Jejak Hujan yang Tertinggal

5 3 6
                                    

Annyeong chingudeull aku kembali membawa cerita baru semoga kalian suka yaa(^з^)-☆
.
.
.
.

Annyeong chingudeull aku kembali membawa cerita baru semoga kalian suka yaa(^з^)-☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NOTE: CERITA INI MURNI DARI IDE SENDIRI DAN TIDAK ADA UNSUR COPYPASTE!!!

🌧🌧🌧🌧

Sudah seminggu berlalu sejak pertemuan Varsha dan Aryendra di bawah payung yang sama. Meski hanya berlangsung singkat, momen itu terus membekas dalam ingatan Varsha. Setiap kali hujan turun, pikirannya selalu kembali pada sore itu, pada sosok Aryendra yang tenang di sampingnya, dan perasaan hangat yang tak bisa ia jelaskan.

Varsha duduk di kursi paling belakang di kelas, menatap jendela yang basah oleh tetesan hujan. Teman-temannya sibuk bercanda, membicarakan hal-hal yang menurut Varsha sudah tidak terlalu penting untuk didengarkan. Sejak hari itu, rasanya ada yang berubah dalam dirinya. Ia lebih sering melamun, terjebak dalam pikirannya sendiri, seolah sedang menanti sesuatu yang tak pasti.

"Arshaa!" suara keras dari depan kelas membuyarkan lamunannya. Aurel, sahabatnya, berdiri dengan tangan melambai di udara. "Kamu melamun lagi, ya? Udah seminggu ini kamu kayak orang yang hilang arah."

Varsha tersenyum tipis, mencoba menutupi kegelisahannya. "Enggak, kok. Aku cuma lagi mikir."

"Mikirin apa? Ada yang bisa bikin kamu segalau ini?" goda Aurellia sambil mendekati meja Varsha.

Varsha hanya mengangkat bahu. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaannya. Bagaimana mungkin seseorang yang baru ia temui bisa begitu memengaruhi pikirannya? Ia sendiri tidak mengerti. Namun setiap kali hujan turun, ia selalu berharap ada pertemuan lain dengan Aryendra, meski mungkin itu hanya harapan kosong.

Setelah kelas selesai, Varsha memutuskan untuk pulang lebih cepat. Langit di luar masih mendung, menandakan hujan mungkin akan kembali turun. Ia berjalan pelan menyusuri lorong sekolah yang sepi, menghindari teman-temannya yang masih sibuk berkerumun di halaman. Ketika ia mencapai gerbang, suara seseorang dari belakang mengejutkannya.

"Varsha?"

gambar diatas hanyalah ilustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gambar diatas hanyalah ilustrasi.

Varsha menoleh, dan betapa terkejutnya ia melihat Aryendra berdiri di sana. Kali ini tanpa payung, tanpa hujan, tapi dengan ekspresi yang sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Tenang, namun ada sesuatu yang dalam di balik tatapannya.

"Aryendra?" Varsha nyaris tak percaya. "Ngapain kamu di sini?"

Aryendra tersenyum tipis, lalu berjalan mendekat. "Aku sering lewat sini. Ternyata sekolahmu nggak jauh dari rumahku."

Varsha merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Ia tidak menyangka akan bertemu Aryendra lagi, apalagi di tempat yang tak terduga seperti ini. "Oh, jadi kita tetangga?"

"Bisa dibilang begitu," jawab Aryendra sambil tertawa kecil. "Kamu sendiri mau pulang?"

Varsha mengangguk. "Iya, hujan bakal turun lagi kayaknya. Kamu?"

Aryendra menatap langit sejenak, lalu menoleh kembali ke arah Varsha. "Sama. Tapi kalau hujan turun lagi, mungkin kita harus berbagi payung lagi?"

Varsha tertawa pelan, ingat akan pertemuan pertama mereka. "Sepertinya iya, kalau kita bawa payung. Tapi kali ini aku nggak bawa."

"Kalau gitu, aku antar kamu pulang," kata Aryendra dengan nada ringan, namun ada ketulusan dalam ucapannya yang membuat Varsha tak bisa menolak. Tanpa pikir panjang, mereka mulai berjalan berdampingan, meninggalkan sekolah di bawah langit yang mendung.

Sepanjang perjalanan, mereka mulai berbincang. Meski topiknya ringan-tentang sekolah, tentang hobi, tentang hal-hal kecil yang biasa dibicarakan remaja-ada kenyamanan yang tumbuh di antara mereka. Setiap kata yang mereka tukar seolah menambah lapisan baru dalam hubungan yang belum mereka pahami sepenuhnya.

Varsha semakin mengenal Aryendra, anak laki-laki pendiam yang ternyata sangat suka membaca dan sering menghabiskan waktu di perpustakaan. Sedangkan Aryendra mulai memahami bahwa di balik sikap ceria Varsha, ada keraguan dan kekhawatiran yang jarang ia tunjukkan pada orang lain.

Saat mereka hampir sampai di rumah Varsha, hujan mulai turun lagi. Namun kali ini, tidak ada payung untuk mereka bagi. Keduanya berhenti sejenak di pinggir jalan, membiarkan tetesan hujan perlahan membasahi rambut dan pakaian mereka.

"Kita basah lagi," kata Varsha sambil tertawa kecil, meski tubuhnya mulai kedinginan.

Aryendra hanya tersenyum, matanya menatap lurus ke arah hujan yang turun semakin deras. "Mungkin hujan memang suka bikin kita bertemu di waktu yang nggak terduga."

Varsha terdiam, merasakan perasaan aneh yang tiba-tiba memenuhi hatinya. Aryendra benar. Hujan telah menjadi penghubung di antara mereka, meski ia belum tahu ke mana arah cerita ini akan berlanjut. Namun, di saat itu, di bawah hujan yang kembali mengguyur, Varsha merasa sesuatu yang tak terjelaskan sedang terbentuk-sebuah jejak yang ditinggalkan oleh setiap tetesan hujan yang pernah jatuh di antara mereka.

 Namun, di saat itu, di bawah hujan yang kembali mengguyur, Varsha merasa sesuatu yang tak terjelaskan sedang terbentuk-sebuah jejak yang ditinggalkan oleh setiap tetesan hujan yang pernah jatuh di antara mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gambar diatas hanyalah ilustrasi.

Dan meski ia belum tahu bagaimana akhirnya, Varsha tahu bahwa jejak hujan ini akan selalu mengingatkannya pada Aryendra.

Dan meski ia belum tahu bagaimana akhirnya, Varsha tahu bahwa jejak hujan ini akan selalu mengingatkannya pada Aryendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☔️☔️☔️☔️☔️☔️

.
.
.
.

Jangan lupa vote and comment sebanyak-banyaknya ya karena untuk membuka part selanjutnya diperlukan vote and comment dari kalian terimakaciii...

See u guyss semoga kalian suka dengan ceritaku kali ini (*≧з≦)

~ Author ♡ ~

Kenangan Terakhir di Bawah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang