BAB 5

73 9 4
                                    


Pukul 05.55 Kst

Apartemen Yoongi

Drrtt~

Drrtt~

"Mmmm, siape nih pagi-pagi dah telpon?" si cantik bermata kucing yang sayangnya masih memejamkan mata, terpaksa terusik dalam selimut mendengar getaran ponselnya diatas nakas. Tangannya meraba-raba berusaha meraih dimana si benda pipih itu berada. Ia memicing dan hanya melirik dengan sebelah matanya melihat layar yang menyilaukan, siapa gerangan pengganggu tidur berharganya.


Jimin Calling~

"Ya halo Jim. Kenapa kau membangunkanku pagi-pagi begini"

Terdengar suara kekehan Jimin dari seberang sana.

"Maaf jika membuat waktu tidurmu didiskon, kemarin aku lupa bilang hari ini kau tak ada jadwal sampai 3 hari kedepan. Aku pagi-pagi menelponmu takut kau nanti bersiap-siap mengira ada sesi pemotretan hari ini".

Yoongi yang sejak tadi matanya masih lengket, tiba-tiba terbelalak karena tak percaya dengan apa yang didengar. Ia menajamkan telinganya sekali lagi memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

"Apa Jim? Free? 3 hari?"

Jimin mengangguk yoongi tentu tak dapat melihat, tapi ia tau jika temannya itu sedang mengiyakan pertanyaannya.

"Hurrayyy!!! Nanti spa yuk? Gak capek apa kerja mulu? Punggungku rasanya udah mau gubrak"

"Hahahah hayuk lah, badanku juga rasanya mau lebur! Ntar Hobi biar aku bilangin".

"Wokey! Aku juga mau izin sama ngasih tau ayah"

Yoongi amat senang hari ini, libur tiga hari lumayan daripada tidak sama sekali. Memang tidak lama, tapi Yoongi sangat jarang mendapat libur. Sekalinya dapat seperti menemukan pecahan berlian, senangnya bukan main.

Meskipun begitu, ia selalu bersemangat dan profesional menjalankan perannya sebagai model. Min Yoongi, memang gadis idaman banyak orang, nyaris tanpa cela. Cantik, baik, humble, sosok yang low profile, idealis dan wanita yang independen. Kurangnya hanya satu, belum bertemu jodoh.

Namjoon, ayahnya bahkan sudah pusing mau mencarikan pria yang bagaimana, putri tercintanya itu selalu beralasan tidak cocok. Ada juga pria rekan sesama model pun ia juga tidak tertarik, justru dia takut kalau pria terkenal pasti saingannya jadi banyak.

Sebagai seorang ayah kadang ia khawatir anaknya dicemooh orang orang lain, disebut perawan tua lah, tidak laku lah, suka pilih-pilih lah, yang lebih sakit lagi anaknya disebut menyukai sesama jenis. Namjoon takut itu bisa melukai mental dan psikis anak semata wayangnya.

Padahal kenyataannya Yoongi tidak seperti itu, dia ingin mengikuti kata hatinya, memiliki hubungan yang sehat dan saling mencintai, hanya itu. Bukan karena harta, tahta maupun wajah. Jika suatu hari ia mendapatkan pria tampan yang mapan pun, itu adalah sebuah bonus. Pada intinya ia hanya ingin seorang pria yang datang padanya dengan membawa cinta yang begitu besar, memberikannya rasa aman dan nyaman.

Lain di Yoongi lain juga di Namjoon, ayahnya ingin pria yang menurutnya layak untuk sang anak. Tidak ingin hal yang pernah terjadi pada istrinya terjadi juga pada putrinya.



Pukul 08.30 Kst

Perjalanan dari Seoul menuju Chungcheongbuk memerlukan waktu kurang lebih 4-5 jam. Empat orang yang kemana-kemana selalu bersama itu memutuskan untuk menyewa minivan karena barang pribadi yang mereka bawa cukup banyak.

Hidden Diamond | TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang