Bagian Tiga

155 23 1
                                    

"mereka dimana yah?" tanya kak faras ke nadila.

nadila hanya bisa menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu, hari ini adalah gala premier salah satu kenalan mereka berempat. nadila mengecek notifikasi ponselnya, terakhir peter mengabari ia sudah di jalan bersama salisa. kak faras membantu ronald membawa popcorn dan minuman. mereka menghampiri nadila yang menunggu disamping poster film "nihhh,, popcorn sama cola.." ucap ronald sembari memberikan popcorn ukuran besar ke nadila.

dari arah pintu masuk terlihat peter dan salisa yang jalan dengan terburu-buru "nah tuhh mereka.." tunjuk nadila.

baru mengambil nafas panitia acara menghampiri mereka "udah lengkap kak?" tanya panitia penerima undangan.

"udah kak.." sahut peter.

mereka pun masuk menjadi satu barisan ke dalam bioskop dengan urutan kak faras, nadila, peter, salisa dan ronald. sepanjang masuk bioskop ronald hanya diam, begitu juga salisa sepertinya suasana di antara mereka belum membaik sejauh mata nadila memperhatikan.

"aduhh.. mba mas.. maaf banget ada double cetak.. dua orang naik ke sebelah sana yah mas.."

panitia acara meminta maaf ke arah mereka setelah nadila duduk, karena kursi nadila terhalang orang lain maka yang tersisa belum duduk adalah ronald dan salisa. panitia pun langsung mengarahkan ronald dan salisa untuk berpisah mencarikan mereka kursi diatas. nadila hanya bisa mengucapkan maaf ke arah salisa yang dibalas senyuman pasrah.

salisa hanya bisa terdiam pasrah saat menyadari dia dan ronald akan terpisah dari rombongan. ronald lebih dulu berjalan dan meninggalkan salisa saatt sudah hampir menyentuh tangga terakhir ia menyadari salisa masih dibawah membuat laki-laki itu kembali dan menarik tangan salisa "filmnya udah mau dimulai.. nggak banyak pilihan.." ucap ronald tegas, membuat salisa menurut pasrah.

nadila yang melihat kedua kakaknya terpisah tanpa sadar tertawa "kenapa?" tanya peter bingung. "nggak papa.." nadila merasakan kelucuan oleh takdir mereka berdua. dia merasa sejauh apapun mereka berpisah tetap takdir akan mendekatkan mereka.

saat film dimulai nadila menyamankan duduknya, dia banyak tertawa karena ceritanya yang lucu dan aneh "apaan sih.. ga jelas banget.. hahaha"

peter merendahkan sedikit kepalanya dan berbisik "kan emang judulnya ga jelas nad.."

"iya sihh.. tapi ini beneran lucu banget.." ucap nadila, dia sibuk memukul lengan peter saat adegan lucu keluar. nadila menarik baju peter agar menundukkan sedikit telinganya"itu kak sal sama kak ron aman nggak yah diatas.." bisik nadila

peter menoleh ke atas "kelihatannya aman sih.. mereka duduk dimana?" peter sibuk menyipitkan matanya agar melihat lebih jelas duduknya salisa dan ronald.

nadila ikut mengecek kebelakang dari sela kursi dan dia tersenyum geli "ehhh lucu banget.." sambil menepuk bahu peter kencang, karena dia menemukan bahwa kepala ronald bersandar ke bahu salisa.

"ya allah.. mereka lucu banget.." girang nadila. peter hanya bisa menggelengkan kepalanya bingung dengan kehebohan nadila "mereka kayanya baikkan deh.." bisik nadila lagi.

"ronald cuman ketiduran itu.." ucap peter, kepalanya menoleh ke samping bertepatan posisi nadila masih berbisik ke telinga peter sehingga jarak wajah mereka hanya terpaut beberapa centi.

peter terpaku sejenak menatap mata kelamnya nadila "ekhem..." nadila membersihkan tenggorokkannya dan memutus pandangan mereka dengan menghadap layar bioskop kembali.

nadila berusaha melanjutkan menonton film dengan tenang, walaupun nadila merasa jantungnya berdetak kencang sedangkan peter tidak bisa berhenti melirik nadila dari ujung matanya. perasaannya beberapa waktu ini terasa berbeda dia tahu dari dulu nadila itu cantik tapi entah kenapa semakin hari nadila terlihat lebih menarik.

NilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang