09. Ghosting?

28 6 0
                                    

Song recommended:
—Semenjak Ada Dirimu, HIVI! ft. Yovie Widianto

Karina berdiri di depan gedung rektorat menantikan Diva yang katanya sebentar lagi akan menyusul. Dari banyaknya mahasiswa yang berlalu-lalang di depannya, Karina merasa tidak asing dengan pemuda kemeja hitam yang tersenyum dan berjalan cepat ke arahnya.

"Kak Karina, hai!" sapa Juan dengan senyum manis yang biasa dia tampilkan.

Karina melambaikan tangan dengan kaku sebagai jawaban. Laki-laki jurusan ilmu komunikasi itu bercekak pinggang di depannya seperti ada sesuatu yang salah pada gadis yang jarang berekspresi itu.

"Biasakan senyum, Kak. Kak Karina cantik kok kalo senyum," pesan Juan.

Karina yang mendengar itu refleks memukul lengan Juan. "Pinter ngegombal ya sekarang."

"Siapa juga yang ngegombal? Orang beneran kok!" jujur Juan berusaha menghindar dari pukulan kakak tingkatnya.

Karina tersenyum, Juan yang melihat fenomena langka itu langsung menutup mulut dengan kedua tangan.

"Tuh, kan, cantik kalo senyum. Mulai sekarang, Kakak harus biasain senyum kayak gitu waktu ketemu aku, paham?" pesan Juan seraya menggerakkan dua jari telunjuknya dan tersenyum.

Karina diam mengamati adik tingkatnya dengan ekspresi datar, ikut menggerakkan jari telunjuk dan berusaha untuk tersenyum. Juan tentu tertawa senang melihatnya, kemudian menyuruh kakak tingkatnya untuk jangan pernah melenyapkan senyum manis itu.

"Juan!"

Juan dan Karina menengok ke belakang bersamaan, ada gerombolan laki-laki berjalan menghampiri mereka berdua. Salah satu dari mereka merangkul pundak Juan dan ada yang bertanya siapakah gadis di depan mereka saat ini. Saat Juan memperkenalkan Karina ke teman-temannya, mereka semua langsung bersorak kegirangan nyaris membuat semua mata tertuju pada mereka semua.

"Kak tau nggak? Waktu Kak Karina nelpon Juan, dia sebenarnya lagi nahan salting--" Juan buru-buru menutup mulut temannya, dan keadaan kedua telinganya mendadak memerah seperti kepiting rebus.

"Maksudmu apaan mas bro?! Ngawur kalian semua!" kesal Juan.

"Pantes aja dia suka senyum-senyum sendiri tiap liat hp, ternyata karena di-chat Kak Karina. Ekhem! Jangan-jangan Juan cinlok sama kakak pendampingnya hahahaha ...."

Juan menutup muka dan langsung memukul lengan temannya berulang kali, sedangkan sisanya menyoraki Juan yang sudah terlanjur merah telinganya.

"Kalo chat-nya nggak dibales sama Kak Karina, dia bakal bad mood kayak cewek lagi PMS. Makanya, jangan terlalu slow respon, Kak. Kasian temen-temennya jadi korban silent treatment gara-gara chat-nya gak dibales," curhat mereka seakan-akan mengadu kepada Karina.

"ku nggak kayak gitu ya! Bohong kalian semua! Hati mungilku sakit mendengarnya!" kesal Juan sambil menutup mukanya karena sudah terlanjur dibuat malu.

Let's Meet Thirty Time ✔️ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang