Reading
•
•
•
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Ivona berusaha bangkit dan berusaha berjalan ke kamarnya.Ivona mandi dan Berhati-hati supaya tidak kenalin luka nya.
Ivona memandangi wajah nya ke cermin.ia sangat menyedihkan.
Tiba tiba ,darah merembes dari hidungnya.bukannya panik atau kejut justru Ivona hanya diam dengan darah yang mengalir terus.Ia sudah bisa dengan mimisan ini.
Bukan hanya darah dari hidung,namun kepalanya juga sakit, pusing, penglihatan agak kabut.
Ia melangkah menuju meja belajar dan mengeluarkan obat dari laci meja itu.Ivona minum obat itu .
Hari itu selepas sekolah Ivona bermaksud pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan nya.Ia merasa sakit luar bisa.
Setelah menunggu beberapa saat,Ivona masuk ke ruang periksaan.
Dokter itu tersenyum ramah kepada Ivona dan juga Ivona tersenyum tipis.
"Halo, bagaimana kondisimu?"tanya dokter ana
"Apa kau merasakan sakit saat ini?"
"Aku...aku sering merasakan pusing,sakit bagian dada dan juga bagian perut"jelas Ivona
"Baiklah,mari kita periksa kondisi mu"
Ivona naik ke ranjang periksaan.dokter mulai mengarahkan stetoskop ke bagian perut dan juga bagian dada.
Sesudah memeriksa Ivona turun dari ranjang itu dan menunggu sebentar untuk mengambil hasil memeriksa tadi.
"Ivona... kondisimu semakin parah hidup mu hanya beberapa 5.5%"
Ivona menghela nafas panjang.Ivona.tak menyangka bahwa dirinya memiliki penyakit ini.
"Tak apa,aku akan membantumu sampai sembuh"
Keesokan paginya ,Ivona berangkat ke sekolah.
Punggungnya begitu sakit akibat pukulan dari Kazumi.
Ivona berjalan dengan kepala tertunduk.melewati koridor sekolah banyak orang yang menatapnya dengan tatapan jijik.
Ivona masuk ke dalam kelas .kelas sepi karena banyak siswa yang ada dilapangan.
Ivona mendekati bangkunya.
Niatnya duduk lantas berhenti .ketika mendapati banyak coretan di meja nya.
"Dasar pembunuh"
"Seharusnya ada dipenjara"
"Kau mati aja "
Ivona menghela nafas berat,dia lantas meletakkan tas nya di bangkunya dan pergi mengambil kain basah.
Ivona lantas berusahalah menghapus coretan itu.seorang menghampiri nya.
"Gimana dengan tulisan ini !bagus bukan?"kata Bella tersenyum miring.
Ivona tak acu dengan perkataan Bella seolah olah Ia tak mendengarkan.gadis itu hanya sibuk menghapus coretan.
"Heh!kau tak mendengarkan ucapan saya!"
Bella menendang kaki Ivona sehingga terjatuh.
Ivona hanya terdiam ,Ia sudah terbiasa dengan hal seperti ini.Ivona berusaha bangkit.
Bella menarik Ivona keluar dari kelas .dan mendorong tubuh Ivona sehingga jatuh ke dalam gudang tua sekolah.
"Gue benci sama Lo"Bella mengarahkan jari ke kening Ivona.
Ivona berusaha bangkit dari tempat itu,namun kedua teman Bella memegang tubuh sehingga tak bisa lepas dari pegangan itu.
"Rambut mu sangat bagus ! Boleh aku mempercantik kan lagi Rambut mu"
Rambut Ivona dijambak seperti terlepas dari kepala nya.bukan hanya itu Bella juga mengarahkan gunting ke rambut Ivona lantas menguntingnya .
Gadis malang itu ingin memberotak ,namun tubuhnya sangat lemah.
Bella ganti memegang tubuh .Sekarang giliran dela dia mengambil korek api menyala ke rambut Ivona dan juga ke wajah nya.
"Sakit.....sakit....sudah cukup, hentikan!"rintihan Ivona .
"To...tolong!"
"Tak ada yang menolong mu disini"ucap Della
Mereka juga mencekam mulut Ivona sehingga terbuka dan mereka menuangkan cairan botol ke mulut Ivona .
"Hentikan, melakukan ini cukup!"merengek kesakitan dan terus mengeluarkan air matanya.
Ivona tergeletak lemas dilantai gudang tua itu . Mereka bertiga lantas pergi membiarkan Ivona yang tak berdaya.
Mulut mengeluarkan busa ,serta darah mengalir dari dalam lubang hidung .
Faniza kembali mengajar dikelas Ivona .namun saat mengajar Ia mencari gadis itu tak nampak dikelas .setelah selesai mengajar Dia juga menelfon adiknya namun tak diangkat.
"Apakan ada yang tau Ivona kemana?"tanya faniza.
"Tidak tau kakak, dari pagi dia tak kelihatan"ujar seorang siswi.
Malam pun tiba ,ketiga saudara itu sedang makan malam tanpa memikirkan gadis malang itu.
"Kak?"ucap faniza
"Apa?"tanya Kazumi
"Apa kakak tau dimana Ivona?"
Kazumi membulat kan matanya dan berhenti makan.
"Bukankah anak itu pergi sekolah"
"Dia tak ada dikelas saat aku mengajar dikelas nya"
"Kemana perginya anak itu"
Galina berusaha menelfon adiknya itu,namun sayang tak ada respon .
"Aku sudah nelfon, namun tak diangkat"ujar galina
"Biarkan saja anak itu"ucap Kazumi meninggalkan meja makan.
Kazumi merebahkan tubuh nya di kasur empuk miliknya.tangan yang diletakkan di dahi seperti bingung dengan sikap nya sendiri.
Kazumi memainkan ponsel nya lantas mencari kontak Ivona .dia pun nelfon Ivona namun nihil .
"Bunda.....aku capek dengan anak itu"
Galina dan faniza mereka masih dimeja makan.
"Ivona dimana kak,ini sudah malam "panik faniza
"Sudah biarkan anak itu,besok juga akan pulang"
"Sudah sana kembali ke kamar mu dan istirahat"ucap Galina menenangkan faniza.
"Walaupun mereka jahat kepada adiknya,namun ketika adik belum pulang mereka masih memiliki kewatiran terhadap adiknya"
"Mereka ingin menunjukkan kasih sayang kepada adiknya .namun mereka salah memberi kasih sayang itu dengan cara lain".
Jangan lupa vote yaa terimakasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Ivona Dan Air Matanya
Teen FictionJudul dulu:four sisters 44/four brother 44 Judul sekarang; Ivona dan air matanya Menceritakan kehidupan 4 saudara yang harmonis,suka dan dukanya mereka "Bukan aku kak pembunuh"