Part 46

180 10 1
                                    

Ohok! Ohok!

Jidan tiba-tiba batuk.

"Kamu kenapa?" tanya Ashella panik sekaligus khawatir dengan keadaan Jidan yang tiba-tiba batuk.

Terlihat darah di telapak tangan, kedua mata Ashella membulat melihat itu.
"Kok ada darah, kamu sakit?" tanya Ashella semakin panik.

"Enggak, aku gak papa kok. Ini cuma batuk biasa aja," jawab Jidan tak ingin membuat istrinya khawatir. Segera ia cuci darah di telapak tangannya itu dengan air keran.

"Batuk biasa gimana ceritanya? Kamu barusan batuk darah, pasti ada sesuatu yang gak beres sama badan kamu, Jidan!" Ashella masih khawatir, dan ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh Jidan darinya, sesuatu yang sangat rahasia.

"Kita ke rumah sakit sekarang, kita cek sama dokter apa yang terjadi sama badan kamu, takutnya ada penyakit serius," bujuk Ashella. Ia tak bisa tenang jika belum tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Jidan.

"Gak usah, ngapain sih?"

"Gak usah gimana? Ini perlu, dan penting!" tegas Ashella. "Kamu mau mati konyol kayak gini, hah?!" Kini kedua mata Ashella berkaca-kaca, menahan air yang akan jatuh.

"Shella..."

"Jidan, jangan ngeyel bisa? Aku gak mau hal yang sama terjadi sama papanya temen aku, terjadi juga sama kamu, aku gak mau..." pinta Ashella dengan lirih.

"Maksud kamu?"

"Papanya temen aku meninggal dulu waktu aku masih SMP. Nah, dia itu punya penyakit pneumonia, dia selalu batuk-batuk darah. Temen aku sama mamanya tuh udah paksa-paksa dia buat periksa ke dokter, tapi gak mau dan selalu bilang gak papa dan gak papa."

"Hingga suatu hari, papanya meninggal karena penyakitnya udah parah dan telah dibawa ke rumah sakit."

"Jadi, please... mau ya ke rumah sakit, aku gak mau kehilangan kamu," bujuk Ashella dengan memasang wajah memelas.

Daripada Ashella terus memohon-mohon padanya dan nanti berujung marah karena kesal, lebih baik ia turuti saja apa maunya. Lagipula, ia tidak mau membuat istrinya itu khawatir dengan batuk darahnya ini.

"Oke, nanti kita ke rumah sakit. Sesuai permintaan kamu, ya..." ucap Jidan penuh perhatian.

"Jangan nanti, sekarang!"

"Ya gak bisa dong! 'Kan sekarang lagi ada acara, gak enak kalo kita pulang duluan. Mereka udah capek-capek bikin acaranya, dan aku sebagai ketua malah pulang duluan. Nanti dikira gak ngehargain lagi."

"Jadi, jangan sekarang, oke?" Jidan meminta pengertiannya pada Ashella.

"Iya deh... tapi janji nanti ke rumah sakit! Kalo nggak, aku bakalan ngambek dan gak bakalan gampang maafin kamu, inget itu!" ancam Ashella.

"Siap, Ibu Negara..." Jidan menarik Ashella ke pelukannya dan mengelus kepalanya. Lelaki itu terlihat sedang memikirkan sesuatu yang sangat menganggu pikirannya.

"Sebenernya, apa yang udah terjadi sama tubuh gue? Kenakan akhir-akhir ini gue selalu ngerasa capek dan kadang batuk darah?"

Hari sudah mulai malam, acaranya juga sudah mulai sepi karena anggota Orion Universe sudah mulai lelah dan ngantuk.

Jidan menghampiri anggotanya yang masih hidup itu di depan basecamp.
"Guys, udah malem banget. Mendingan diudahin aja acaranya, lagipula kalian semua udah capek banget 'kan?" usul Jidan.

"Iya, gue juga ngantuk nih sebenernya," timpal Naufal.

"Nah iya. Gue juga mau pulang duluan, soalnya besok gue harus kerja. Ya udah, gue cabut duluan," pamit Jidan. Namun, sebelum itu ia bersalaman dahulu pada semuanya lalu benar-benar pergi.

Seperti kesepakatan mereka di awal, Jidan dan Ashella mampir dahulu ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi Jidan yang tiba-tiba batuk darah saat di party.

Saat mereka hendak masuk ke ruangan pemeriksaan.
"Jidan, kamu masuk aja duluan. Aku nanti nyusul," kata Ashella hendak pergi.

"Kamu mau ke mana emang?" tanya Jidan.

"Aku mau ke toilet," jawab Ashella.

"Oh, oke." Jidan masuk ke ruangan dan Ashella pergi ke tempat lain.

Setelah diperiksa, Jidan duduk menunggu hasil pemeriksaannya.
"Dok, sebenernya badan saya kenapa? Akhir-akhir ini saya selalu ngerasa capek dan kadang suka batuk darah?" ucap Jidan mengeluhkan kondisi tubuhnya akhir-akhir ini.

***

Jidan keluar dari ruangan dan berpapasan dengan Ashella yang hendak masuk ke ruangan.

"Udah?"

"Udah."

"Gimana kata dokter? Kamu baik-baik aja 'kan? Gak ada penyakit mematikan di badan kamu?" tanya Ashella banyak sekali.

"Pertanyaannya yang mana dulu yang harus aku jawab?" tanya Jidan yang kebingungan harus menjawab yang mana dulu karena pertanyaannya cukup banyak.

"Gimana kondisi kamu?"

"Aku baik-baik aja. Kata dokter aku cuma perlu istirahat aja, sama juga harus banyak-banyak diperhatiin sama istri," jawab Jidan dengan tertawa kecil.

"Beneran dokternya ngomong gitu sama kamu? Kok aku gak yakin?" tanya Ashella ragu.

"Iya, Sayang..."

"Ya udah." Ashella pergi meninggalkan Jidan sendiri, dengan mengulum senyum karena salah tingkah.

Sesampainya di rumah...

Jidan baru saja keluar dari kamar mandi, selesai membersihkan diri. Lelaki itu mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, lalu duduk di bibir ranjang sambil memandangi Ashella yang sedang duduk di kursi meja rias.

"Kamu tadi ke toilet lama banget, ke mana dulu?" tanya Jidan.

"Emang lama ya?" Jidan mengangguk.

"Oh ini, aku tadi ambil ini." Ashella mengambil paperbag lalu memberikannya pada Jidan untuk dibuka.

"Apa nih?" tanya Jidan sesudah menerima paperbag warna coklat itu.

"Buka aja," jawab Ashella dengan melempar senyum. "Aku punya kejutan buat kamu, pokoknya kejutannya, kejutan banget."

"Jadi penasaran deh." Jidan memasukan tangannya ke dalam paperbag tersebut, dan mendapati sebuah surat dari rumah sakit dan satu foto USG.

"Maksudnya apa nih?" tanya Jidan yang masih bingung.

"Buka dong suratnya!"

Jidan pun membuka suratnya dan membacanya dengan sangat teliti. Surat itu menyatakan bahwa istrinya saat ini sedang mengandung, dan foto USG itu adalah janin yang sedang dikandungnya.

"Bentar, aku masih blank nih... kamu hamil?" tanya Jidan yang masih linglung. Ashella mengangguk. "Kok bisa, sejak kapan, kenapa aku baru tau?"

"Jadi gini, tadi itu waktu kita mau pergi ke party, tiba-tiba aku mual dan pusing banget. Aku awalnya gak bakalan ikut, tapi aku paksain ikut karena aku udah kangen banget sama Marvel, kapten Orion Universe yang paling ganteng itu," tutur Ashella membuat Jidan cemburu lagi. Tetapi kali ini, rasa cemburunya itu ia kesampingkan dahulu karena ingin mendengar cerita lengkap tentang semua ini.

"Tadi, pas kita di rumah sakit... aku cek ke dokter dan dokter bilang kalo anak kita itu kembar tiga. Yang keguguran waktu itu kembarannya yang satu, dan dua lagi masih ada di sini," lanjut Ashella memegang perutnya yang masih rata itu.

Lanjut? Jangan lupa komen di bawah 👇

Dijodohkan dengan Ketua Geng: Season 2 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang