Part 5

87 5 1
                                    

Keesokan harinya, Ashella kembali pulang malam. Ia sengaja ingin membelikan sesuatu untuk Chelly, karena pastinya ia akan senang jika diberi hadiah.

Namun, baru saja ia berjalan beberapa langkah. Dua preman bertubuh kekar, rambut gondrong, dan mata tajam menghadang Ashella.

"Mau pergi ke mana lagi lo, hah? Kali ini lo gak bisa kabur dari kita," ucap salah satu dari mereka.

"Bang, saya akan bayar. Tapi, kasih saya waktu beberapa hari lagi, saya gak ada uang sekarang," ucap Ashella memohon keringanan-nya.

"Gak bisa! Lo udah nunggak lama, dan setiap kita tagih lo selalu minta waktu."

"Please, Bang... kasih saya waktu." Ashella memelas.

Kedua preman itu tetap kekeuh. Karena tak ada cara lain lagi, akhirnya Shella menggunakan cara yang curang.

"Ada polisi!" kata Ashella membuat kedua preman itu teralihkan perhatiannya dari Ashella.

Ashella tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, segera ia berlari kabur dari sana. Sadar jika Ashella tak ada, kedua preman itu berlari mengejar Ashella.

"Haduhh, mereka masih ngejar aku lagi. Gimana ini?" batin Ashella bingung.

Tiba-tiba... tangannya ada menarik masuk ke samping. Otomatis sekarang Ashella tak terlihat lagi, kedua preman itu pun tak bisa menemukan keberadaan Ashella. Dan mereka pergi mencari ke tempat lain.

Ashella masih menutup matanya saat ditarik oleh seseorang tadi. Saat ia membuka matanya, terlihat rahang Jidan yang sedang menoleh ke arah samping.

Kedua tangannya digenggam oleh Jidan, dan tubuh mereka pun berdekatan karena posisinya mereka sedang bersembunyi di tempat sempit.

"Sekarang udah aman," kata Jidan kembali menoleh ke arah Ashella. Saat ia menoleh, Ashella sedang menatapnya.

Dalam kedekatan itu, Jidan bisa merasakan keberadaan Shella di dekatnya. Rasanya yang sedang berada di hadapannya ini adalah Shella bukan orang lain.

"J-jidan, kok kamu bisa ada di sini?" tanya Ashella gugup. Jantungnya berdetak kencang sekali saat Jidan memeluknya.

"Lo gak papa?" timpal Jidan sambil memegang kepala Ashella.

"Aku gak papa," jawab Ashella.

Keduanya terbawa suasana dan tak sadar jika ada warga yang lewat di jalan tersebut. Mereka hanya saling tatap dan tersenyum satu sama lain, dengan Jidan yang membelai rambut Ashella.

"Hey! Sedang apa kalian, hah?!" tegur salah satu warga. Segera Jidan dan Ashella menoleh pada warga-warga yang sedang berkumpul di sana. Jidan dan Ashella segera keluar dari sana.

"Kalian berdua lagi kumpul kebo, ya?" tuduh yang lain.

"Enggak-enggak! Kita tadi..."

"Alah, jangan cari alasan! Kalian berdua pasti lagi cari kesempatan 'kan di tempat sepi kayak gini." Salah satu warga tersebut menyela perkataan Jidan.

"Bapak jangan motong perkataan saya, saya belum juga selesai ngomongnya juga," kesal Jidan.

"Gak usah banyak omong!"

"Kalian berdua masih muda, dan saya tahu pasti kalian lagi kasmaran-kasmaran-nya. Tapi, jangan kotorin kampung kami dengan kelakuan bodoh kalian ini!"

"Siapa juga yang mau kotorin kampung kalian? Kita tadi cuma–"

Lalu datang ketua RT ke sana, menghampiri keramaian yang ada di sana bersama dengan ibu-ibu.

"Ada apa ini?" tanya pak RT.

"Iya, ada apa ini bapak-bapak?" tanya ibu-ibu.

"Ini Pak RT, ada dua anak muda yang lagi kumpul kebo di kampung kita, Pak," jawab salah satu warga.

"Enggak, Pak. Mereka salah paham, kita berdua sama sekali enggak lagi kumpul kebo," sahut Jidan.

"Tapi mau 'kan? Kita semua liat kamu berdua lagi pelukan di sini, dan di tempat sepi pula. Apalagi kalo bukan mau kumpul kebo?"

"Bapak-bapak, ibu-ibu jangan main hakim sendiri dulu kayak gini. Kita harus dengarkan penjelasan dari mereka dulu, sebelum membuat keputusan," ucap pak RT. "Coba kalian jelaskan dahulu, agar tidak salah paham."

"Tadi saya baru pulang beli sesuatu buat sepupu saya, dan tiba-tiba ada dua preman kejar saya, dan Jidan langsung narik tangan saya dan kita berdua berhasil gak ditemuin sama preman itu," jelas Ashella.

"Bohong itu, Pak!"

"Bu, kalo Ibu gak tau kejadiannya lebih baik Ibu diem aja deh," kesal Jidan yang terus dituduh-tuduh.

"Udah Pak RT, nikahin aja!"

Jidan langsung ditarik oleh para bapak-bapak. Ashella yang melihat Jidan ditarik-tarik seperti itu mencoba melerainya, begitupun dengan pak RT, dia mencoba menenangkan warga-warganya.

Sementara ibu-ibu yang ada di sana, mereka semua menarik Ashella dengan kasar menjauhkan Ashella dari Jidan.

"Bapak-bapak, ibu-ibu tolong, tolong jangan main hakim sendiri! Ini belum jelas masalahnya–" Pak RT belum sempat menyelesaikan perkataannya, tetapi ia sudah terjatuh karena warganya yang main hakim sendiri itu.

Jidan dan Ashella dibawa ke KUA. Mereka berdua didudukkan di kursi menghadap yang bersangkutan.

"Pak, mereka ini coba-coba mau kumpul kebo di kampung kita. Daripada jadi fitnah, lebih baik kita nikahin aja mereka!"

"Pak, semuanya gak bener. Tadi, saya cuma ditolong doang kok," ucap Ashella membela diri.

Daripada terus membantah, akhirnya mereka berdua pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh warga-warga tersebut. Melawan pun mereka akan kalah juga.

Malam itu juga, di KUA Jidan mengucapkan janji suci pada Ashella. Ketika melihat Jidan yang sedang melakukan janji suci itu, Ashella langsung teringat saat pernikahannya dulu bersama Jidan.

"Jidan, ini adalah kedua kalinya kita nikah," batin Ashella menatap wajah Jidan.

"Sekarang kalian berdua sudah sah menjadi pasangan suami istri."

"Kalo gini 'kan enak. Ya udah, kita semua permisi pulang, ya." Warga-warga tadi langsung bubar ketika sudah melihat Jidan dan Ashella sah menikah.

Jidan terlihat tidak senang dengan pernikahan ini, ia hanya menundukkan kepalanya.

***

"Urusan kita berdua udah selesai, gue pamit pulang," ucap Ashella berpamitan dengan Jidan dan hendak pergi.

"Eh-eh, mau ke mana lo, hah?" Jidan menarik tangan Ashella agar tidak pergi.

"Mau pulang lah, mau ngapain lagi?"

"Lo sekarang ikut pulang sama gue," ucap Jidan menarik tangan Ashella, membuat gadis itu berdiri dekat dengannya.

"Kalo aku pulang, dan preman-preman itu tau tentang Jidan dan Mama, mereka berdua pasti bakalan kena imbasnya," monolog Ashella dalam hati.

"Gak bisa, gue gak bisa pulang," tolak Ashella. "Gue punya keluarga, kalo gue main pergi gitu aja mereka pasti khawatir."

"Sekarang, lo juga keluarga gue. Yang artinya, keluarga lo keluarga gue juga," timpal Jidan.

Setelah berdebat dengan Jidan, akhirnya Ashella hanya bisa pasrah dan menuruti perintah Jidan.

"Tapi..." Ashella masih menolak untuk pergi dengan Jidan. "Kita pulang dulu ke rumah gue dulu, ya... gue takut dia bakalan khawatir kalo gue gak pulang," mohon Ashella.

Lanjut? Komen di bawah 👇

Dijodohkan dengan Ketua Geng: Season 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang