007 - CH

165 26 1
                                    

"Ini aneh," Celetuk Santriantar tiba–tiba saja disela–sela dirinya yang masih fokus membaca buku–buku kuno di perpustakaan kuno.

‘Aneh? Aneh apanya?’ Tanya Voltra heran.

"Ya... Emm, ini aneh saja bagaimana mungkin bisa Qavos Elemen hilang padahal penjagaan disaat amat lah ketat bukan? Bahkan, para pengawal istana yang menjaga daerah Qavos Elemen saja tidak dapat merasakan mana yang kuat datang di sekitar mereka,"

"Aku yakin, hilangnya Qavos Elemen pasti berhubungan dengan Reta'ka. Dia memang sudah menyudutkan aku dan kau pas kita baru aja sampai di aula tadi."

‘Memang. Yang kau bilang itu benar, Reta'ka mungkin ada sangkut–pautnya dengan hilangnya Qavos Elemen, karna dalam dimensi Elemental aku bisa merasakan Gamma yang masih terdiam dengan raut penuh kegelisahan, seolah–olah ada yang ingin ia katakan namun dia tidak berani untuk mengatakannya,’ Balas Voltra saat dia masih mengingat wajah ketakutan Gamma tadi.

"Apa? Gamma ketakutan? Apa mungkin dia tau sesuatu, tapi Reta'ka sengaja mengancam nya? Atau dia–"

Tidak Santriantar. Gamma tidak mungkin berada di pihak kejahatan, kami para Elemental diciptakan berabad–abad tahun yang lalu untuk tunduk pada kebenaran cahaya, bukan kegelapan kejahatan. Meskipun pengguna Elemental adalah orang jahat sekali pun, namun, kami para Elemen tidak akan pernah menyentuh kejahatan itu.’

‘Aku berkata seperti ini karna aku adalah Elemental juga sama seperti Gamma. Kami para Elemental hanya menuruti perintah tuan kami saja. Kami tau itu salah atau benar tapi kami hanyalah alat perang yang diciptakan untuk selalu menurut pada penggunanya. Gamma tidak di cuci otaknya. Dia memang tampak takut untuk menjelaskan semuanya bahwa dia tau sesuatu, tapi dia....’

"Dia apa Voltra?! Ayolah jangan setengah–setengah kaloh ngo–"

Dia... Cuman takut kita tidak mempercayai nya dan bahkan menjauhi dirinya.’

.
.
.

Brugh!

Prak!

Prang!

"Akh, dasar sialan!" Karna kesal Reta'ka mengebrak meja nya, sehingga menyebabkan beberapa barang yang ada di meja kerja nya berhamburan jatuh ketanah.

"Dasar wanita sialan! Bagaimana dia bisa di bela didepan umum hah?! Seharusnya yang ku dapat itu pujian bukannya malah di sudutkan balik! Seharusnya.... Seharusnya yang di sudutkan itu adalah Santriantar dan juga Voltra kenapa malah jadi aku yang kena!" Sahut Reta'ka kesal seraya mengacak–acak rambutnya.

Sementara itu, dalam dimensi Elemental Gamma memandangi datar ke arah Reta'ka.

Mampus kau, senjata makan tuan kan?! Batinnya menyeringai dengan senang melihat apa yang terjadi di aula tadi.

Jujur, Gamma tidak menyangka bahwa akhir nya Reta'ka lah yang di sudutkan oleh pemilik elemen lain. Bukannya Gamma takut, dia malah terlihat senang melihat Reta'ka disudutkan, karna memang Gamma membenci Tuan nya itu.

Apakah memiliki satu Elemen saja tidak cukup baginya? Kenapa tuannya itu terlalu serakah sekali jadi orang?

Apa dirinya kurang kuat?

Dasar, Duke bodoh. Pantas saja dia dibuang. Cih, menyebalkan

"Gamma! Kenapa kau tidak ikut membela ku disaat pengguna elemen lain menyudutkan ku, hah?!" Tanyanya marah.

‘Kenapa aku harus? Kurasa itu pantas kau dapatkan. Lagi pula kau itu yang bertindak bodoh dengan mencuri pusaka penting kerajaan Elemental, dan kau datang–datang langsung saja mencurigai Santriantar. Bagaimana coba pengguna Elemental lain tidak menyudutkan mu dari sudut pandang itu?’

Comeback, HalilintarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang