20. Teruangkap

38 46 0
                                    

-Thank you for reading-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Thank you for reading-

Pada hari itu juga mereka ke kantor polisi untuk melaporkan tindak kejahatan Harsa.

Barang-barang yang mereka dapatkan di bawa sebagai bukti. Salah satu video sudah Juan pindahkan ke laptopnya sendiri.

"Jadi Harsa berbuat ulah lagi?"

Semua remaja itu mengangguk kukuh dengan raut wajah yang emosi. Jelas rasa marah dan tak terima sudah menjalar menggebu-gebu.

"Tunggu apalagi pak?! Dia harus di hukum!" seru Daniel.

"Kami akan menyelidiki kasus ini lebih lanjut." tutur polisi tersebut.

"Kita udah punya bukti masih aja sia-sia? Kenapa sih kebenaran selalu aja di anggap remeh." ketus Daniel  seraya menatap sinis kearah beberapa polisi di depan mereka.

Juan menarik tangan Daniel agar lebih mundur. "Jaga sikap" bisiknya.

"Pak, dia pembunuh. Teman kami di bunuh dan di buku ini ada sepuluh nama korban lainnya." ucap Danielle membuka suara.

"Kami tahu dia ada di mana pak, ayo pak tangkap dia." gadis itu memohon.

"Baik, kami segera ke sana. Kalian ikut juga"

••••

Semua siswa-siswi keluar dari kelasnya. Begitu pun para guru yang di undang kepala sekolah. Mereka semua penasaran apa yang sebenarnya terjadi.

Berita duka Layla memang sampai pada mereka bahkan sudah beredar di web sekolah tetapi mereka juga belum tahu apa penyebab kematian anak malang itu.

Bingkai foto kematian Layla di sepanjang koridor lobi membuat polisi yang datang percaya pada keempat remaja itu.

Sirine mobil polisi terdengar menggelegar di sekolah SMA Airlangga. Sontak membuat warga sekitar juga ikut berbondong-bondong untuk melihat lewat gerbang sekolahan yang di jaga ketat oleh satpam dan dua polisi lainnya.

Plakk!!

Suara tamparan keras membuat suasana menjadi lebih mencekam. Juan menampar wajah Harsa hingga berpaling di hadapan banyak orang.

"LO PEMBUNUH!"

Plakk!!

"ΚΕΝΑΡΑ LO LAKUIN SEMUA INI? HAH?!"

Plakk!!

"TEGA! LAYLA GAK SALAH APA-APA!"

"DASAR BAJINGAN!"

"LO BAKAL DI HANTUI RASA MENYESAL SEUMUR HIDUP!"

Laki-laki itu hanya diam berdiri mendengarkan omelan Juan yang terlihat sangat berantakan. Harsa  menatap tajam Juan tanpa ada rasa bersalah apapun.

Baju hitam pekat dan rambut berantakan sekaligus wajah sembab tidak membuat Juan merasa malu di hadapan semua orang.

Napasnya sudah memburu dengan tangan terkepal erat. Menahan tangisannya di depan Harsa juga semua orang lainnya.

Dear Layla [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang