Part 51

205 12 2
                                    

"Ini makanan buat, Mama. Ada martabak kacang juga," jawab Jidan.

"Martabak kacang? Kok kamu tau sih kalo Mama suka banget sama martabak kacang?" Sasha langsung meng-unboxing plastik yang berisi martabak kacang itu.

"Mama tuh udah pengen banget makan martabak kacang, tapi selalu gak sempet karena sibuk. Untung ada kamu Jidan, bawain Mama ini. Makasih ya."

"Sama-sama."

"Ada lagi, Ma. Ini lele goreng buat, Mama. Tadi Jidan beli di warteg dengan penuh cinta khusus buat, Mama tercinta," ucap Jidan menyodorkan plastik yang berisi lele goreng pada Sasha.

"Emang Shella gak marah cintanya dibagi-bagi ke, Mama?" tanya Sasha dengan menoleh pada Ashella.

"Apaan sih, Ma? Udah, makan aja!"

"Sebenernya, kedatangan kita ke sini tuh bukan semata-mata cuma buat nengokin, Mama. Tapi... ada hal lain yang pengen kita sampein," ujar Jidan.

"Hal apa?"

"Mama bakalan beneran jadi nenek," jawab Jidan membuat Sasha menoleh pada Ashella.

"Kamu hamil lagi?" Ashella menggeleng. "Terus, tadi Jidan bilang..."

"Bukan lagi, tapi emang udah. Kata dokter janinnya itu lebih dari satu, jadi yang kemarin gugur itu salah satu dari mereka," jelas Jidan.

"Astaga, Mama seneng banget!" Sasha langsung memeluk Ashella dengan bahagia.

"Dan menurut hasil USG, janinnya kembar," lanjut Jidan.

"Kembar? Ya ampun, Mama udah gak sabar banget pengen cepet-cepet punya cucu dari kalian." Sasha tak bisa menyembunyikan rasa senangnya itu.

"Doain aja, Ma. Semoga semuanya lancar." Jidan.

"Pasti, Mama pasti doain yang terbaik buat kalian berempat." Sasha.

***

Jidan pergi ke dapur, membantu mertuanya mencuci piring bekas makan. Di sana ia terus melamun memikirkan mendiang ibunya.

"Kenapa, Jidan?" tanya Sasha pada menantunya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Gak papa kok, Ma. Aku cuma keinget Mama aja pas masih ada," tutur Jidan menghapus air matanya yang akan jatuh. "Dulu, aku selalu bikin Mama jengkel, kesel dan buat dia marah pas dia masih ada. Bahkan dia malu di depan Mama Sasha, sekarang dia udah gak ada aku nyesel banget."

"Udah..." Sasha mengusap bahu Jidan. "Mama yang di sini juga sayang kok sama kamu, kamu bisa anggap sebagai Mama kamu sendiri."

"Pasti dia juga bangga kok sama kamu. Dia bangga, sekarang kamu udah bisa bantuin Abang kamu kerja dan berubah jadi lebih baik," lanjut Sasha.

"Aku cuma sedih aja, inget waktu dia jodohin aku sama Shella. Dia bilang dia mau cucu dari kita, sekarang pas udah mau dia udah gak ada. Rasanya kok kayak gimana gitu, sakit banget," tutur Jidan.

"Mama Sasha emang gak akan pernah bisa gantiin posisinya Mama Dania, tapi Mama Sasha akan selalu menyayangi kamu sebagaimana Mama Dania menyayangi kamu, Jidan."

"Jadi, jangan sedih ya... masa ketua geng nangis-nangis gini sih? Mana vibes kuatnya?" Sasha tertawa kecil menggoda Jidan.

"Lagi ngomongin apa sih, sampe-sampe air mata juga keluar?" tanya Ashella yang tiba-tiba datang, entah kapan dia ada di sana.

"Kita tadi cuma ngobrol biasa aja kok," jawab Jidan.

"Iya, kita berdua nangis itu karena ngetawain kamu pas lagi kecil dulu," timpal Sasha.

Dijodohkan dengan Ketua Geng: Season 2 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang