Chapter 3

226 57 8
                                    

"Seperti yang Tuan Zhongli ketahui, leluhur saya meletakannya di sini karena barangnya terlalu rapuh dan ini ruangan yang sering digunakan untuk bekerja. Karena itulah, saya melarang istri saya untuk mengemasi benda apa pun yang ada di sini."

"...."

"Jadi maksud Anda, lukisan ini adalah media kutukan utamanya." Sambil bilang begitu, Tuan Hui melangkah mendekat tetapi [Name] menahannya di sana dengan ekspresi serius. "A-ada apa?"

[Name] yang berdiri bersebelahan bersama Zhongli menatap lukisan itu kembali dalam diam. Lukisan seorang wanita cantik yang menutup ekspresinya dengan buket bunga bernuansa hijau, bahkan hampir seluruhnya hijau. [Name] mendongak kepada pria di sampingnya dan mengangguk lalu memberinya sebuah masker untuk mereka gunakan.

"Ini racun," kata [Name] singkat seraya menurunkan lukisan itu usai ia mengenakan sarung tangan lateks yang dibawanya.

"Racun!?"

"Lukisan ini dibuat beberapa abad yang lalu, tidak pelak lagi kalau ini lukisan antik bernilai jual tinggi," jelas Zhongli. "Meski begitu, lukisannya masih bisa mempertahankan warna hijau zamrud dan putihnya yang cerah seperti aslinya."

Beberapa abad yang lalu, banyak seniman yang rela menggunakan berbagai macam metode untuk membuat lukisan mereka abadi dengan mempertahankan tampilan aslinya, itu termasuk cara yang mungkin dapat membahayakan mereka.

Demi mempertahankan warna putih murni pada cat, seorang seniman menggunakan serutan timah yang sangat halus, memasukannya ke dalam bejana berisi cuka yang paling kuat hingga larut, lalu dikeringkan dan ditumbuk dan diayak kembali, lantas dicampur cuka untuk membuat warna putih yang cerah dan tahan lama. Persis seperti bagaimana mereka membuat warna hijau zamrud dengan arsenik.

Namun sebagai bayarannya, meski tidak terjadi oksidasi pada warnanya, mereka mengeluarkan racun dan menyebar melalui udara akibat kondensasi yang terjadi terutama di Chenyu Vale yang memiliki suhu udara lebih lembab dan dingin daripada wilayah Liyue yang lainnya. Karena itulah Rex Lapis melarang penggunaannya.

"Tuan Hui, Anda bilang lukisan ini tidak pernah dipindahkan dari tempat ini, 'kan?" Tanya [Name] memastikan.

"Iya. Bahkan ketika pengusiran dan penyucian, kami tidak menyentuhnya sama sekali," jelasnya.

"Sepertinya lukisan ini disimpan dalam kondisi yang sudah lama buruk."

Pada detik itulah, tanpa ragu [Name] membuka bagian belakang bingkai lukisannya dan menampakan noda putih yang terlihat kasar seperti debu tipis yang menggumpal. Dari sana, tercium aroma bawang putih yang menyengat dan membuat [Name] secara refleks mengerutkan dahi dan mengibas-ngibaskan wajahnya.

"A-apa itu!?"

"Jamur," kata Zhongli singkat. Dia menjelaskan, "Inilah kutukan yang ada di lukisan ini. Jamur ini dapat tumbuh di bagian belakang kanvas karena mengonsumsi pati yang ada di kertas dinding, dan dapat melepaskan gas arsenik pada cat yang digunakan."

Pada saat itulah [Name] mengeruk debu putih yang menempel pada bagian belakang bingkai dan memasukannya ke dalam botol kaca lalu menutupnya dengan rapat, sementara pada saat itu Zhongli masih menjelaskan situasinya.

Gas arsenik yang dikeluarkan jamur itu lantas terhirup oleh orang-orang yang tinggal di kediaman keluarga Hui tanpa mereka sadari untuk waktu yang lama, meracuni tubuh tubuh mereka dan merusaknya perlahan. Oleh karena itulah, mendiang kakek Tuan Hui tetap meninggal dalam kondisi yang sama seperti keluarga mendiang sebelumnya dan kondisinya semakin rentang karena usianya yang sudah tidak muda lagi.

Meski hanya spekulasi, kemungkinan besar keluarga lain yang meninggal karena kecelakaan lantaran racun dalam tubuh mereka yang sudah sangat buruk hingga mengurangi produktivitas organ dalam tubuh mereka.

[21+] Veil of Emotions | Zhongli x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang