Bagian Sebelas

265 19 2
                                    

Pukul 5.15 pagi Al sudah siap dengan pakaian kerjanya. Setelah membuka pintu kamarnya untuk keluar, dilihatnnya Ratih sedang siap-siap mengumpulkan barang bawaannya untuk berjualan nasi kuning dipasar dekat rumahnya. Alis Ratih berkerut saat melihat Al sudah rapih sepagi ini.

"Nak? Tumben jam segini udah rapih? Mau nyiapin bekal buat teman kamu lagi?"

"eh engga kok bu hehe kebetulan aja, tadi pas aku mau solat subuh eh pas ke kamar mandi ternyata aku mens jadi dari pada aku lanjut tidur, sekalian aja aku mandi terus siap-siap"

Ratih hanya menganggukan kepalanya tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun terhadap Al. sedangkan Al kini kepalanya sedang berisik memikirkan bagaimana cara ia memberi tahu Ratih bahwa atasannya akan datang ke rumah hanya untuk sarapan. "ah ngeribetin aja nih singa satu!" gerutunya dalam hati.

"heh! Masih subuh udah ngelamun aja..kenapa sih nak? Gak ada masalah kan di kerjaanmu?"

Al yang masih berdiri di ambang pintu kamarnya langsung terkesiap.

"engga kok bu hehe..gatau tadi tiba-tiba ngelamun aja"

"kamu nih ada-ada aja"

"em..buu"

"iya nak..hmm?"

"bo-boleh gak sisain nasi kuningnya 2 porsi?"

"hah? Gak salah kamu? Biasanya ibu sisain juga kamu selalu nolak..katanya bosen mendingan telor dadar aja pake nasi" sindirnya pada Al.

"hehehehe kali ini aku kangen nasi kuningnya ibuuu..boleh ya buu?"

"yaa tentu boleh lah nak..tapi kok 2 porsi? Yang satunya mau di bekal?"

"e-enggak bu..emmm"

"ngomong tuh yang jelas to nak"

"itu emm ada yang mau nyobain lagi nasi kuningnya ibu" ucap Al dengan suara yang semakin mengecil, Ratih yang melihat gelagat anaknya pun menjadi curiga dengan keanehan Al di pagi ini.

"lagi? Siapa? Naima?"

"i-itu..emm Pak Lian bu"

"Pak Lian? Yaampun naaak bilang dong dari tadi..kalo tau pak Lian mau nasi kuningnya ibu kan Udah ibu rantangin dari tadi..bentar yah ibu ambil dulu rantangnya, ibu kasih porsi spesial khusus untuk atasan mu"

"eh..eh buu..jangan pake rantang, dipiring aja bu"

"hahahaha kamu nih ngaco Al, ya mana bisa kamu bawanya ahh kamu nih aneh-aneh aja" Ratih pun segera menuju dapur untuk mengambil rantang. Al yang gelagapan dengan aksi ibunya langsung menyusul ibunya ke dapur

"bu..tapi aku ga bercanda..nasinya beneran di ke piringin aja, orang pak Lian mau makannya disini kok"

*praaang*

rantang yang baru saja diraih oleh Ratih dari lemari tiba-tiba terjatuh setelah mendengar penuturan dari anaknya. Al yang kaget mendengarnya pun menutup kedua telinganya menggunakan kedua tangannya dan merapatkan matanya dalam-dalam.

"makan disini? Atasan mu mau makan disini??"

Dengan perlahan Al membuka Kembali matanya lalu mengangguk samar sambil menggit bibir bawahnya. Ratih menatap Al dengan tatapan curiga.

"jawab jujur sama ibu nak, kamu ada hubungan apa sama atasan mu?"

"Kannn udah gue duga, ibu pasti curiga! Akh ini gara-gara Pak Lian siiih" ucap Al dalam hati.

"hey Al, ditanya kok malah diem!"

"e-enggak ada hubungan apa-apa kok bu, gak usah curiga gini lah buu"

Sampai Menutup MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang