Bab 2

12 2 0
                                    


WELCOMEEE!!



“Selalu kusebut kau dalam doa-ku.”




☆☆☆

Lara menatap langit yang malam ini dipenuhi dengan bintang yang tak terkira jumlahnya serta bulan sabit yang terlihat begitu terang. Perempuan itu berdiri di depan rumahnya dengan syal yang terlilit di lehernya. Tak lupa perempuan itu juga mengenakan jaket yang tebal pemberian mamanya setahun yang lalu, ya walaupun tidak ikhlas?

“Apa kau tidak kedinginan?” tanya perempuan yang tiba-tiba datang dengan piyama berwarna ungu dan tak lupa kacamata yang selalu bertengger di kedua matanya serta rambut panjangnya yang di kuncir kuda. Malam ini, Belia memang menginap di rumah Lara, mengingat bahwa kedua orangtua Lara sedang berkunjung kerumah keluarganya. Jadilah Belia menemani Lara untuk semalam.

“Eum? Tidak. Aku memakai jaket.”

Belia tepat berdiri disamping Lara. Angin kuat yang berhembus membuat rambut Lara yang di gerai itu berterbangan dan hampir menutupi sebagian wajahnya. Belia memperhatikan Lara begitu lama, hingga Lara sadar dan menatap balik Belia. Memang dari antara keempat temannya, Lara itu paling dekat dengan Belia. Bahkan seluruh keluh kesah yang Lara rasakan selalu ia ceritakan pada Belia, karena ia begitu percaya dengan sahabatnya itu.

“Kenapa kau menatapku? Apa ada yang salah di wajahku?” tanya Lara memastikan. Belia diam tak menjawab. Kemudian, perempuan berkaca mata itu menatap ke langit.

“Bel, menurutmu aku pantas gak sama Caprio?” tanya Lara tiba-tiba. Belia menatap Lara dengan memasang senyum.

“Sudah kukatakan padamu, bahwa kau itu sangat pantas, Lara. Kau selalu mengulang pertanyaan yang sama hampir tiap hari,” ucap Belia.

“Aku gak yakin, Bel.”

“Kenapa?” tanya Belia.

“Caprio itu banyak disukai perempuan-perempuan cantik, sedangkan aku hanya perempuan biasa,” ucap Lara. Belia menatap Lara dari samping dan setelahnya ia kembali menatap pada bulan sabit yang di langit.

“Kau selalu mengatakan itu dan aku bosan mendengarnya. Kau itu cantik Lara, cantik. Kau juga pintar dan kau pantas dengannya.”

“Tapi aku lebih pantas,” batin Belia. Tak berani mengucapkan pada Lara, karena ia tahu bahwa sahabatnya itu pun sangat menyukai Caprio. Namun, Lara hanya bisa menyukai dalam diam dan tak berbuat apa-apa, karena jika ia mendekati Caprio terlebih dahulu, nanti Caprio akan mengejeknya dan menganggapnya perempuan murahan, begitu pikirnya.

Lara sebenarnya sangat sangat menyukai Caprio. Bayangkan saja dari kelas dua SMP sampai saat ini ia sudah kelas tiga SMA. Empat tahun ia menyukai lelaki bermata teduh itu. Dan empat tahun pula ia hanya memendam perasaannya dan tak memberitahu siapapun kecuali kepada empat temannya, Belia, Reka, Nera, dan Senny.

Pertemuan yang tidak disengaja menimbulkan perasaan yang mendalam untuk lelaki dengan nama Caprio itu. Lara tak sedikit pun menyangka bahwa ketika SMA nanti ia akan satu sekolah dengan Caprio dan kelas mereka juga bersebelahan.

Dulu, Caprio itu sering datang ke sekolah Lara waktu SMP karena mereka juga beda sekolah.  Mama Caprio itu seorang guru di sekolah Lara, maka dari itu hampir beberapa kali Caprio ikut menemani mamanya ke sekolah. Meski sudah beberapa kali datang tapi, sekalipun Lara tidak pernah melihatnya. Ia hanya mendengar bisik-bisik dari teman-temannya bahwa anak salah satu guru mereka datang dan katanya tampan.

LAUT 2021 (On Eternal Patrol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang