02. Diseera or Arleeta

44 7 0
                                    

Haii.

Maapkan typo dan ketidakmenarikannya.

Happy reading...

『••✎ Next ✎••』

Pembelajaran sesi dua sudah terlewati dengan tiga mata pelajaran berat. Saatnya sesi tiga yang diisi dengan olahraga.

Bagi para siswa, olahraga termasuk refresing. Karena dilakukan setelah pembelajaran memuakkan berakhir. Disini mereka hanya membahas sedikit materi dan praktek, selebihnya bebas mau olahraga apa.

Inilah surga bagi para siswi. Karena pujaan hati, crush, atau siswa yang mereka suka akan bermain di lapangan. Sehingga mereka bebas menatapnya sampai puas. Apalagi yang berbeda kelas.

Seorang siswi juga sedang duduk, menatap seseorang disana. Atensinya tidak lepas dari pemandangan indah itu. Menghiraukan sahabatnya yang menghela nafas berkali-kali karena di kacangin.

Diseera Aleana Merfallon. Putri bungsu Merfallon yang memiliki obsesi terhadap seorang cowok tampan. Ingat! Hanya seorang. la membenci siswa lain. Tapi tidak untuk pujaannya. Fano. Cowok itulah yang ia tatap sebegitu tenangnya.

Seera sudah sangat lama menyukai  Fano. Namun sayangnya, sepertinya cintanya hanya sepihak. Karena selama ini, Fano sama sekali tidak meliriknya.

Tapi, apa pedulinya? Melihat Fano yang terlihat selalu baik-baik saja, cukup menenangkan hatinya. Dan selama Fano tidak memiliki pasangan, ia masih merasa tenang.

Ya.

Seera menganggap Fano hanya miliknya. Hanya miliknya untuk selamanya. Entah apa yang membuatnya begitu terobsesi terhadap siswa hemat kata itu.

"Kapan ya? Pengen deh disampingnya terus tanpa harus sembunyi-sembunyi kek tikus " gumamnya yang didengar Rella sahabatnya.

"Confess Seer."

Seera menghela nafas mendengar saran Rella yang sudah berkali-kali dikatakan.

Confess?

la tidak mau melakukannya. la takut sakit hati ketika tertolak. Jika hal itu terjadi, ia takut akan melakukan hal di luar batas karena obsesinya yang besar itu. la takut justru menyakiti Fano.

Karena pada dasarnya, Seera adalah perempuan kasar yang harus mendapatkan apa yang ia mau. Bahkan kedua orangtuanya saja sangat sulit mengaturnya. Kecuali, orang yang menjadi obsesinya,memaksanya untuk mundur. Ia akan dengan lapang dada dan rela mundur.

"Cih, keburu diembat orang Seer. Lagian tu cowok juga lumayan banyak yang suka." Rella kembali angkat bicara melihat Seera yang hanya diam saja.

Sedih juga mendapati sahabatnya cinta bertepuk sebelah tangan. Meskipun Rella tidak memahami sesuatu yang disebut cinta itu, Rella faham dengan perasaan Seera. Karena ia mengenal Seera selama bertahun-tahun. Bersama anak itu, membuatnya paham.

"Wuahh gila! Keren bener calon suami gue " pekik Seera tiba-tiba dengan pedenya. Membuyarkan lamunan Rella.

Pandangannya ikut mengedar dimana letak obsesi sahabatnya berasal.

Rella akui, Fano memang tampan. Hanya saja sikapnya yang sangat membosankan. Kok bisa, sahabatnya ini terobsesi dengan kulkas? Dari apanya coba?

Jika memang dari ketampanan, masih banyak yang lebih tampan dengan sifat ramah.

Aneh.

Seera pernah bilang, katanya Fano itu seperti salju. Karena meskipun orangnya dingin, tapi lembut. Entah dari mana Seera mengetahuinya. Padahal interaksi pun tidak pernah. Terkadang Rella curiga kalau Seera ini penguntit.

Take My Life Too! (slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang