02 | Sosok nyata

321 54 11
                                    

Dirasa sudah hampir seluruh barang nya ia packing, akhirnya rose bisa bernafas lega, kasur, lemari baju, serta mesin cuci juga kulkas kecil sudah lebih dulu ia angkat ke asrama baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dirasa sudah hampir seluruh barang nya ia packing, akhirnya rose bisa bernafas lega, kasur, lemari baju, serta mesin cuci juga kulkas kecil sudah lebih dulu ia angkat ke asrama baru. Kali ini rosé hanya perlu mem—packing barang-barang seperti baju, tas,sepatu juga beberapa pernak-pernik serta beberapa boneka kesayangannya turut sudah selesai ia masukan ke dalam kardus.

Bibir tipis menghela kan satu nafas pelan, merasakan tubuhnya yang sedikit lengket akibat lelehan keringat. Cairan yang keluar melalui pori-pori kulit tersebut kini sudah mulai mengering dan membuatnya merasa cukup tak nyaman.

Ia pun beranjak berdiri untuk mengangkat satu persatu kardus berisikan barang nya keluar dari asrama lama, dengan niat ingin segera selesai juga lekas membersihkan diri dilanjut dengan berisitirahat di atas ranjang empuknya untuk menghilangkan rasa lelah dirasakan.

Seperti itulah semua rencana yang sudah tersusun rapih dalam benaknya, namun baru satu kardus berhasil di keluarkan matanya menangkap suara beberapa orang yang menaiki tangga.

Rosé berdiri menunggu siapa gerangan yang datang? sebelum akhirnya empat orang pria dan dua perempuan muncul, mereka berenam berjalan lurus ke arahnya.

Rose memutuskan untuk kembali masuk dan mulai mengangkat kembali barang-barang nya.

"Apalagi yang harus kita bantu?" Tanya Joshua begitu memasuki ruangan rosé, pemuda itu segera mengambil alih kardus besar di tangan rosé.

"Udah ini yang terakhir" Tatapannya beralih pada Lisa yang ikut membawa kardus miliknya keluar "Lo sendiri udah selesai Lisa?"

"Udah dong, gue juga di bantu mereka, makanya gue ajak mereka kesini, biar cepet selesai" katanya

Rose mengangguk dan mengucapkan terimakasih, tak terasa tujuh kardus itupun selesai mereka angkat keluar, rose segera menutup pintu kemudian menguncinya.

Mereka bertujuh beriringan keluar, menuruni anak tangga membawa barang-barang rosé berjalan ke arah asrama baru, karena asrama barunya hanya terhalang dua gedung, mereka bertujuh memutuskan untuk jalan kaki saja.

"Kenapa berubah pikiran?" Tanya jaehyun begitu mereka berjalan bersampingan, rosé menoleh tersenyum

"Mau gimana lagi gaada pilihan lain kan? Lagian ada kalian ini jadinya gue sedikit tenang" Kekehnya. Jaehyun mengangguk setuju.

"Emang kenapa sih? Awalnya lu nolak? Padahal bagus kan asrama baru nya?" Tanya Mingyu.

Senyuman menghiasi wajah cantiknya walaupun perasaan cemas menyeruak di dalam hati nya masih ada, namun rose berusaha terlihat biasa saja.

"Gue gabiasa kalau ruangan baru, apalagi itu asrama baru selesai di bangun, plus otomatis penghuninya cuma kita-kita, gue takut"

Jeonghan tertawa hambar "Ngapain takut, kita berhadap-hadapan rose ruangannya walaupun Lo kebagian paling ujung"

(✓) ᴀꜱʀᴀᴍᴀ ᴋᴀᴍᴘᴜꜱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang