Happy reading 🌻🐻
.
.
.
.
.
Seperti yang telah Heksa rencanakan, sekarang ia tengah berdiri di depan sang daddy dengan kedua kakaknya di kiri dan kanannyaSedari tadi, Heksa menatap bosan ke arah daddy nya yang tak berhenti memberi petuah, karena ini adalah pertama kalinya Heksa keluar dari istana, biasanya ia hanya akan bermain di sekitar istana dan tak pernah menginjakkan kakinya keluar dari gerbang tinggi itu
"Ingat apa kata daddy, jangan membeli makanan yang tidak sehat dan berhati-hati dengan sekitar, baby tidak mau di culikkan? Jadi, jangan jauh-jauh dari kedua ka──" ucapannya terpotong oleh si anak kedua
"Sudah lah dad, aku sudah bosan mendengar ucapan yang terus kau ulang-ulang dari dua puluh menit yang lalu" Hendri menatap malas ke arah sang daddy yang tidak berhenti mengoceh dari tadi
Jonathan menatap tajam ke arah Hendri lalu kembali memeluk bayi kesayangannya itu
"Daddy pasti akan merindukan baby" Shan dan Hendri menatap sang daddy dengan datar ketika melihat drama di depan mereka
Heksa hanya mengangguk sambil membalas pelukan sang daddy
Setelah melihat drama daddy nya itu, akhirnya mereka berangkat dengan kereta kuda yang senantiasa menunggu tuannya untuk naik ke dalam keretanya
Heksa membuka jendela kereta itu saat mereka sudah keluar dari gerbang kerajaan Fredrick
Menatap jalan yang di hiasi lampu serta rumah rumah rakyat, ia menatap kagum dunia tempatnya tinggal sekarang
'ini indah banget, walaupun malam tapi gak ngurangin indahnya pemandangan' batinnya sambil tersenyum yang membuat kedua kakaknya ikut tersenyum
Shan mengelus rambut Heksa, membuat Heksa menatap ke arah sang kakak
"Senang?" Tanya Shan sambil tersenyum yang di balas anggukan semangat oleh Heksa
"Humm sangat senang" Heksa menjawab dengan senyum manisnya
Hendri mencium pipi sebelah kiri Heksa dengan gemas. Karena posisinya yang duduk di sebelah Heksa, sedangkan Shankara duduk di depan Heksa
Tak terasa perjalanan yang menempuh sekitar setengah jam itu pun akhirnya sampai di tempat tujuan
Ketika kereta kuda mereka berhenti, sontak semua mata yang berada di festival itu tertuju ke arah tempat berhentinya kereta dan dengan serentak mereka memberi hormat karena tahu bahwa itu kereta kuda milik kerajaan
Shan turun lebih dulu di ikuti Hendri lalu giliran Heksa yang turun
Saat Heksa turun semua mata memandangnya tanpa berkedip, karena ini pertama kalinya mereka melihat Heksa. Tapi mereka tahu bahwa itu adalah bungsu yang selalu di jaga oleh keluarga Fredrick
"Sangat cantik, apakah dia berlian keluarga kerajaan?"
"Dia kah anak bungsu raja Fredrick? Sangat cantik"
"Apakah ia telah menggelar pesta kedewasaan? Jika belum sepertinya ia akan di incar oleh keluarga kerajaan yang memiliki anak dominan"
"Sangat cantik seperti mendiang ratu"
Kira-kira begitu lah bisik-bisik yang terdengar oleh Heksa dan kakak-kakaknya
Namun mereka memilih abai, apalagi Heksa yang matanya malah tertuju ke arah cotton candy, ia segera berlari ke arah penjual yang membuat semua mata terbelalak karena terkejut dengan tingkah bar-bar Heksa
"Jangan berlari, baby" Hendri memperingati yang langsung membuat Heksa kembali berjalan dan menuju sang penjual
"Paman, tolong berikan aku satu" ujarnya yang membuat semua orang terdiam saat suara merdu itu terdengar
Penjual itu mengangguk dengan cepat setelah mendapat tatapan tajam dari Shan dan Hendri
"I-ini yang mulia pa-pangeran mu-da" penjual itu menyerahkan permen kapas itu dengan tangan yang bergetar karena gugup sekaligus takut (dengan kedua kakak Heksa)
Heksa menerima nya dengan senyum lalu menyerahkan koin perak "terimakasih paman" ujarnya yang membuat penjual itu dengan cepat mengatakan 'sama-sama pangeran muda' beberapa kali, membuat Heksa menatap heran ke arahnya
Shan dengan cepat menarik tangan sang adik dan mereka lanjut membeli apapun yang di inginkan Heksa, tentu saja dengan membayar. Karena walaupun mereka adalah keluarga kerajaan, tapi mereka harus tetap membayar demi menghormati orang yang kastanya jauh lebih rendah dari mereka (bukan dalam maksud menghina tetapi menghargai apa yang mereka jual)
.
.
.
.
.Sekarang Heksa tengah berada di dalam kamarnya dengan banyak jenis makanan, ia tak sendiri di dalam kamarnya karena ia mengundang Ema dan Jefri juga
"Ini untuk kak Ema yang cantik, dan ini untuk kak Jefri" setelah membagikan makanan untuk kedua pengikut setianya itu, Heksa mengambil jatahnya dan memakannya dengan riang
"Tuan kecil, bukan kah ini terlalu berlebihan?" Jefri berkata yang di angguki oleh Ema, karena bagaimana pun ini adalah makanan tuan kecil mereka
Heksa menggelengkan kepalanya "no, itu memang Heksa belikan untuk tuan pengawal dan kak Ema" jawabnya sambil memakan coklat yang berwarna keemasan itu
Ema dan Jefri menghela nafas lalu mengucapkan terimakasih dan membawanya keluar dari kamar tuan kecil
Niat mereka untuk berbagi dengan pelayan serta penjaga lainnya, karena demi apapun makanan yang tuan kecilnya itu beri sangatlah banyak
"Huhhh jadi gak sabar deh nunggu pesta kedewasaan" gumamnya sambil menggerak-gerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan sesekali tertawa
.
.
.
.
."Kau tahu, putra bungsu raja Jonathan? Aku melihatnya dan wajahnya sangat lah cantik, kau sangat rugi menolak ajakan ku untuk pergi ke festival makanan itu" Dengan wajah yang terlihat menyebalkan, lelaki itu memamerkan kepada saudaranya bahwa ia sangat beruntung
"Jika kau sudah melihatnya, maka aku juga akan melihatnya" ujarnya tak kalah menyebalkan
TBC
Siapa ya kira-kira..?
828 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
Bungsu Fredrick
Lãng mạnHeksa Rahardja seorang mahasiswa tingkat akhir yang bertransmigrasi ke tubuh bungsu dari keluarga Fredrick Cerita bxb Gak suka? Skip Always haechan Bunda Lee Haechan Ranking of hashtags 🥈# 2-haechanlee 27/09/24 🥇# 1-haechanlee 3/10/24 🥉# 3-jaehy...