Komen kalian sebelumnya membakar Semangat ku 🔥 🔥 🔥Happy Reading ✨ 💛
••••••
Ansel berjalan di lorong koridor hendak memasuki lift, tetapi langkahnya terhenti ketika sebuah tangan merangkul bahunya.
Bola matanya memutar malas, melihat siapa yang ada di sampingnya. Januar menyeringai, menatap Ansel yang seolah tidak khawatir akan keadaannya saat ini.
"One month, Ansel," bisik Januar membuat Ansel berdecih.
"I am not afraid," balas Ansel tersenyum miring.
Januar melepas rangkulannya, bertepuk tangan— mengapresiasi Ansel yang sangat berani.
"Let's play, Ansel." Januar menepuk pipi Ansel dua kali, dan meng-kode keempat temannya untuk membawa Ansel, lalu dirinya lebih dulu berjalan di depan.
Saat Bima dan Oka hendak memegang lengan Ansel, pemuda itu menepisnya, "Don't touch me," sinis Ansel berjalan lebih dulu.
Menatap dingin pintu gudang yang sangat sering ia lihat, bersedekap dada tidak takut seolah tidak akan ada yang terjadi.
Tubuhnya di dorong begitu saja, masuk ke dalam gudang yang terlihat rapi. Untuk ke dua kalinya ia masuk ke gudang ini, dan mungkin untuk sebulan ke depannya.
"Sebelum beraktifitas, let's take vitamins." Sudut bibir Januar terangkat, membentuk seringaian di wajahnya.
Xavier dan Vero menahan dua lengan Ansel, sontak membuat sang empunya memberontak.
"Jangan berontak, Ansel," peringat Januar menatap Ansel tajam.
"Bastard," umpat Ansel menatap Januar penuh amarah.
"Lo mengumpat? Lagi berada di situasi ini, lo masih sempet mengumpat?" Januar sangat marah dengan Ansel, dari awal pemuda itu terlihat angkuh seolah tidak takut dengan apapun, dan sekarang Ansel mencoba berontak.
"I told you, I'm not afraid, dumbass."
Januar mengepalkan kedua tangannya, tatapan berani Ansel membuatnya ingin menghabisi pemuda itu detik ini juga.
Bugh!
Satu pukulan Januar layangkan pada perut Ansel, membuat sang empunya sedikit membungkuk kalau Xavier dan Vero tidak menahan, mungkin pemuda itu sudah tersungkur ke lantai.
Ansel tertawa keras, Januar tampak tidak bisa menahan amarahnya, membuatnya merasa menang walau terlihat dirinya lah yang akan menjadi sasaran untuk satu bulan ke depannya.
"You look angry, Januar. Calm down," senyum Ansel penuh arti yang membuat Januar semakin tersulut emosi.
Januar kembali melayangkan pukulan pada perut Ansel, dan paha atas pemuda itu, membuat Ansel sontak berlutut. Menarik rambut Ansel, hingga kepala pemuda itu mendonga. Tangannya terangkat, seolah menginterupsi temannya untuk memberikan apa yang dia inginkan.
Oka memberikan botol air mineral dengan warna merah-Jingga, abstrak. Januar tersenyum miring, menerima botol tersebut.
"Do you know what this is?"
Ansel menatap Januar sengit, melihat botol itu yang dirinya sendiri tidak tau apa isinya. "I don't care, and hurry up, bawa ke sini, gue bakalan minum."
"You don't want to know what's in it?"
Ansel memberontak, membuat Xavier dan Vero merasa kesal. Vero memukul kepala Ansel, membuat Ansel sontak menoleh pada sang empunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOBODY'S WEAK || -Trying to Stop -
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] ✯ Bukan cerita BXB ✯ Yang tidak suka, skip! ✯ Plagiat, jauh-jauh! ••• Kalau bukan karena wasiat mendiang sang Kakek, mungkin saja Ansel tidak bersekolah di Rajendra High School. Sekolah yang menyimpan tanda tanya besar, mem...