6: Terikat dengan Kegelapan

26 7 0
                                    









Renjun langsung terkejut begitu Seulgi ngeluarin kata-kata terakhir tadi. "Targetnya?! Maksud lo... kita berdua bisa kenapa-napa?!"

Seulgi ngangguk pelan, matanya tajam ngeliat ke arah Renjun dan Haechan. "Bener. Bayangan itu gak bakal ganggu lo berdua kalo lo gak terlibat terlalu jauh. Tapi sekarang, lo udah keburu menarik perhatiannya."

Haechan yang tadinya sok tenang, kali ini mulai ngerasain ketegangan yang beda. "Jadi... gimana kita bisa ngehindar dari ‘dia’?"

Seulgi diem sebentar, kayak mikir dalam-dalam. "Gue gak bisa kasih solusi yang gampang. Tapi gue bisa bilang satu hal: selama lo tinggal di sini, lo gak akan bisa ngehindar dari kehadirannya."

"Gue udah nyangka apartemen ini gak bener!" seru Renjun sambil ngacak-acak rambutnya. "Kenapa kita harus nemuin tempat kayak gini sih?!"

Haechan cengengesan kecil, meskipun jelas dia juga mulai panik. "Tenang, Jun. Kita pasti bisa cari jalan keluar."

"Tapi gimana caranya? Kita gak ngerti apa-apa soal makhluk itu," Renjun balik nanya, matanya udah berkaca-kaca, jelas banget dia udah kehabisan ide.

Seulgi menghela napas panjang, lalu ngelihat ke arah mereka berdua. "Kalian butuh bantuan."

"Bantuan? Dari siapa?" Haechan langsung penasaran.

Seulgi berdiri dari kursinya, terus jalan ke arah jendela yang mereka potret tadi. "Gue gak bisa bantu banyak, tapi gue kenal seseorang yang mungkin bisa ngebantu kalian. Dia punya kemampuan... spesial."

"Spesial gimana?" tanya Renjun, makin bingung.

Seulgi ngelepas tatapannya dari jendela, terus ngeliat mereka lagi. "Dia bisa ngeliat dan berkomunikasi sama makhluk yang nggak kelihatan. Kalo kalian mau keluar dari masalah ini, kalian harus nemuin dia."

Renjun langsung kelihatan lebih lega, tapi juga makin penasaran. "Oke, jadi kita mesti ketemu dia. Di mana orang itu?"

Seulgi nyengir kecil. "Dia tinggal nggak jauh dari sini, tapi ada satu masalah. Dia nggak gampang ditemuin."

Haechan ngangkat alis. "Gak gampang? Maksud lo gimana?"

Seulgi jalan pelan-pelan ke arah pintu, terus berhenti di depan mereka. "Dia biasanya suka ngilang. Tapi gue punya cara buat ngelacak dia."

Haechan dan Renjun saling pandang, jelas-jelas mereka nggak yakin apa yang harus dilakuin. Tapi di titik ini, mereka nggak punya pilihan lain selain ngikutin petunjuk Seulgi.

"Jadi... kita harus nemuin orang ini buat bisa keluar dari masalah ini?" Haechan akhirnya nanya dengan nada serius.

Seulgi ngangguk. "Bener. Kalau lo berdua mau selamat, lo harus cepet-cepet bertindak sebelum makhluk itu makin kuat."

Renjun kelihatan makin khawatir. "Berarti... kita beneran dalam bahaya besar?"

Seulgi nggak jawab, tapi tatapan matanya cukup buat bikin mereka ngerasa jawabannya adalah 'iya'.








***








Malam itu, setelah obrolan panjang, Seulgi ninggalin mereka buat balik ke kamarnya. Haechan dan Renjun duduk diam di sofa, berusaha ngeresapi semua yang baru aja mereka denger.

"Gue gak percaya ini beneran terjadi," gumam Renjun, mukanya pucat.

Haechan duduk dengan tangan di dagu, matanya menerawang jauh. "Gue juga gak nyangka, Jun. Tapi ini kenyataan. Dan kita gak bisa mundur sekarang."

Renjun menghela nafas berat. "Lo yakin kita bisa keluar dari semua ini hidup-hidup?"

Haechan ngeliat ke arah Renjun dan tersenyum kecil. "Gue gak janji, tapi kita harus coba. Gue gak bakal ninggalin lo sendirian dalam masalah ini."

Renjun tersentuh, meskipun dia gak langsung bilang apa-apa. Dia cuma nunduk, berusaha ngatur napasnya yang masih nggak stabil. "Lo bener, Chan. Gue... gue percaya sama lo."

Haechan nyengir, terus berdiri dari sofa. "Besok pagi kita harus mulai nyari orang yang Seulgi maksud. Kalau dia beneran bisa bantu, kita harus cepet ketemu dia sebelum semuanya makin parah."

Renjun ngangguk lemas, tapi dia setuju. "Oke. Besok kita berangkat."

Mereka akhirnya masuk kamar masing-masing, berusaha buat tidur meskipun jelas rasa was-was masih menggantung di udara. Haechan tidur dengan rasa tanggung jawab besar buat jagain Renjun, sementara Renjun masih nggak bisa berhenti mikir soal bayangan gede yang terus ngintai mereka.

Malam terasa panjang. Tapi keesokan harinya, mereka bakal hadapi sesuatu yang lebih besar—dan lebih berbahaya.




























To be continued..

FIGHT GHOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang