Bagian Empat

154 21 4
                                    

peter mengambil langkah besar menuju ruang make-up, hari ini jadwal on air nadila dan dirinya di sebuah ajang penghargaan artis. peter mendorong pintu dengan kencang, selama hampir satu minggu nadila mengabaikan pesannya entah di grup atau pribadi hanya menjawab dengan kalimat singkat.

peter bahkan sampai merengek ke ronald untuk membuka pesan obrolan dirinya dan nadila, yang dia temukan mereka sering mengobrol akhir-akhir ini walaupun sebatas membahas salisa tetap saja peter ingin menanyakan ini ke nadila.

"nad..." panggil peter terburu-buru duduk disebelah gadis itu yang ternyata sedang mengetik sesuatu.

"heumhhh.." ucap gadis itu terkesan cuek, membuat peter berdecak tidak puas. peter dengan kekuatan penuh memutar kursi yang duduki nadila agar menghadap dirinya membuatnya hampir jatuh.

"kak peter!!!" bentak nadila yang terhuyung kedepan syukur ada tangan peter sebagai pegangan.

"habis kamu-..." peter kehilangan kata-kata saat berhadapan dengan wajah gadis itu yang menatapnya intens "-di panggil nggak noleh.." lanjut peter.

nadila menyipitkan matanya karena masih terbawa hawa kesal "yahhh kan udah dijawab.. heumhhh.. heumhh.." ucap gadis itu tidak mau kalah, membuat peter ingin mencubit bibir yang mengerucut lucu itu.

"aku ada bikin salah yah nad? chat aku nggak dibalas?" tanya peter, nadila tersentak kecil dia pikir peter tidak akan sepeka itu karena dia masih membalas walaupun harus mengabaikannya beberapa jam.

"aku masih balas yah kak pit.." nadila mendorong tangan peter dari kursinya, dan memutarnya kembali ke arah meja rias. peter menggelengkan kepalanya tidak terima "kamu balas.. tapi lama.. kadang nunggu seharian baru kamu balas.. aku sampai nanya pak rudi jadwal kamu apa aja.." ucapnya, sekarang peter berdiri dibelakang nadila menaruh kedua tangannya di kursi dan mengurung nadila. ia menatap gadis itu lekat-lekat dari kaca.

"udah tahu kan jadwal aku apa? apa iya aku sempat balas kak pit??" nadila menghindari tatapan peter berusaha mencari-cari kesibukan di laptopnya. "you.. aneh nad.. dari kita pulang dari gala premier.. enggak.. kamu aneh sejak ronald dan salisa bubar.." peter merasa shock dengan fakta yang dia simpulkan sendiri.

"kamu suka sama ronald kan?? jujur aja nad.." ucap laki-laki itu, nadila terdiam tidak melanjutkan ketikkannya. tapi peter menangkap perubahan gerakkan nadila sebagai tanda jawaban benar pada dugaannya seketika perasaannya menjadi sakit.

tanpa menunggu waktu lebih lama dia berbalik memilih keluar dari ruangan dan meninggalkan nadila sendiri yang bahkan tak sempat menjelaskan kesalahpahaman peter.

"aku nggak bisa jujur.. maaf.." bisik lirih nadila sesaat setelah pintu tertutup.

****

the worst thing happen

kak ratu manajer peter memijat keningnya gusar, rasanya dia ingin memotong kedua tangan peter yang sibuk main game daripada bersiap untuk tampil "udah yah pit.. gue capek.. kalau gue masuk lu belum bangkit dan siap-siap.. jangan harap lu gue cariin jadwal lagi!" ancam ratu.

peter mendecakkan lidahnya, namun akhirnya bangkit untuk memakai kemeja dan jas-nya. penata rambut menyuruh peter duduk dan mulai menata rambut laki-laki itu. hanya butuh waktu 30 menit untuk peter selesai bersiap, nadila keluar dari ruangan sebelah peter ia mengintip sedikit celah tapi saat matanya bersibobrok dengan mata peter gadis itu memilih membuang pandangan.

peter membuka mulutnya tidak percaya dengan sikap nadila "dia kira cuman dia yang bisa seenaknya.." gumam peter.

mereka naik ke atas panggung dan saling duduk bersisian, selama lampu padam nadila berusaha mengatur moodnya "bayangin aja sebagai ronald.." bisik peter membuat nadila menoleh tidak percaya pada sosok disebelahnya.

"harus banget ngomong gituh.." kesal nadila tanpa dia tutup-tutupi, peter mengendikkan bahunya tidak peduli.

siapa yang tahu bahwa yang mereka bayangkan masing-masing untuk merasuk dalam lagu adalah kisah mereka saat ini, kesalahpahaman masing-masing sebagai kesimpulan bahwa kisah mereka serumit itu..

"tak segampang itu.. ku mencari peggantimu.."

....

mereka kembali ke dalam ruang ganti, selesai berberes peter memilih pulang bahkan nadila tidak sempat berpamitan padanya. nadila memandang jalanan yang sunyi karena mendekati jam 2 malam abi yang melihat anak gadisnya sepertinya galau memantau gadis itu dari spion depan.

"kenapa nak??" tanya abi sambil tetap menyetir sedangkan om adi disebelah abi telah tertidur pulas.

"enggak papa bi.." jawab nadila.

"nad.. kamu sama peter berantem??"

"enggak bi.."

"kirain berantem,, tadi peter langsung balik.. padahal mau abi ajak makan dulu di luar.."

"paling lagi badmood bi,, kan kak peter suka gituh.." sahut nadila, percakapan pun terhenti karena nadila membuka grup mereka berempat.

salisa mengirimkan foto jalan tol, sepertinya gadis itu keluar kota lagi. nadila mengetikkan balasan menanyakan keberadaan kakaknya yang dikirimkan selanjutnya malah foto ronald yang menyetir. taruhan 2 minggu yang lalu dimenangkan peter, karena ronald dan salisa berbaikan tepat mereka masuk ke mobil. benar-benar unik hubungan salisa dan ronald.

ting.

notifikasi chat dari peter membuat nadila menyipitkan matanya, sudah tidak marah kah laki-laki ini.

kak peter 👽:
link https/...
temenin nonton itu
hanung besok mau nge-date
aku nggak ada teman

udah nggak marah?

kak peter 👽:
siapa yang marah coba😒

ohh.. berarti aku salah paham..
ya udah ambil yang habis magrib..

kak peter 👽:

oke 👍🏻

nadila mengunci layar ponselnya, menatap kaca mobil dan sedikit tersenyum lega. sedangkan peter menatap layar lama, besok dia akan menyuruh nadila untuk move-on dari ronald. selama perjalanan dia memikirkan matang-matang cara membantu nadila agar move on dan memilih pria yang lebih baik untuk jatuh hati.

bel rumahnya berbunyi peter segera bangkit untuk membukanya dan ternyata vania yang berdiri disana "ngapain.." tanya peter dingin.

"kau nggak suruh aku masuk dulu.."

peter membuka lebih lebar pintunya dan mempersilahkan vania duduk, dia sendiri memilih berdiri disamping tv "aku sudah putus sama Bobby.." ucap gadis itu sambil menatap mata peter.

"enggak akan ada yang berubah van.. kisah kita cuman masa lalu.."

"aku bodoh,, salah aku.. jadikan kau selingkuhan tapi perasaanku tulus pada mu pit.. beri aku kesempatan.." vania bangkit dan mendekat ke arah peter.

perempuan itu menaruh tangannya di lengan peter yang menyilang angkuh. "enggak bisa.. kita sudah bahas ini.. nggak ada apapun diantara kita.." vania berpikir keras jika dengan baik-baik mereka tidak bisa kembali bersama maka ini satu-satunya cara memastikan perasaan peter.

vania menahan kepala peter dengan kedua tangannya, dan menariknya agar dapat mendekatkan bibirnya kearah peter. peter yang terkaget menahan badan vania sehingga tangan bergerak mencengkram bahu gadis itu.

bodohnya peter pada akhirnya ia membalas cumbuan itu, walaupun setelahnya dia merasa menyesal saat wajah vania menjauh "perasaan kita masih sama kan.. kamu masih balas perasaan aku.. please.. aku cuman punya kamu.." ucap vania lirih.

ucapan itu membuat perasaan peter gamang dan membuat dirinya memeluk mantan kekasihnya. rengkuhan peter yang membiarkan tubuh vania masuk kedalam dekapannya untuk kesekian kali.

♡♡♡♡♡♡

kalian suka konfliknya

berat?

atau

ringan?

terus cintai mereka dengan sederhana yahhh 🫶🏻🫶🏻

NilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang