~
"berhentilah bersikap seperti anak-anak, Bib!" maki Jes.
Bible terkejut mendengar Jes membentaknya, matanya mulai mengembun.
"Aku hanya meminta kabar, apa sulitnya mengabariku sekali saja? Apa kau benar-benar mencintaiku?" bentak Bible dengan suara sedikit bergetar.
"Kau sudah dewasa, kau juga tahu bahwa aku sibuk bekerja. Kau pikir aku sedang apa?" nada bicara Jes semakin tinggi.
"Dari 24 jam dalam satu hari, aku hanya meminta waktumu selama 5 menit saja untuk memberiku kabar. Tidak usah telepon, pesan singkat saja sudah cukup!" air mata Bible mengalir tanpa permisi dan Bible langsung mengusapnya kasar.
"Bukan sekali kau bersikap seperti ini!"
"Itu karena aku mengkhawatirkanmu!"
Jes menatap sekitar dengan jengah, ia lelah dengan urusan kantor, dan sekarang kekasihnya menambah beban pikirannya.
Jes menghela napas panjang, "sekarang, apa maumu?" tanya Jes datar.
"Aku membencimu!" maki Bible dan meninggalkan Jes.
Bible memakai helm dan mengendarai motornya pergi. Ia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dengan air mata yang tak sanggup ia tahan. Sakit sekali mengingat Jes tadi membentaknya dengan suara yang sangat keras.
Jes menghela napas lelah, ia duduk dan menunduk. Jes berdiri dan memutuskan untuk pulang mengistirahatkan fisik dan hatinya.
Di perjalanan turun hujan semakin menambah kesan sedih di hati Bible. Saat ia melewati jalanan yang cukup sepi, kanan dan kiri hanya ada kebun, ia melambatkan laju motornya.
Ia melewati jembatan dengan menikmati hujan ditemani rintih tangis di sepanjang jalan. Saat ia akan belok kiri, tiba-tiba,
Tinn tinn ....
"Aaaaaaa." teriak Bible.
BRAAAKKK ....
Sebuah mobil dari arah berlawanan menabraknya dengan kecepatan tinggi, Bible tak sempat menghindar karena kejadiannya sangat cepat.
Bible terpental jauh ke belakang, mobil itu berhenti sedikit jauh dari tubuh Bible. Helm yang ia pakai lepas dan terlempar ke pinggir jalan, Bible pingsan dengan bersimbah darah.
Dari mobil, keluar sepasang suami istri lansia. Mereka menghampiri tubuh Bible dengan panik.
"Bagaimana ini, Pa?"
Sang Papa diam dengan raut wajah panik, "ayo kita bawa pergi saja. Papa tidak mau dipenjara,"
Sang Mama mengangguk paham, ia juga tidak mau dipenjara.
"Mama bersihkan barang-barangnya, Papa akan membawa tubuhnya ke mobil."
Mama mengangguk dan mulai membereskan barang-barangnya Bible, semua isi tas Bible berceceran, semua ia masukkan ke dalam tas basah itu.
Sang Mama kembali ke mobil untuk meletakkan tas Bible di bagasi.
"Motornya dimana, Pa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You Forever
FanfictionJika suatu saat kau kembali, apapun yang kau katakan, tidak akan aku sangkal atau tolak. Semuanya akan aku terima dengan lapang dada karena kesalahan itu memang mutlak salahku, maafkan aku. ORIGINAL PIKIRAN AUTHOR! Sorry for typos and happy reading...