Bagian Enam

251 19 2
                                    

"omaa..opaa.." dengan wajah cerianya, Gabriel melambaikan tangannya Ketika melihat oma opanya keluar dari pintu kedatangan bandara.

"cucukuuu Gabriel, aaa oma kangen banget sama kamu sayang" Bianca segera berjongkok dihadapan cucunya lalu mendekapnya dengan erat menyalurkan rasa rindunya.

Saat Gabriel dan Bianca sedang asik berpelukan, David dan Nathalie bergantian memeluk Ayahnya.

"papaku yang keren ini akhirnya pulang juga..sehat kan pah?" tanya David setelah memeluk Arya.

"yaa seperti yang kalian liat, puji tuhan papa sehat..mama-mu juga tuh makin sehat setelah banyak jalan-jalan plus belanja disana" sarkas Arya sambil melihat Bianca yang kini sedang asik bertukar cerita dengan Gabriel cucu satu-satunya dan kini mereka sudah beralih posisi untuk duduk di kursi tunggu yang ada di sekitar mereka.

"loh Lian mana? Ga ikut bang?" tanya Arya.

"tadinya dia mau ikut pa, Cuma tadi pas kita mau berangkat eh tiba-tiba dapet telpon dari clientnya..katanya sih ada hal penting yang mau mereka bicarain sama Lian, jadi tadi Lian titip pesen katanya maaf ga bisa ikut jemput mama papa..nanti ketemu dirumah aja katanya"

"sibuk banget ya anak itu padahal ini weekend loh, kamu ga limpahin semua pekerjaan kamu ke Lian kan bang?"

"ya enggak lah pah, kita udah punya tugas dan tanggung jawab masing-masing kok..kita juga sering back up kerjaan satu sama lain kalo salah satu diantara kita lagi kewalahan atau lagi ada urusan lain. Papa tenang aja" cerocos David sambil memamerkan deretan giginya dan menaik turunkan kedua alisnya.

"iya..iya papa percaya" jawab Arya sambil menepuk-nepuk bahu kanan David

"yauda yuk kita langsung pulang aja papa ngantuk pengen tidur" sambungnya.

David dan Arya berjalan menghampiri Bianca, Gabriel dan Nathalie yang entah sejak kapan sudah ikut nimbrung disitu.

"ekhem..ekhem.."

Mereka bertiga serempak menoleh ke arah sumber suara. Kedatangan David dan Arya memecahkan fokus mereka yang tengah asik melihat foto-foto Bianca dan Arya selama berada di Melbourne yang ada di ponsel Bianca.

"asik banget niih yang lagi pada lepas kangen sampe aku dilupain..jangankan dipeluk, ditanya aja engga... hiks hati mungilku tersentil"

"LEBAAAYYY' sorak Gabriel, Bianca dan Nathalie dengan serempak. Arya hanya memerhatikan berdiri disamping David sambil menggelengkan kepalanya dengan kedua tangannya yang dimasukan kedalam saku celananya.

"yeuu kompak banget nyorakinnya"

"lagian..drama mulu idupnya" jawab Bianca sambil berdiri lalu memeluk anak sulung kesayangannya.

"sehat kan bang?" ucap Bianca setelah melepas pelukan rindunya.

"puji tuhan abang selalu sehat maa karena ada Nathalie yang selalu bikin aku sehat kaya gini" jawab David sambil melemparkan tatapan menggoda ke arah istrinya yang sedang berdiri memerhatikannya dibelakang Bianca.

"hahaha kamu nih sempet-sepetnya bucin..ga malu apa udah punya Gabriel"

"dih ngapain malu, emang dia siapa" ucapnya sambil menunjuk kearah Gabriel yang sudah ada di gendongan opanya.

"aaak papi jahattt..iel kan anaknya papi" rengek Gabriel pada David

"dih enak aja, kamu kan anaknya ujang petot wleee" David menjulurkan lidahnya kearah Gabriel.

"mamiiii, papinya jahat bilang aku anaknya ujang petot huaaa" tangis Gabriel pecah digendongan Arya

"maaas kamu nih selalu deh bikin nangis iel" saut Nathalie mendelik kearah David sambil mengambil alih anaknya dari gendongan Arya.

Sampai Menutup MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang