9%

0 1 0
                                    

9%

Renang gaya dada adalah salah satu gaya renang yang disukai Alvan, dia menggerakkan tangan dan kakinya dengan perlahan, menikmati sentuhan antara tubuhnya dengan air.

Berenang membuat Alvan merasa segar dan tenang.

Sudah tiga kali Alvan bolak balik berenang menggunakan gaya dada, cowok itu berhenti berenang dan berdiri di tepi kolam renang.

Suara tepuk tangan membuat Alvan yang sedang melepaskan kaca mata renangnya menoleh ke arah sumber suara.

"Alvan hebat! Selalu hebat!"

Pujian itu membuat Alvan tersenyum senang.

"Kamu ke sini sama siapa?" tanya Alvan pada cewek yang kini duduk di tepi kolam renang dengan kedua kakinya menjuntai ke dalam air.

"Sama supir, sekarang supirnya lagi nunggu di depan gerbang sekolah."

"Kenapa nggak bilang kalau mau ke sini? Kan bisa aku jemput."

"Aku mau ngasih surprise, dong."

***

Alvan. Nama lengkapnya Alvan Abqary. Atlet renang yang telah berhasil memenangkan beberapa kejuaraan. Cowok itu juga mantan ketua OSIS di SMP dan kini menjadi ketua OSIS di SMA.

***

"Nggak apa-apa kalau ragu tiga soal, tapi soal yang lain kamu yakin dengan jawabannya."

"Kalau misalkan lawan aku yakin dengan jawaban di semua soal, aku pasti nggak bisa dapat juara pertama."

Alvan tersenyum tipis mendengar ucapan tersebut. Selalu ingin menjadi yang pertama.

"Nggak dapat juara pertama juga nggak apa-apa, yang penting kamu udah berusaha. Kita nggak bisa selalu jadi yang pertama, kan? Tapi kita selalu bisa jadi yang terbaik untuk diri kita sendiri dan orang-orang yang kita sayang."

"Tapi aku mau—"

"Kaluna!"

Kalimat Kaluna terpotong karena panggilan Aezar, cowok itu datang dengan raut wajah yang terlihat emosi. Wajahnya memerah dan napasnya terengah-engah, seperti baru selesai berlari.

Kaluna yang tadinya duduk langsung berdiri. "Iya, Bang, kenapa?"

"Lo ngapain ke sini?" tanya Aezar yang jelas sekali nada tidak suka dari suaranya.

"Luna mau temuin Bang Alvan," jawab Kaluna.

"Kalau lo mau ketemu sama dia, kan bisa di luar sekolah. Lo temui dia di sekolah, bikin gue repot!" semprot Aezar.

Kaluna menatap Aezar dengan pandangan bingung, sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh Aezar.

"Maksud Abang apa?" tanya Kaluna dengan suara pelan.

Langsung terdengar dengusan kesal dari Aezar mendengar pertanyaan adiknya. "Mama nyuruh gue untuk mastiin kalau lo nggak kenapa-napa, gue juga disuruh nunggu lo dan mastiin lo pulang dengan aman."

Kaluna menunduk mendengar jawaban Aezra yang menggunakan nada tinggi, seolah sedang memarahinya.

"Luna nggak tau kalau mama minta Abang untuk nungguin Luna. Maaf, Bang."

"Maaf lo nggak ada gunanya," desis Aezar. "Gue udah mau pulang, sekarang lo juga pulang, gue malas nungguin lo di sini. Gue capek."

Kaluna menggeleng pelan. "Tapi Luna masih mau ngobrol sama Bang Alvan, belum mau pulang, Bang. Abang aja yang pulang duluan, lagipula kan Luna sama supir, pasti aman."

LOADINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang