya penghalang yang tersisa. Kami ingin menyelamatkanmu dari pilihan yang salah."

“Ini bukan tentang cinta, bukan?” kata Hyunwoo dingin, tatapannya menembus kedua pria di depannya. “Ini tentang kendali.”

Taeyang tertawa kecil. “Mungkin. Tapi itu tidak mengubah fakta bahwa kamu akan memilih salah satu dari kami pada akhirnya. Kamu bisa membenciku, bisa membenci Jinhyuk, tapi di dunia ini, kekuasaan adalah segalanya. Kamu butuh perlindungan, dan kamu tahu kami adalah pilihan terbaik.”

Hyunwoo menggelengkan kepalanya, tidak percaya dengan situasi yang sekarang ia hadapi. "Aku tidak akan membiarkan kalian memanfaatkan aku seperti ini."

“Sayangnya, Hyunwoo, kamu tidak punya banyak pilihan,” Jinhyuk berbisik pelan, wajahnya semakin dekat dengan wajah Hyunwoo. “Sekarang katakan, mana yang lebih penting untukmu: pacarmu... atau keselamatanmu sendiri?”

Sebuah pintu logam di belakang mereka terbuka dengan derit tajam, dan dari dalam, dua pria bertubuh kekar muncul, menyeret seseorang yang terikat di kursi. Itu adalah pacar Hyunwoo. Kondisinya tampak lelah, wajahnya pucat, tetapi ia masih hidup. Hyunwoo merasakan hatinya mencelos melihat pemandangan itu. Mereka benar-benar serius.

“Kamu bisa menyelamatkannya,” kata Taeyang pelan, namun penuh dengan niat yang jelas. “Atau kamu bisa memilih kami. Biarkan dia pergi, dan kamu akan mendapatkan kekuasaan dan perlindungan yang bahkan Minho tidak pernah bisa tawarkan. Tapi jika kamu mencoba menyelamatkannya... yah, kamu tahu apa yang akan terjadi.”

Hyunwoo menatap pacarnya, yang meskipun dalam keadaan lemah, tetap menatapnya dengan mata penuh harapan. Itu adalah tatapan yang pernah Minho berikan padanya—tatapan cinta yang tulus, tanpa manipulasi dan intrik. Pacarnya, meskipun terperangkap dalam kekacauan ini, tidak pernah mencoba memaksanya seperti yang dilakukan Jinhyuk dan Taeyang.

Hyunwoo mengertakkan giginya. Ini adalah saat di mana ia harus memilih. Memilih antara dua dunia yang sangat berbeda. Tapi ada sesuatu dalam dirinya yang tiba-tiba muncul—sebuah keberanian yang selama ini tersembunyi di balik rasa takut dan keraguan.

“Aku akan menyelamatkannya,” kata Hyunwoo dengan tegas. “Aku tidak akan tunduk pada kalian, Jinhyuk, Taeyang. Jika kalian berpikir aku akan menyerah begitu saja pada permainan ini, kalian salah.”

Kedua pria itu terkejut mendengar jawabannya. Jinhyuk tertawa kecil, seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Apakah kamu yakin, Hyunwoo? Karena keputusanmu ini bisa membunuh kalian berdua."

“Kalian tidak tahu apa-apa tentang cinta,” balas Hyunwoo dengan penuh ketegasan. “Cinta bukan tentang kekuasaan atau kendali. Ini tentang pengorbanan, sesuatu yang kalian berdua tak akan pernah mengerti.”

Taeyang menatap Hyunwoo dengan tajam, amarah mulai muncul di wajahnya. "Kalau begitu, kau sudah membuat pilihanmu."

Sebelum Jinhyuk atau Taeyang bisa bertindak, Hyunwoo berlari ke arah pacarnya, mencoba melepaskan ikatan yang membelenggu tubuhnya. Namun, salah satu pria kekar yang menjaga langsung menarik Hyunwoo dengan kasar, menjatuhkannya ke lantai.

Dalam hitungan detik, situasi berubah menjadi kacau. Hyunwoo berusaha melawan, sementara Taeyang dan Jinhyuk memerintah orang-orang mereka untuk menghentikannya. Namun, di tengah kericuhan itu, Hyunwoo tahu satu hal: ia tidak akan menyerah.

Pertarungan fisik mungkin akan kalah, tetapi tekadnya, keberaniannya, dan cintanya pada pacarnya akan selalu menjadi kekuatan terbesarnya. Dan itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa mereka rebut.

Love Among The Shadow Mafia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang