3. Konferensi Pers

832 85 6
                                    

Hari dimana konferensi pers yang akan dilaksanakan telah tiba. Mereka memilih salah satu hotel ternama sebagai tempat konferensi pers. Hal itu dilakukan karena mengingat Wangji, mereka tak bisa meninggalkan Wangji di rumah sendiri. Lebih tepatnya Xiao Zhan yang tidak bisa percaya kepada orang lain untuk menjaga anaknya.

Selama ini, Yibo dan Zhan mengatur jadwal kerja agar tidak bentrok dan bisa bergantian menjaga Wangji di rumah. Xiao Zhan juga hanya mengambil pekerjaan yang tidak memerlukan waktu lama, seperti pemotretan atau syuting iklan.

Konferensi pers akan dilakukan malam hari pukul 08.00 waktu setempat. Tentu saja awak media sangat antusias, mereka bahkan sudah berkerumun sejak pagi menunggu kedatangan Yizhan yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya hingga sore.

Pasangan Yizhan sudah berada di hotel tersebut sebelum pengumuman lokasi konferensi pers, untuk menghindari hal-hal seperti ini tentunya.

Hari sudah sore, beberapa jam lagi mereka akan menuju ballroom. Tapi Xiao Zhan saat ini dilanda khawatir, bayi gempalnya rewel sejak siang hari karena suhu tubuhnya sudah mencapai 38°C.

"Baby, makan sedikit saja ya nak. Setelah itu minum obat, okey ?" Xiao Zhan membujuk Wangji untuk memakan buburnya sambil menggendong ke sana kemari.

"Nda au atan Ppa, au Dy hiks hiks." (Tidak mau makan Appa, mau Daddy).

"Hust sayang, sebentar ya Nak ya. Daddy masih bertemu dengan Du nǎi nai."

"Dy, auuu Dy. Hiks hiks Ppa, au Dy."

Wangji semakin rewel, ia bahkan memberontak dalam gendongan Xiao Zhan.

"Sayang, kita telepon Daddy, okey ?"

"Ote, pon Dy." (Okey, telelpon Daddy)

"Tenang sebentar yah, kita telepon Daddy sambil duduk. Mau ?"

"Au Ppa."

"Anak pintar, sebentar ya sayang."

Wangji mengangguk, tangannya melingkar di leher Zhan sambil merebahkan kepalanya di bahu.

Zhan berjalan menuju sofa, duduk dengan Wangji yang masih bergelayut manja. Suhu tubuhnya terasa semakin meningkat.

Zhan mengambil ponsel lalu menghubungi suaminya.

Tuut... Tuuut..

Panggilan terhubung, tak perlu menunggu lama, Yibo sudah mengangkat teleponnya.

"Iya sayang, kenapa ?"

"Yib___"

"Dy, au dy huaaaaa."

Belum sempat Zhan berbicara, Wangji kembali menangis agar Daddynya dengar.

"Iya nak, sebentar yaa___

Zhan menepuk pantat bayi gempalnya itu memberikan ketenangan.

___apa masih lama ? Wangji menginginkan dirimu. Panasnya semakin tinggi sayang."

"Oke, kamu tenang ya. Sebentar lagi aku kembali."

"Baiklah, ini Wangji." Zhan mengaktifkan mode loadspeaker agar Wangji dengar.

"Baby boy, sebentar lagi Daddy kembali. Okey ?"

"Hiks.. Ote Dy."

"Anak pintar, tunggu Daddy yaa."

"Anan ama-ama Dy." (Jangan lama-lama Dy)

"Iya sayaang. Daddy tutup teleponnya yaa"

Wangji mengangguk, Zhan memutus teleponnya dan memperbaiki posisi duduk mereka. Zhan menyender dengan Wangji di dadanya.

Hello Daddy, Appa ! (Remake) ~YiZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang