1. coffe toffe

27 1 0
                                    

          Apa sih satu kata yang muncul dalam benak kalian saat berhadapan dengan kalimat senior high school?

          Masa dimana para remaja mulai beranjak dewasa dan mulai mencari jati diri mereka yang sebenarnya. Masa dimana kalian bisa merasakan bagaimana serunya bertemu dengan teman baru setelah lulus dari junior high school dan memulai kisah menarik dengan ruang lingkup yang jauh berbeda dari sebelumnya, dan jangan lupakan jika saat-saat ini adalah masa dimana terjadinya cinta monyet antar siswa dan kisah-kisah picisan lainnya semasa sekolah.

          Namun, bagi seorang Park Jihoon masa ini adalah sumber masalah yang tidak ada habisnya. Bangun kesiangan, tertinggal antrean bus, hingga terlambat saat baru masuk sekolah dihari pertama dia pindah dari sekolah lamanya dan berakhir dengan segerombolan anak kelas 10 yang sedang mengikuti kegiatan MOS (masa orientasi siswa).

          Sambil menghapus peluh di kening, Jihoon berdiri dibarisan paling depan dengan tampang memelas. Pasalnya untuk apa dia harus ikut dalam barisan anak kelas 10 padahal dia harusnya sekarang duduk di kelas barunya sembari berkenalan dengan teman-teman baru di kelas 11.

          Suara beberapa oktaf nyaring terdengar dari sang ketua OSIS yang kini bertugas menjalankan kegiatan MOS tahun ajaran baru kali ini—membuat suasana semakin terasa mengenaskan. Menjelaskan satu persatu tata tertib dan visi misi sekolah yang tiada habisnya sedari tadi membuat Jihoon pening.

          “Itu yang dibarisan depan kenapa nunduk terus dari tadi? Sakit? Apa gimana?” dengan speaker ditangan dan telunjuk yang mengarah pada Jihoon, membuat seluruh atensi mengarah pada pemuda tersebut.

          “S-saya kak?” tanya Jihoon memastikan.

          “Iyalah kamu!” tegasnya.

          “Saya murid pindahan kelas 11, kak. Harusnya ini saya nyari kelas saya kenapa malah disuruh ikut MOS gini sih?” tak terima dengan apa yang terjadi dengannya, Jihoon mulai menjelaskan dengan kesal.

          “Bohong tuhh, masa muka macam anak baru lulus sekolah dasar gitu kok ngaku udah kelas 11.” salah satu anggota organisasi yang berdiri dibelakang sang ketua menceletuk dengan muka stoic-nya.

          Jihoon membelakkan mata, melayangkan protes dengan rasa jengkel. “Hehh enak aja lo bilang gue baru lulus sekolah dasar! Ohh, gue inget! lo kan yang nyeret gue kesini dan maksa gue ikut MOS padahal gue udah jelasin kalau gue murid pindahan kelas 11 tapi lo gak percaya.”

        Semua mata tertuju pada dua insan yang sekarang tengah beradu argumen tidak penting. Namun anehnya para kakak tingkatan disana terlihat shock—lebih ke ngeri sebenarnya dengan keberanian Jihoon berbicara lantang seperti tadi kepada sosok pemuda yang dari kesimpulan sejauh ini adalah sumber permasalahan yang terjadi.

        “Jin, lo sinting apa gimana dah? Bisa-bisanya kelakuan yang macam orang gila gini bisa jadi wakil organisasi.” Kim Donghyun—selaku ketua organisasi menghela nafas panjang, menepuk dahinya frustasi, tidak habis pikir dengan kelakuan salah satu anggotanya.

        “Lo kira gue sejenis setan lo panggil jin?” protesnya namun tak digubris oleh Donghyun.

        “Buat adek pindahan yang tadi, silahkan keluar dari barisan dan ikut kakak ini, ya? dia bakal nganter kamu ke ruang guru buat konfirmasi ke wali kelas dan juga dia bakal minta maaf atas keterlambatan kamu karena kesalahan yang dia buat.” jelas Donghyun panjang kali lebar, cowok itu ingin melayangkan protes namun melihat tampang serius Donghyun membuatnya pasrah.

        Tanpa banyak bicara cowok dengan tampang acak-acakan itu melangkah menjauh diikuti dengan Jihoon yang sedikit berlari mengekor dari belakang. Hening, tidak ada sepatah kata yang terucap dari keduanya hingga sampai didepan pintu ruang guru.

(i).「Hello, Goodbye - Deepwink」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang