[Chapter II] : This, the Multiverse?

182 38 6
                                    







"Kenapa menangis? "

"Ya kau pikirkan saja sendiri! Padahal aku mengira ini semua hanya mimpi.."
Sosok di depannya menghela kecil, mengusap kepala manusia yang terus menangisi Temannya, yang tetap tidak membuka mata semenjak kejadian semalam.

Jungwon, pria manis itu kini berada di tempat tinggal pria aneh dengan iris hitam pekat tadi malam.

Tak ia sangka, nyatanya ketika membuka mata, dirinya berada diatas ranjang kumuh dirumah layaknya gubuk ini. Bahkan rumah lainnya sama, Jungwon melihat bagaimana penduduk disini tampak normal. Namun beberapa makhluk disana aneh, bentuknya ia tak pernah lihat sebelumnya.

Lengan jaketnya ia gunakan mengusap air matanya, percuma menangisi Jake yang tak kunjung sadar. Lebih baik menangisi takdir anehnya.

Jungwon meredakan isakkanya, melirik pria tinggi yang memakai jubah hitam. Memang di zaman sekarang masih banyak yang memakai jubah selain cosplayer?

"N-Namamu, siapa? "

"Aku sudah memberitahumu sebelumnya. "

Jungwon langsung muram seketika. "Aku lupa, kau tahu pikiranku tengah frustasi sekarang. "

Melirik sejenak, pria itu menjawab sembari mengaitkan tali jubahnya. "Jayorjue, kau singkat saja Jay. "

"Jay. "

"Hm, "

Walau namanya cukup aneh, tak mungkin Jungwon mengkritik. Bisa-bisa dirinya dibunuh, terlebih ia sudah diberitahu jika Jay sebenarnya bukan manusia. Melainkan hewan besar yang semalamnya dilihat, griffin. Yang dapat berubah menjadi bentuk manusia, dan hewan itu.

Tetapi Jungwon masih belum puas dengan semua ini. "Jay, bisa kau jelaskan kembali apa yang terjadi denganku, dan Temanku ini? "

Walau tetap tampak risau, Jungwon percaya akan perkataan Jay. Jika Jake tengah kehabisan energi, siapa pula yang tidak lelah berjalan semalaman di hutan, dan malah bertemu makhluk-makhluk aneh?

Terlebih tubuh Jake lebih lemah darinya.

"Untuk satu poin pentingnya, kau tidak berada di dunia tempat tinggalmu, sekarang. "

"Bagaimana? " heran Jungwon kala mendengar perkataan Jay. Pria itu mendekat padanya, bersandar pada dinding kayu di sebelah Jungwon. Yang bagian kanannya adalah jendela, menampilkan pedesaan luas dan hijau yang membentang.

"Apa yang ada dipikiranmu setelah tahu aku bukan manusia, dinding pembatas, hingga kejadian semalam yang kau lihat? "

Jungwon diam sejenak, benar juga. Tapi tidak tahu, ia tidak menyukai hal-hal mistis seperti ini. Jika menanyakan hal ini, Jake lebih mengerti. Sebab dia banyak membaca buku tua di perpustakaan, rumah tua, dan tempat aneh lainnya. Jika menemukan buku hal seperti itu, Jake selalu mengambilnya.

"Tidak tahu, aku masih tidak mengerti. Selain ini semua mimpi? "

"Kalau bunga tidurmu, sudah pasti kau tidak akan merasakan lehermu yang tersayat. "

Benar juga. Tangannya menyentuh lehernya sendiri, yang telah terbalut perban. Dibantu oleh Jay untuk mengobatinya.

"Kau percaya dunia dongeng? "

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang