19. Selamat tinggal

2 1 0
                                    

-Happy Reading-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Happy Reading-

Laki-laki itu berada di dalam kamar. Masih berkutik pada alat tulis dan buku pelajaran. Keringatnya menetes karena kesulitan mengerjakan tugas matematika minat sekaligus sejarah indonesia. Pelajaran yang cukup membuat stres bukan?

Menatap tulisan buku lks dalam waktu 10 detik, dia memilih untuk menutupnya kembali. "Belajar apaan susah amat!" gumamnya.

Dia menoleh melihat jam dinding di sana, ternyata sudah pukul 22.00 WIB.

Sudah larut malam baru belajar, itu lah yang biasa Harsa lakukan. Sekolah bukan untuk belajar melainkan untuk melepas rasa penatnya di rumah.

Dia memutar sebuah lagu kesukaan seraya memejamkan matanya untuk istirahat sejenak. Kedua tangan menyangga kepala yang dia senderkan ke kursi belajar.

Lantunan musik membuatnya melupakan orang tua yang sedang di penjara. Hidup laki-laki itu semakin bebas sendirian di rumah hanya bersama seorang pembantu tua.

Tidak berselang lama tangan kirinya terlihat membuka laci meja belajar, meraba-raba berusaha mengambil sebuah buku rahasianya.

Tak kunjung mendapatkan dia membuka mata perlahan, menatap tajam isi dalam laci itu yang kosong.

"Buku gue mana?" monolognya.

Rasa panik seketika keluar saat kehilangan satu buku penting dan rahasianya. Dia mengobrak-abrik semua laci meja belajar sampai barang-barang berantakan jatuh ke lantai.

"Argh! Hilang sialan!" teriaknya.

Tiba-tiba saja suara ketukan pintu kamar terdengar, ada seseorang yang berada di depan sana.

Harsa bergegas membuka, lalu mendapati bibi Nani membawa satu piring nasi goreng dan juga jus mangga. "Den Harsa, makan dulu jangan nolak lagi ya." pinta wanita paruh baya itu.

"Ck! Gue gak lapar bi." sergah laki-laki itu yang tampak kesal.

"Makan atuh, den." ucap Nani dengan wajah memelas dan terpaksa saja akhirnya Harsa menerima.

"Oh iya, tadi siang ada orang yang datang ke sini?"

Mendengar pertanyaan dari Harsa, Nani tercengang langsung. Dia harus bicara apa? Jika saja dia jujur pasti Harsa akan memarahinya jadi terpaksa dia berbohong untuk kali ini.

"Engga ada den." jawab wanita itu tersenyum masam.

Harsa hanya menatap datar kemudian segera menutup pintu kamar. Nani pun kembali turun ke lantai bawah.

Laki-laki pemilik alis tebal itu mendengus kasar. Dia sangat kehilangan satu buku. "Hahh! Buku itu di mana sih." raungnya.

"Sebentar, gue tadi pulang bibi gak ada di rumah kok pintu gak ke kunci?" dia mencurigai Nani, pasalnya memang benar saat dia pulang sekolah pintu rumah tak terkunci tetapi Nani datang ke rumah baru saja tadi pukul tujuh malam seperti habis pergi.

Dear LaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang