PROLOG

11 6 4
                                    

Annyeong chingudeull aku kembali membawa cerita baru semoga kalian suka yaa(^з^)-☆
.
.
.
.

Annyeong chingudeull aku kembali membawa cerita baru semoga kalian suka yaa(^з^)-☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTE: CERITA INI MURNI DARI IDE SENDIRI DAN TIDAK ADA UNSUR COPYPASTE!!!

🌧🌧🌧🌧

Langit senja yang biasanya indah dan penuh warna sore itu berubah kelabu, seolah merasakan kepedihan yang perlahan menyelimuti hati dua insan muda yang tengah berhadapan. Di sudut taman kota, di bawah pohon besar yang rindang, Vindra dan Varsha berdiri berjarak, seperti ada dinding tak kasat mata yang menghalangi mereka. Hujan yang mulai turun perlahan membasahi tanah dan tubuh mereka, tapi tak satu pun dari keduanya bergerak. Suara gemericik air yang jatuh dari langit menjadi saksi bisu atas rasa yang dulu pernah begitu kuat, namun kini perlahan pudar bersama waktu.

Varsha masih ingat betul bagaimana pertemuan pertama mereka terjadi di tempat ini. Vindra, dengan senyum hangat dan tatapan mata yang selalu membuat jantungnya berdebar lebih cepat, menjadi sosok yang tak pernah ia sangka akan begitu mengisi hari-harinya. Setiap langkah yang mereka lewati bersama terasa ringan, setiap tawa dan percakapan yang mereka bagi terasa tulus. Di mata Varsha, Vindra adalah segalanya. Sosok yang ia bayangkan akan selalu ada di sampingnya, menemani hingga mimpi-mimpi mereka menjadi kenyataan. Tapi hidup tidak selalu sejalan dengan harapan.

Perlahan, waktu mengubah segalanya. Apa yang dulu terasa indah kini mulai memudar. Vindra yang dulu penuh perhatian, kini seringkali hadir hanya sebagai bayangan. Pertengkaran kecil yang awalnya dianggap angin lalu, berubah menjadi jurang yang semakin dalam. Bukan karena salah satu dari mereka berhenti mencintai, tetapi karena dunia di sekitar mereka tak pernah memberi ruang yang cukup untuk perasaan itu tetap hidup. Tekanan dari keluarga, sekolah, dan harapan masa depan yang berbeda membuat cinta yang mereka bangun terasa rapuh.

Dan sekarang, di bawah hujan ini, mereka berdiri di persimpangan. Varsha bisa merasakan dadanya sesak, bukan karena air yang mengalir membasahi tubuhnya, tetapi karena kepastian yang menyakitkan-bahwa ini adalah perpisahan. Ia tak pernah membayangkan bahwa perjalanan cintanya dengan Vindra akan berakhir di sini, di tempat yang penuh kenangan, di bawah langit yang sama-sama pernah mereka kagumi.

Vindra membuka mulutnya, mencoba berbicara, tapi kata-kata seperti tersangkut di tenggorokannya. Tatapan matanya seolah berkata lebih dari yang bisa diungkapkan dengan lisan. Varsha tahu, meskipun tak ada yang diucapkan, bahwa cinta mereka tak lagi sama. Mungkin, cinta itu masih ada, tapi jalan yang mereka pilih sudah berbeda. Dan itulah yang paling menyakitkan-cinta yang masih tumbuh, tapi tak bisa lagi diperjuangkan.

Hujan semakin deras, seakan menyembunyikan air mata yang jatuh di pipi Varsha. Dengan berat hati, ia melangkah mundur, mencoba menerima kenyataan bahwa ini adalah akhir. Vindra hanya bisa berdiri mematung, tak mampu menahan kepergian gadis yang selama ini ia cintai.

Di bawah derasnya hujan, dua hati yang pernah saling menyatu kini terpisah. Dan kenangan, yang pernah begitu indah, perlahan menjadi bayangan masa lalu yang tak akan pernah bisa mereka kembalikan.

 Dan kenangan, yang pernah begitu indah, perlahan menjadi bayangan masa lalu yang tak akan pernah bisa mereka kembalikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☔️☔️☔️☔️☔️☔️

.


.
.
.


Jangan lupa vote and comment sebanyak-banyaknya ya karena untuk membuka part selanjutnya diperlukan vote and comment dari kalian terimakaciii....


See u guyss semoga kalian suka dengan ceritaku kali ini (*≧з≦)

~ Author ♡ ~

Kenangan Terakhir di Bawah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang