Bab 1

119 13 0
                                    

Ramielle Kim duduk di ruang tunggu sebelum debut panggungnya yang pertama. Kursinya di pojok ruangan, jauh dari idol-idol lain yang asyik bercanda sambil merapikan rambut atau memperbaiki makeup mereka. Ramielle lebih memilih untuk menutup diri di balik headphone-nya, mendengarkan lagu-lagu jazz yang bahkan tidak ada hubungannya sama sekali dengan konsep panggung yang akan ia bawa sebentar lagi.

Matanya tertuju ke ponsel yang ada di genggaman. Berita debutnya sudah menghiasi portal-portal Kpop sejak pagi. Komentar netizen? Mayoritas positif. "Vokalnya gila, hampir nggak percaya dia baru debut!"; "Anaknya bisa nyanyi beneran, akhirnya ada idol yang ngasih kualitas vokal lagi setelah sekian lama." Itu beberapa komentar yang memenuhi linimasa, yang bikin dia cengengesan.

"Ramielle! Kamu panggung berikutnya!" seorang staf memanggilnya dengan nada cemas. Tapi dia? Santai banget. Dia berdiri, melepas headphone, lalu melangkah menuju backstage dengan ekspresi datar tanpa ada tanda-tanda gugup. Ini debut, katanya dalam hati, tapi dia merasa seolah dia sudah ada di sini bertahun-tahun.

Beberapa bulan sebelumnya, ketika namanya diumumkan sebagai soloist generasi kelima Kpop, publik langsung dibuat penasaran. Siapa Ramielle Kim ini? Orang awam belum banyak tahu soal dia, karena dia bukan trainee yang berasal dari agensi-agensi besar yang biasa menghasilkan grup-grup idol terkenal. Ramielle tumbuh dari jalur yang berbeda. Dia adalah seorang penyanyi busking, dulu sering tampil di Hongdae, di jalanan yang dipenuhi para penonton kasual, dengan suara yang bikin orang berhenti dan benar-benar mendengarkan.

Suara Ramielle beda dari yang lain. Kalau idol generasi baru kebanyakan mengandalkan visual dan dance, Ramielle datang dengan senjata yang berbeda: vokal kuat, yang bisa menyentuh not tinggi tanpa kelihatan memaksakan diri. Bahkan, banyak yang membandingkan dia dengan penyanyi-penyanyi western, yang biasanya punya standar vokal yang jauh lebih tinggi dibandingkan idol Kpop.

Waktu video audisinya bocor, yang mana dia menyanyikan lagu ballad dengan penuh emosi, publik langsung histeris. Video itu viral dalam semalam, dan Ramielle tiba-tiba menjadi sosok yang paling dibicarakan di forum-forum online. "Idol ini nyanyi ballad kayak diva," tulis salah satu komentar yang mendapat ribuan likes. Dan sejak saat itu, ekspektasi terhadap debutnya meningkat tajam.

Agensinya sendiri, FOCUS Entertainment, adalah agensi menengah yang belum pernah menghasilkan idol besar. Tapi, kali ini, mereka yakin dengan Ramielle. "Dia ini bakat alami," kata CEO FOCUS saat wawancara menjelang debut Ramielle. "Kita belum lihat yang seperti dia selama beberapa tahun terakhir. Ramielle bukan cuma penyanyi, dia seorang artis."

Tentu saja, pujian itu nggak cuma dari agensinya. Bahkan sebelum debut resminya, beberapa senior di industri mulai memperhatikan Ramielle, terutama karena desas-desus soal kemampuan vokalnya yang luar biasa.

Saat lampu-lampu panggung mulai meredup, Ramielle berjalan menuju tengah panggung. Kamera sudah siap, penonton sudah menunggu, tapi Ramielle? Dia masih terlihat setenang batu. Debut ini mungkin buat orang lain momen yang menegangkan, tapi buat Ramielle, ini hanya kesempatan untuk menunjukkan apa yang sudah dia kuasai bertahun-tahun. Di balik sikap santainya, Ramielle tahu betul ini adalah arena yang dia harus kuasai.

Lagu pertamanya berjudul Outsider, sebuah lagu yang menggambarkan betapa dirinya tidak pernah merasa cocok di dunia idol yang serba palsu. Liriknya penuh dengan sindiran tentang popularitas, bagaimana semua orang hanya peduli pada penampilan luar, dan bagaimana Ramielle tidak ingin menjadi bagian dari permainan itu. Penonton yang sudah mengikuti bocoran tentang lagu ini langsung terkesima saat dia mulai menyanyi. Tanpa gimmick berlebihan, tanpa tarian rumit, hanya vokal kuat dan penghayatan yang luar biasa.

Begitu lagu selesai, keheningan beberapa detik melingkupi studio, sebelum akhirnya gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan. Ramielle mengangkat mikrofon ke bibirnya dan, dengan senyum tipis yang lebih terlihat sarkastik daripada ramah, berkata, "Terima kasih, kalau kalian suka, beli albumnya ya." Penonton tertawa mendengar sarkasmenya, sementara di belakang panggung beberapa idol lain mulai saling pandang, menahan cemoohan.

Ramielle turun panggung dengan langkah yang ringan, merasa puas. Debutnya sukses besar. Di dunia Kpop yang penuh aturan tak tertulis, Ramielle tidak bermain sesuai aturan. Dan dia menikmati itu.

Dalam hitungan jam, nama Ramielle Kim sudah memenuhi trending topic. Debutnya di panggung pertama langsung mencuri perhatian media dan netizen. Forum-forum Kpop ramai dengan diskusi soal vokalnya, sikap santainya, dan betapa berbedanya dia dari idol generasi keempat dan kelima.

Ramielle punya sedikit sekutu di industri ini. Ada Hyejin, satu-satunya teman sesama idol yang benar-benar mengerti cara kerja Ramielle. Hyejin, yang dulu pernah berada di grup girlband sebelum bubar karena masalah internal, adalah orang yang pertama kali memberi tahu Ramielle tentang kelicikan di industri Kpop.

"Kamu tahu nggak, senioritas di sini tuh bukan soal kemampuan. Itu cuma excuse buat mereka yang udah lama di sini buat nginjak yang baru," kata Hyejin sambil menyeruput bubble tea-nya.

Ramielle hanya mengangguk sambil memainkan sedotan di gelasnya. "Ya, mereka boleh pikir mereka bisa kontrol gue. Tapi gue udah siap buat apapun yang mereka rencanain."

Hyejin tersenyum miring, tahu betul apa yang ada di pikiran Ramielle. "Kamu itu tipe yang mereka nggak bisa kendaliin. Dan itu yang bikin mereka takut."

Ramielle tahu betul bahwa di dunia Kpop, yang paling kuat bukanlah mereka yang paling populer, melainkan mereka yang paling pintar dalam bertahan hidup. Dan dia berencana untuk menjadi ratu dari permainan ini, dengan segala cara.

🦋 To be continued 🦋

Villain in VogueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang