Chapter 13

144 38 8
                                    

Pagi itu, kabut tipis masih menyelimuti atap-atap rumah di Liyue, menyatu dengan aroma dupa yang samar dari kuil-kuil kecil yang tersebar di seantero kota. Di dalam rumah tradisional keluarganya, [Name] sibuk menata hidangan sarapan untuk kakek dan ayahnya. Mangkuk-mangkuk porselen putih dengan detail biru halus telah terisi penuh. Ada semangkuk bubur nasi yang hangat, telur asin yang disajikan bersama sayuran fermentasi, dan teh melati yang harum telah dituangkan dalam cangkir-cangkir kecil.

Dengan gerakan lincah, [Name] menata makanan itu di atas meja kayu yang dipoles rapi, memastikan setiap hidangan tersaji dengan sempurna. Tatapannya sejenak beralih ke jendela yang terbuka lebar, angin pagi menerobos masuk, membawa kesejukan yang menyegarkan. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berbalik dan melangkah keluar dari rumah, tanpa ingin mengganggu kakeknya yang sudah bangun lebih awal untuk bermeditasi, atau ayahnya yang masih sibuk menulis sesuatu di ruang kerjanya.

Tapi sebelum sempurna dia meninggalkan rumah, Kakeknya yang duduk di pelataran tiba-tiba berkata, "berhati-hatilah, [Name]. Banyak wanita yang diculik belakangan ini."

"Aku akan baik-baik saja," kata [Name], dia berhenti dan memandangi Kakeknya di sana. "Jangan lupa habiskan sarapanmu ya, Kek."

"Iya. Terima kasih." Lalu pada detik ini, Kakeknya akan bergumam, "tidak apa-apa, dia akan baik-baik saja. Rex Lapis bersamanya, dia aman dalam lindungannya."

Senyuman kecil terbit di wajah [Name] mendengar keyakinan kakeknya. Baginya, kakeknya adalah salah satu dari banyak warga Liyue yang hidup dalam pengabdian kepada Rex Lapis. Ia tahu betul betapa mendalamnya kepercayaan itu, meski ia sendiri tidak sefanatik itu. Namun, keyakinan itu memberi kedamaian bagi keluarganya, dan ia menghargai hal itu.

Kakeknya adalah hamba Rex Lapis yang taat. Sangat taat malah. Tidak ada satu hari pun yang terlewat tanpa henti untuk berdoa pada sang Archon Geo yang dulu memimpin Liyue selama ribuan tahun. Karena itulah saat mendengar berita kematian Rex Lapis beberapa tahun lalu, Kakeknya sangat terpukul. Kendati demikian, pria tua itu tidak pernah memutuskan doanya bahkan sampai hari ini. Alasannya sederhana—karena ia mengaku bahwa Rex Lapis pernah menyelamatkan keluarganya.

Tapi tentu itu cerita yang dimiliki hampir seluruh keluarga di Liyue, jadi bukan hal yang aneh mengingat Liyue adalah bangsa yang sangat dekat dengan Archon-nya.

Dengan langkah ringan, [Name] meninggalkan rumah, melewati jalanan Liyue yang sudah mulai ramai oleh penduduk yang memulai hari mereka. Gerobak karavan berderak di sepanjang jalan batu, suara pedagang yang menawarkan dagangan mereka mulai terdengar. Langit Liyue masih diliputi kabut tipis, memberikan kesan misterius pada kota pelabuhan yang megah itu.

Tidak lama setelah berjalan, ia bertemu dengan Tartaglia, yang telah menunggunya di tikungan jalan. Pria tinggi itu menyapanya dengan senyum lebar yang khas. Tanpa basa-basi, ia menyerahkan sebuah amplop tebal kepadanya.

"Ini detail yang kau minta. Aku sudah menghabiskan sebulan terakhir menyelidikinya," katanya sambil menyeringai. Matanya yang tajam meneliti ekspresi [Name] saat ia dengan cepat membaca isi laporan tersebut.

"Oh, ini lebih lengkap daripada yang kupikirkan. Kau bahkan mempunyai fotonya."

"Silakan dibaca dengan teliti," balas Tartaglia pongah, seakan sedang membanggakan hasil kerjanya.

Tangan [Name] terampil membuka amplop itu, dan matanya menyapu cepat baris-baris informasi di dalamnya. Rincian kasus yang kompleks, petunjuk yang saling berkaitan, dan data-data yang dikumpulkan Tartaglia dengan cermat selama berminggu-minggu kini berada di genggamannya. Wajahnya tetap tenang, namun pikirannya berpacu dengan berbagai spekulasi dan dugaan.

"Aku mengerti garis besarnya," jawab [Name] setelah menutup kembali amplop itu. Tatapannya serius, menunjukkan betapa pentingnya informasi ini baginya.

Malinovskyi Snezhevich. Seorang anggota Fatui dari House of The Hearth yang dikirim sebagai informan di Liyue dengan nama samaran "Li Shen". Dia terampil menggunakan bahasa Liyue, bisa membaca dan berhitung, wajahnya sekilas tampak seperti orang Liyue pada umumnya—mungkin karena inilah orang-orang tidak ada yang mencurigai dirinya.

[21+] Veil of Emotions | Zhongli x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang