Layla sampai di sekolah pukul 07: 00 wib, dia berjalan masuk menuju kelas 11, setelah sampai di mejanya dia menaruh tas ranselnya di samping bawah meja, saat menaruh tas disana. Layla terkejut melihat buku catatannya yang basah karena tersiram air. Pasalnya di dalam buku itu ada tugas yang akan diperiksa oleh guru hari ini, Semua teman-teman kelasnya mengabaikan dan sibuk pada kegiatan masing-masing.
tanpa mau peduli pada dirinya.
Layla rasanya ingin menangis. Lagi dan lagi dia menjadi sasaran kejahilan teman kelasnya yang tak suka padanya. Dengan mata yang berkaca-kaca, Layla mengambil buku catatan miliknya yang basah itu, kemudian segera pergi membawanya untuk dikeringkan sebelum tugasnya diperiksa.
Murid-murid yang berlalu-lalang di koridor sempat memperhatikan Layla yang berjalan cepat melewati mereka. Samar-samar, Layla mendengar sebagian dari mereka ada yang tertawa pelan. Sudah tahu ada yang tak beres, Layla memilih untuk segera mempercepat langkah menuju halaman sekolah agar bisa menjemur bukunya di bawah sinar matahari.
Beberapa menit menyusuri koridor dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan, akhirnya Layla sampai di halaman sekolah. Dia pergi ke lahan yang tak banyak di lalui murid-murid.
Layla membuka bukunya yang benar-benar basah hampir semua halamannya terkena air. Sembari berusaha mengeringkan barang itu, Layla menyeka air matanya yang memaksa keluar. Tak ada yang bisa dipikirkan olehnya saat ini kecuali mengeringkan buku secepat mungkin.
"Kenapa mereka senang sekali membuatku kesulitan? Aku melakukan kesalahan apa hingga selalu mendapat gangguan dari mereka?" Layla bertanya-tanya pada diri sendiri. Tangannya sibuk membuka-buka halaman yang menyatu karena basah.
"Kamu kenapa?"
Layla mendongak ke samping kiri setelah mendengar suara itu. Seorang siswa yang terlihat seumuran dengannya memandang dia dengan kasian.
Layla menyeka air matanya sesegera mungkin. "Buku catatanku basah. Aku harus mengeringkannya sebelum guru memeriksa tugas," jawab Layla. Siswa itu berjongkok di dekatnya.
"Ada sesuatu di punggungmu."
"Benarkah?"
Siswa itu mengangguk. Layla segera menggerakkan tangannya untuk mengambil sesuatu yang dimaksud oleh siswa itu. Ada sebuah post it yang tertempel di punggungnya dan terdapat kata-kata ejekan. Layla sekarang mengerti, murid-murid tadi menertawakannya mungkin karena membaca tulisan di post it itu.
Tak mau ambil pusing, Layla membuang kertas tipis berwarna kuning itu dan kembali fokus mengeringkan bukunya.
"Kau anak yang baik. Mereka tak seharusnya melakukan ini padamu," kata siswa itu, membuat Layla menoleh. "Semangat, ya? Jika nanti kita bertemu lagi, kau dan aku harus berteman. Sampai jumpa." Siswa itu berdiri, lalu melangkah pergi meninggalkan Layla yang memperhatikan dengan bingung.
-Dear Layla-
Bruk!
Layla didorong keras hingga menghantam papan tulis, kedua tangannya di tahan oleh teman-teman Harsa, sedangkan Harsa. kakak kandungnya sendiri tega memperlakukan sang adik dengan mencoret-coret wajahnya menggunakan spidol.
karena Layla tak mau diam, akhirnya Harsa menahan kepala Layla dengan satu tangannya dan terus membuat karya di wajah adiknya itu, Murid-murid yang di kelas hanya diam memperhatikan dan ada juga yang yang merasa tak peduli dengan apa yang terjadi, Layla rasanya ingin menangis sekarang juga. Sudah cukup Harsa memperlakukan nya seperti sampah dirumah dan sekarang malah mengajak teman-teman nya untuk menjadikannya bahan bully.
"Nah kayak gini kan bagus." Harsa menjauhkan spidolnya dari wajah Layla yang saat ini terlihat sangat lucu hingga membuat sebagian teman-teman kelasnya tertawa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Layla [END]
Teen Fiction"Aku memiliki satu permintaan, hanya satu saja. Itu sederhana. Bahagia meski hanya sementara." Ini kisah menceritakan tentang seorang gadis bernama Arabella Layla Olivia yang hidup dikeluarga kejam, orangtuanya selalu melukai fisiknya dan kakaknya...