[Chapter IV] : Disguise

350 44 20
                                    
















Ada alasan lain mengapa ia selalu merasa emosi jika menatap pada pria griffin yang saat ini berjalan disampingnya.

Teringat saat lukanya ditekan dengan seenaknya oleh Jay? Jungwon masih dendam pada pria itu. Walau tidak mungkin melawan, bisa-bisa ia tewas saat itu juga. Jay penyuka daging.. apa ia akan dicincang?

Kepalanya geleng-geleng sendiri, membayangkannya saja mengerikan.

Sedangkan Jay, yang melihat Jungwon sedari tadi geleng-geleng, gumam, ia takut anak ini kerasukan sesuatu. Ingin bertanya pun enggan, biarlah jika Jungwon kerasukan.

Mata tajamnya menatap para makhluk yang sesekali melewati mereka, cukup diketahui. Mereka kini berada ditengah desa, berkeliling walau berbagai mata memandang dengan artian yang berbeda.

Jungwon hanya mengikuti, sesekali bertanya pelan akan uniknya makhluk yang mereka lewati. Tetapi sialnya Jay hanya menjawab jenis, bukan tentang makhluknya.

Menyebalkan sekali.

Sekesal-kesalnya Jungwon, ia sudah pasti akan selalu berlindung dibalik Jay.

Layaknya saat ini, dirinya merapat pada Jay kala melihat wanita dengan telinga runcing mendekati mereka.

Netra hijaunya melirik si pria griffin, yang juga menatapnya seolah menyuruhnya untuk diam. Jungwon hanya menuruti, dia teralih pada sungai disampingnya. Cantik sekali, airnya biru jernih, dengan pantulan cahaya dari langit yang menambah keindahannya. Bibirnya tanpa sadar tersungging kecil.

Jay, dia membiarkan Jungwon saja seperti itu. Mendecak samar mengingat wanita elf didepannya ini yang selalu menganggunya. Sudah tidak mengucapkan tujuannya, malah menatap aneh pada Jungwon. Pada akhirnya, Jay yang lebih dulu membuka mulutnya.

"Kenapa? "

Nampak sosoknya sedikit tersentak, wajahnya ceria kala berhadapan dengan Jay, "A-Aku hanya ingin bertanya.. apa kau ada waktu sore ini? "

"Tidak. "

Jawaban singkat itu melunturkan senyumannya, ia peka dengan alasan itu. Pasti karena manusia disamping Jay. Tetapi jika ia bertanya mengapa pada Jay, pasti pria griffin itu akan meninggalkannya, seperti biasa.

Pada akhirnya, ia lebih memilih bertanya tentang manusia itu saja.

"Disampingmu, dia siapa? "

Melirik sejenak, Jay merasa Jungwon sepertinya sedikit terkejut. Ia merangkulnya, supaya manusia ini bersikap santai saja.

"Teman. "

"Tapi, bukankah griffin-"

"Dia wizard. "

Wanita itu kembali tersentak, sungguh. Jawaban singkat Jay membuatnya enggan kembali bertanya. Wajah pria ini dingin sekali, tapi tampan.

Dan entah mengapa, Jungwon yang mendengar Jay seperti itu membuatnya kesal sendiri. Melihat wanita elf ini sepertinya tidak terlalu berbahaya, ia memberanikan diri mengulurkan tangannya. Dengan senyuman ramah, "Ravlenda Jungwon. "

Dia menatap uluran dengan wajah itu bergantian, rasanya enggan sekali membalas. Tetapi melihat tatapan Jay seolah menyuruhnya membalas, ia melakukan dengan terpaksa. Untung senyumnya bisa dikendalikan.

"Silvanna Roshe, "

Hanya beberapa detik, setelahnya Roshe menarik kembali tangannya. "Senang bertemu denganmu, wizard. " katanya dengan senyuman. Yang Jungwon lihat seperti—dipaksakan.

Jungwon memangut kecil saja, setelahnya Jay, pria griffin itu menarik lengan Jungwon, membawanya pergi. Roshe yang hendak mengikuti terhenti mendengar perkataan ketus dari Jay.

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang