[Chapter VII] . Not Alone

222 33 9
                                    




"Sekarang bagaimana? Kemana kita harus pergi? "

Semuanya diam, Sunoo yang sudah frustasi menghela napasnya berat. Namun ketika melihat Jungwon yang diam—sedari tadi—Sunoo jadi kembali kasihan.

Sudah terpisah dengan temannya, kini Jungwon dihadapkan situasi mengerikan.

"Untuk urusan Jungwon, itu mudah. Yang terpenting, bagaimana keadaan Jake saat ini? " Jay berkata dengan nada yang tenang. Ia tidak ingin ikut terbawa emosi, walau kepalanya kini benar-benar pening.

Riki yang ikut bersama mereka masih agak terkejut, mengetahui jika sebenarnya Jungwon dan Jake adalah manusia. Terlebih, identitas Jake yang memang dicari oleh kaum seperti mereka.

Tapi daripada itu, "Mengapa tidak lepaskan dia saja? Kita hanya butuh Jake disini. Untuk apa menjaganya? " Riki menunjuk Jungwon yang duduk diam. Dia tidak mengelak, sadar jika tidak memiliki kekuatan untuk menjawabnya.

Riki terlalu panik, mengingat ancaman yang diberikan padanya dari seluruh penduduk, hanya karena tidak ingin membiarkan Jungwon jatuh ke tangan mereka. Lagupula mereka menginginkan Jake, tidak Jungwon.

Mengingat manusia biasa tidak akan bisa bertahan disini.

Jay yang merasa panas akibat ocehan Riki, dia bangkit dan memukul rahangnya telak. Lalu mencengkram kerah kemejanya kasar, "Kau tidak ada hubungannya. Kau tidak merasakan bagaimana menjadi dia. Sampai kapanpun kalau kau ingin menyerahkannya, lawanlah aku lebih dulu. " kata Jay tajam. Matanya penuh ancaman tertuju pada Riki yang terdiam. Lantas, dia menghempas tubuh si werewolf begitu saja.

Suasana yang sangat runyam. Jungwon dapat merasakan tatapan sinis dari Riki. Hal itu membuatnya terus merasa enggan.

"Kenapa.. kalian tidak membiarkan aku dibawa oleh mereka..? " Jungwon mengangkat kepalanya, raut lelahnya nampak sangat jelas. "Percuma aku selamat sekalipun. Temanku sudah tewas diluar sana! "

"Jake belum mati, Jungwon. Dia masih diluar sana. " Sunoo menjawab pelan, tidak ingin menambah keterpurukan Jungwon.

"Bagaimana dia masih bisa selamat, sedangkan tadi saja perutnya tertusuk. Darahnya terus keluar, berjalan saja tidak mampu. Bagaimana dia masih bisa sadar?! "

"Ada yang menyelamatkannya. "

Jungwon menoleh pada Jay, keningnya mengerut heran. Menyelamatkan? Sedangkan Jake saja tadi diburu dengan kejam seperti tadi? Siapa yang menolongnya?

Jay mengalihkan pandangannya. "Akan kami beritahu nanti, yang diperlukan saat ini adalah keselamatanmu. "

Pria griffin menatap si fairy, keduanya mengangguk, lantas Sunoo mendekat pada Jungwon. Dia duduk disebelahnya, berujar dengan senyuman manis. "Jungwon, aku butuh satu tetes darahmu. Satu tetes, saja. Tolong, ya? "

Tak mengatakan apapun, manusia itu membiarkan Sunoo meraih jari telunjuknya. Menusukkan jarum kecil hingga satu tetes darah keluar dan menetes keatas telapak tangan si fairy.

Sunoo bangkit, menyatukan kedua telapak tangannya dengan mulut yang mengucapkan sesuatu. Itu mantra, Jungwon tahu itu.

Angin sedang muncul ketika akar menjalar keatas. Terbentuk memanjang dihadapan Sunoo. Hingga tak lama kemudian, akar itu membentuk postur tubuh—dirinya.

Mirip persis, namun nampak tidak bernyawa. Jungwon terkesima, "Amazing! "

"Thankyou, "

Mereka bertiga mengumpul, kecuali Riki yang keluar—sudah pasti dia merajuk karena dihajar oleh Jay. Sedangkan Lami, dia malah memperhatikan sosok lain yang menyerupai Jungwon, yang yang baru saja dibuat oleh Sunoo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang