10

644 83 1
                                    


.
.
.
.
.
.

Happy reading 🌻🐻

Bungsu Fredrick

"Lihatin apa? Serius sekali," ucap Jendral membuat Jemian kaget.

"Heksa dan putra mahkota Alderweireld," jawabnya, membuat Jendral ikut menatap ke arah jendela yang mengarah ke taman.

"Mereka punya hubungan apa?" Tanya Jendral heran, namun hanya keheningan yang ia dapatkan.

"Kok kayak akrab ya." Ucapnya sekali lagi.

Jemian menghela nafasnya lalu berjalan menuju kasur tempatnya, btw walaupun mereka berdua sekamar tapi kasurnya ada dua, jadi mereka gak sekasur ya.

Jendral masih berdiri menatap tajam ke arah Mahendra yang tersenyum menatap bocil kesayangannya.

"Sialan" gumamnya, lalu berjalan ke kasurnya sendiri.

.
.
.
.
.
.

"Kamu mikirin apa?" Tanya Mahendra.

Heksa menggeleng kecil lalu menoleh menatap Mahendra.

"Kak Mahen gak ngantuk?" Tanya nya pelan, Mahendra tertawa lalu mengusak rambut Heksa gemas.

"Kamu ngusir kakak?" Tanya Mahendra berniat lbercanda.

Heksa menggeleng dengan panik, "e-enggak kok kak, Heksa gak ngusir." Ucapnya dengan panik.

Mahendra kembali tertawa, "haha.. kakak ngerti kok, yaudah kakak duluan ya." Heksa mengangguk lalu Mahendra berjalan menjauh dari area taman.

"Si Heksa gak berniat ngasih gue ingatan gitu."

.
.
.
.
.
.

Bungsu Fredrick

"Selamat pagi Kak Ema," Sapa nya dengan senyuman manis.

"Selamat pagi juga tuan kecil," jawabnya.

Ema menyiapkan pakaian yang akan Heksa pakai, sedangkan sang empu berjalan ke kamar mandi untuk mandi.

Sekitar sepuluh menit kemudian Heksa keluar dari kamar mandi dengan handuk sepaha nya.

Ia memakai pakaian yang sudah Ema siapkan sebelum pergi ke dapur menyiapkan sarapan pagi.

Setelah selesai memakai pakaian, Heksa berjalan keluar dari kamarnya.

Ia berjalan dengan sesekali bersenandung, menyanyikan lagu yang ia sukai dulu.

"Selamat pagi bocah," bisikan di telinganya membuat Heksa menoleh ke belakang.

Ketika ia menoleh hampir saja hidungnya dan hidung Jendral bersentuhan karena posisi Jendral yang tepat di sebelah telinganya.

Karena terkejut Heksa menjauhkan wajahnya, dan dengan gugup menjawab, "a-ah selamat pagi juga, pa-pangeran Jendral."

Jendral tersenyum sebentar sebelum menarik pinggang Heksa, hingga tubuhnya dengan Heksa menempel. Hal itu membuat Heksa semakin terkejut sekaligus panik.

"A-apa yang a-anda lakukan.." ucapnya dengan panik mencoba mendorong tubuh Jendral dari tubuhnya.

Namun karena perbedaan kekuatan membuat Jendral sama sekali tak bergerak, Heksa makin panik takut ada yang lihat posisi mereka yang tampak ambigu.

"Apa hubungan mu dengan Mahendra?" Tanya Jendral dengan berbisik di telinga Heksa, sesekali juga ia kecup telinga itu membuat Heksa sedikit geli.

"Eungg..bi-bisa menjauh sedikit?" Ucap Heksa menahan geli.

Bungsu Fredrick Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang