8. VEE

23 2 10
                                    

Nam kembali sadar. Laki-laki itu membuka mata. Namun, yang ia rasa matanya tertutup sebuah kain. Sehingga, ia tak bisa melihat apapun. Nam merasakan nyeri di bagian belakang kepalanya akibat pukulan benda tumpul yang membuatnya tak sadarkan diri.

Lalu, seseorang melepaskan kain hitam yang melekat pada kepalanya. Nam melihat Jin dan Jack yang juga terbangun. Ketiganya kini duduk di sebuah kursi dengan tangan terikat ke belakang. Lalu, mereka melihat seorang gadis muda dengan dress berwarna biru yang tak asing. Dia adalah orang yang bermain taruhan saat di Pasar waktu itu. Gadis itu duduk di kursi kayu dengan santai bersama kedua penjaga di samping kanan kirinya.

"Siapa kau?!" tanya Jin kesal sembari berusaha melepaskan ikatan pada tangannya, "kenapa kau lakukan ini pada kami?!"

Gadis itu tersenyum miring. "Seharusnya aku bertanya pada kalian. Bagaimana bisa kalian dengan berani mengaku-ngaku sebagai pangeran dan mengikuti kami, hah?!"

Jin membelalakkan matanya. "Me-mengaku? Wah ... gadis ini. Hei nona! Aku ini memang seorang pangeran! Aku juga sudah memberikan bukti nyata!"

"Iya benar, nona. Mereka berdua ini adalah seorang pangeran. Mereka saudara pangeran Vee," ucap Jack membenarkan.

Gadis itu menarik salah satu pedang milik penjaga dan mengarahkannya pada Jack. "Jika memang benar mereka berdua seorang pangeran, apa kau mau mengorbankan dirimu dan menunjukkan bukti padaku?"

"Apa?" Jack mengerutkan keningnya keheranan. Sedangkan sang gadis semakin kesal padanya. Perempuan itu semakin mendekatkan pedangnya ke arah leher Jack. "Banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai pangeran. Bahkan mereka membuat tanda bintang di dadanya untuk mengelabuhiku. Jika kalian juga termasuk salah satu seperti mereka. Aku tidak akan pernah melepaskan kalian!"

Gadis itu menatap Nam dan Jin. "Jika kalian berniat untuk menyakiti Pangeran Vee. Aku akan benar-benar membunuh kalian! Dengar itu!" ancamnya.

"Lora!"

Gadis bernama Lora itu menoleh. Melihat seorang wanita berusia empat puluh tahun yang datang menghampirinya.

"Mommy," sahut Lora. Lalu ia memberikan pedang itu ke arah penjaga dan menghampiri wanita itu.

"Hyung, itu adalah laksamana Zora," gumam Nam. Jin mengangguk membenarkan. Mereka berdua memang masih mengingat Zora.

Zora adalah penjaga pangeran Vee. Seorang wanita tangguh satu-satunya yang masuk ke dalam Hwarang inti. Hwarang adalah tim penegak keadilan pada masa kepemimpinan Raja Althair. Jika kalian lupa, Raja Althair adalah ayah dari ketujuh pangeran.

"Siapa yang kau tang---" Zora menatap ke arah Nam dan Jin. Netranya langsung membulat seketika mengetahui bahwa apa yang dilihatnya sekarang adalah saudara dari pangeran yang ia jaga. Zora menatap Lora tajam. "Lora, apa yang kau lakukan?! Lepaskan mereka sekarang!"

"Tapi, mommy ...."

"Sekarang, lepaskan mereka cepat!" tekan Zora marah.

"Penjaga! Lepaskan ikatan mereka!" titah Lora, lalu kedua suruhannya langsung menurut.

Lora masih tak mengerti, bahkan ketika Zora membungkukkan tubuhnya di depan Jin dan Nam. "Maafkan saya yang mulia, tolong hukum saya karena telah memperlakukanmu dengan buruk seperti ini," ucapnya, lalu bersujud.

The Seven Prince Of South Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang