5%
"Udah, biar Ibu aja. Kamu siap-siap ke sekolah, jangan sampai ada barang yang ketinggalan."
"Abbas udah siapin barang-barang yang mau dibawa ke sekolah dari semalam, Bu. Abbas juga udah mandi dari shubuh tadi, sekarang waktunya Abbas untuk bantuin Ibu."
Erlina tersenyum mendengar ucapan Abbas, cowok itu memang selalu perhatian. Belum sempat Erlina membalas ucapan Abbas, suara gaduh terdengar dari ruangan lain di rumah itu.
"Kamu lihat dulu itu kenapa, biar Ibu yang lanjutin," titah Erlina.
Abbas menurut, cowok itu menuju ke ruang tengah yang ukurannya cukup besar. Terlihat tujuh orang anak yang sedang bertengkar satu sama lain.
"Adik-adik, kalian kenapa?" Pertanyaan Abbas membuat kegaduhan itu berhenti. Seorang anak perempuan berusia delapan tahun mendekati Abbas, bibirnya bergetar dan matanya berkaca-kaca, siap untuk mengadu.
"Bang Abbas, buku tulis Ayu diambil sama Sarah," adu Ayu seraya menunjuk Sarah yang menatap Abbas.
"Sarah, apa itu benar?" tanya Abbas pada Sarah.
Sarah menggeleng dengan tegas. "Sarah nggak ambil bukunya Ayu, Sarah aja nggak tau buku yang hilang itu diletakkan di mana," jawab Sarah dengan raut wajah meyakinkan.
Abbas kembali menatap Ayu. "Ayu udah cari bukunya?" tanya Abbas dengan lembut.
Ayu mengangguk, pipinya sudah basah karena air mata. "Ayu udah cari, tapi nggak ketemu juga. Pasti Sarah yang ambil, soalnya Sarah nggak suka sama Ayu."
"Jangan sembarangan tuduh, ya! Memangnya apa gunanya aku ambil buku kamu? Sekelas juga enggak!"
"Huust! Sarah jangan teriak," tegur Abbas. "Ayu juga nggak boleh nuduh Sarah kayak gitu, memangnya Ayu punya bukti?"
Ayu menggeleng kemudian Abbas mengusap rambut Ayu yang panjangnya sampai menutupi leher gadis kecil itu.
"Kalau gitu, Ayu nggak boleh nuduh Sarah. Itu bisa jadi fitnah, dan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Abang pernah bilang, kan?"
Ayu menunduk sebelum mengangguk kecil.
"Tapi bukunya mau dikumpulkan hari ini, ada tugas yang dikasih Bu Guru," ucap Ayu setelah mengangkat kepalanya kembali.
Abbas menghembuskan napas perlahan, sepertinya dia harus ikut mencari buku Ayu yang hilang itu. "Ayu ke kamar dulu, coba cari bukunya lagi, mungkin terselip."
Ayu menuruti ucapan Abbas dan kembali ke kamarnya.
"Sarah juga masuk ke kamar, ya, siap-siap berangkat ke sekolah," kata Abbas pada Sarah yang masih diam di tempatnya tadi. "Dasi sama ikat pinggangnya jangan lupa dipakai, ya," lanjut Abbas karena tidak mendapati dua atribut itu di seragam merah putih yang dikenakan adiknya.
"Iya, Abang."
Setelah Sarah masuk ke dalam kamarnya, Abbas menatap lima adik laki-lakinya yang masih diam.
"Kalau kalian, kenapa bertengkar?" tanya Abbas.
"Baju selagam Leo ilang, Bang. Ndak tau ke mana, Leo tanya sama Abang yang lain, meleka malah-malah ke Leo."
Leo itu adiknya yang masih paud, umurnya belum genap empat tahun.
"Sebelum tidur, Leo nggak liat seragamnya?" tanya Abbas, seingatnya tadi malam dia sudah mengingatkan semua adiknya untuk memeriksa seragam yang akan digunakan hari ini, jika terjadi sesuatu dengan seragam mereka maka bisa langsung diperbaiki malam hari, bukan di saat mepet seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOADING
Teen FictionSetiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Start: 15 Agustus 2024 Finish:?