Entah di pertemuan kita yang ke berapa, saat itu aku coba beranikan diri, untuk tidak hanya sekedar menyapa kamu yang sedang seorang diri. Malam dengan setitik bintang dan cahya nya itu, menampakkan padaku lepas tawamu menghibur seorang seperti aku, yang bahkan bangun untuk bangkit dari lelap mimpi indah menghadapi kenyataan pahit pun tak mampu.
Lantunan nyanyian pengamen jalanan pun, turut serta menghiburku. Bersama dengan jagung bakar rasa pedas manis, malam itu kehadiranmu hentikan hatiku yang tengah menangis. Aku dan dia benar - benar telah berlalu, meski tak ku pungkiri sesaat dia kembali hadir, walau hanya sekedar lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Berlalu, Kamu Untukku
PoetryDia adalah khayalan yang berlalu, sampai akhirnya kamu datang membuat aku tak bisa berlalu darimu dan membuatmu selalu ada untukku