HI GUYSSS WELCOMEE!!!
SEMOGA KALIAN SUKA YAAAAA!!!
“Lari padaku saat dunia jahat padamu.”
☆☆☆
Lara menangis sendiri di kamar sembari mengobati luka-luka di bagian hidung dan tangannya. Ia sekarang ini sungguh-sungguh ingin menikam mati Shareen saja yang sesuka hati menyiksanya. Tapi, sebisa apapun Lara melawan, tetap saja Shareen akan selalu menang kecuali memang keajaiban sedang berpihak padanya.
“Kakak benci sama papa…,” Lara menangis dengan bibir bergetar. Ia sungguh benci sekali dengan situasi hidupnya yang sangat menyedihkan ini. Beberapa menit mengobati luka itu sembari menangis, Lara akhirnya tertidur dengan selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Baru tadi ia begitu bahagia, tapi sekarang ia harus menangis lagi. Oh hidup!
Lima tahun lalu mamanya meninggal, maka lima tahun itu juga hidupnya berubah drastis. Betapa hancurnya gadis itu harus melihat mamanya di jemput kematian di depan anaknya sendiri. Andai kutukan bisa menghancurkan hidup seseorang, maka dengan senang hati Lara akan mengutuk manusia yang menabrak mamanya itu.
Dan andai waktu bisa di ulang, Lara akan dengan senang hati menukar papanya untuk menggantikan mamanya. Katakan saja dia durhaka, Lara tidak peduli. Bagaimana bisa papanya sudah punya anak berumur dua tahun dari wanita lain sewaktu mamanya masih mengandung dirinya? Dan bodohnya lagi bertahun-tahun papanya itu menyembunyikan hal itu. Bahkan, mamanya yang sudah meninggal itu pun tidak tahu bahwasanya suami yang amat-amat dia cintai ternyata memiliki wanita lain, hanya karena mamanya terlambat memberi papanya itu keturunan. Sampai mati sekali pun, mama Lara belum mengetahui itu.
Benci, Lara teramat benci pada pria itu. Setelah mamanya meninggal, papanya dengan bangga mengenalkan Naida sebagai istrinya. Pria itu merangkul Naida begitu mesra di hadapan anak malang itu. Siapa yang tidak kaget? Apalagi saat itu, di samping papanya berdiri gadis dengan senyum manis di bibirnya dan Lara yakini gadis itu lebih tua darinya. Lara menatap lekat-lekat bagaimana mata papanya yang sangat ia sukai begitu mirip dengan mata anak perempuan itu. Shareen-gadis dengan rambut panjangnya yang tergerai indah berusaha memberi senyum terbaik pada Lara.
“Aku Shareen, putri papa…”
Lara yang saat itu masih SMP langsung di hantam banyak cerita mengejutkan tentang hidupnya itu. Dan… saat yang tidak akan pernah Lara lupakan adalah ketika Naida memberi saran memukul menggunakan ikat pinggang saja jika Lara berbuat salah, hingga papanya dengan senang hati menuruti hal itu.
Hingga sampai sekarang pun, gadis itu enggan untuk memaafkan semua ulah keluarganya itu.
☆☆☆
Entah mengapa sekarang ini Caprio merasa begitu bersalah setelah ia sampai di rumah. Hari terkahir setelah ia dan Lara jadian di rumah sakit-sekitar tiga hari lalu, maka hari itu juga Lara tidak pernah lagi menunjukkan wajahnya. Bahkan gadis itu sudah tiga hari juga tidak masuk sekolah.
“Ma, kata Reka, Lara gak sekolah lagi,” ucap Caprio memberitahu pada mamanya yang sedang membuatkan makanan untuknya. Lelaki sudah nampak pulih dan sudah dapat beraktivitas ringan setelah empat hari menjalani perawatan intens. Caprio bahkan sudah beberapa kali mengirimkan pesan pada Lara tapi tak kunjung di balas gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT 2021 (On Eternal Patrol)
Novela JuvenilCaprio, lelaki dengan tatapan teduh dan tubuh jangkung-nya mampu membuat seorang gadis malang merasakan sakit yang teramat sakit dari semua kesakitan yang ada. Ketulusan, kebaikan, kesempurnaan bagaikan berlati yang menikam mati semua kebahagiaan ya...