BAB 3

68 7 2
                                    


Pukul 15.52 Kst

Studio 2 Bighit Entertainment

"Hei! Cepat kemari, mana properti buat neng Yoongi?" suara sutradara yang berteriak pada seorang kru. Hari ini jadwal pemotretan tidak banyak tapi semua orang sudah terburu-buru karena hari sebentar lagi berganti malam. Sesi kali ini ditargerkan jam 5 sore semuanya sudah rampung, tapi kenyataannya semua tak berjalan semulus betis Yoongi.

Hingga saat ini pun setting latar saja masih belum siap. Ditambah lagi Yoongi terlambat datang, yang seharusnya ia datang pukul setengah 3 dan ia baru sampai di studio pukul 15.20. 

"Ini pindahkan kesana, siapa yang meletakkan meja kabinet itu kemari?" perintah pak Choi Siwon, sang sutradara.

"Kang kameramen yang nyuruh, pak Choi" sahut seorang kru yang menunjuk ke arah sang kameramen.

Sang sutradara mengikuti arah telunjuk kru nya itu dan sedikit kaget, ternyata bukan kameramen yang kemarin.

"Hei Jung!"

Yang punya nama menoleh. Ia berjalan setengah berlari mendekati sang sutradara. Ia adalah Jungkook, kang kameramen yang tadi disebut oleh seorang kru. Dia kameramen yang handal, kehandalannya menjadikan dia sebagai kameramen utama di Bighit Entertainment. Beberapa hari terpaksa meminta kameramen yang lain untuk menggantikan Jungkook sementara. Dia baru masuk kerja hari ini, setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit selama 3 minggu akibat kecelakaan motor.

"Iya pak Choi, ada yang bisa saya bantu?" 

"Oh kau sudah sembuh anak muda?"

"Hehehe, saya sudah sehat pak Choi, seperti yang anda lihat" cengiran Jungkook yang menampakkan 2 gigi kelincinya.

"Kau makin tambun saja setelah sakit" sambil menepuk pundak Jungkook.

"Selama sakit saya gak bisa ngapa-ngapain pak, cuma makan tidur minum obat rebahan makan lagi begitu terus, makanya saya jadi seperti ini, tadi sampai rekan-rekan nyebut saya Kelinci Bongsor"

"Hahahah. Udah pantes! Lihat pipimu, tulangnya saja bahkan tenggelam-

Jungkook langsung reflek menyentuh kedua pipinya yang dia baru sadar jika se-chubby itu.

-Oh iya baru ingat, soal meja kabinet itu kenapa kau meletakkannya disitu bukan disana?" lanjut pak Choi bertanya.

"Oh itu, saya tadi sempat baca skripnya pak, cuman menurut saya kurang menarik jadi saya mencoba memindahkan kabinetnya disini, biar nanti diduduki Yoongi sambil megang produknya" Jungkook menjelaskan sambil memperagakan apa yang dia maksud.

Pak Choi diam menyimak, sesekali mengangguk-angguk, membenarkan perkataan Jungkook yang terdengar masuk akal.

"Bagus! Bisa dicoba, kalau urusan potret saya percaya padamu Jung, pastinya Bighit bukan asal memilih talent sepertimu".

"Hehehe, saya boleh melayang gak pak?"

"Hoh, kenapa?" sang sutradara mengangkat sebelah alisnya, bingung.

"Anda ketinggian memuji saya pak" cengir Jungkook.

Sang sutradara hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, ada-ada saja pemuda didepannya ini.


------------------------------

Diruang penata rias, tampak Yoongi sedang memejamkan mata, wajahnya sedang di make up oleh Hobi. Disampingnya juga ada Jimin yang duduk menumpu kepalanya diatas meja sambil memperhatikan Yoongi.

"Kau kenapa Yoongi? Sejak tadi kau cuma diem mulu, bengong mulu?" Tanya Hoseok yang menyapukan eye shadow dikelopak mata Yoongi.

"Iya Yoongi, apa ada masalah? Kau bahkan gak fokus diajak bicara". Jimin yang sejak tadi memperhatikan pun ikut buka suara.

Hidden Diamond | TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang