08

65.7K 2.9K 11
                                    

_
_

Di sinilah Calista saat ini, ia menatap layar besar di depannya dengan sebuah popcorn di pangkuannya di sampingnya ada Audrey dengan wajah yang sudah pucat pasi, ingatkan Audrey jika ia sangat takut dengan hantu apalagi seperti ini, ditambah hanya ada mereka berdua lagi di sini.

"Nyo-nyonya, apa kita tidak bisa pulang saja?"tanya Audrey memohon.

Calista melirik sekilas ke arah Audrey kemudian kembali menatap layar di hadapannya. "Tunggu sampai film ini selesai"balas Calista santai membuat kedua bahu Audrey merosot.

"Ayolah nyonya kita pulang saja, atau anda ingin berbelanja? Biar saya temani nyonya"

"Tanpa kamu bilang pun, kamu tetap menemaniku"balas Calista lagi dan Audrey sudah kehabisan kata kata, dengan pasrah ia memilih menutup mata dan telinganya agar suara menyeramkan itu tak masuk ke pendengarannya.

'Oh Tuhan, kenapa nasibku terus mengenaskan?'

×××××

"Kemana dia?"tanya seorang pria dengan wajah datarnya tapi tak mengurangi kadar ketampanannya malah bertambah.

Vincent Alavin, sekretaris pria itu menundukkan kepalanya. "Nyonya pergi ke mall tuan"jawab Alavin masih menunduk.

"Hm"

"Tadi seru loh Aud, kamu suka nggak?"tanya Calista setelah keluar dari bioskop itu.

Audrey tak menjawab ia hanya menatap kosong lantai marmer dengan wajah yang masih pucat pasi.

Calista merasa Audrey tak menjawabnya segera berbalik dengan wajah agak kesal. "Kalau di tanya itu yah jawa-"ucapannya terpotong ketika melihat wajah Audrey.

Dalam hitungan detik tawa Calista terdengar membuat Audrey tersadar, ia kemudian menatap bingung nyonyanya itu yang tiba-tiba saja tertawa padahal tidak ada yang lucu, apa ada yang salah pada dirinya? Atau nyonyanya sudah gila?

"Hahaha, wajahmu"jari telunjuk Calista mengarahkan ke wajah Audrey membuat Audrey reflek memegang wajahnya.

"Ada apa dengan wajahku nyonya?"tanya Audrey.

"Segitu takutnya kamu sama hantu? Haha"Calista berucap dengan nada mengejek membuat Audrey sadar alasan nyonyanya itu tertawa, seketika wajah Audrey tadinya terlihat bingung sekarang berubah menjadi sedikit kesal.

"Jangan mengejekku nyonya"

Sangking asiknya tertawa sambil berjalan mereka tak sengaja menabrak seorang wanita hingga semua belanjaan di genggaman wanita itu terjatuh.

"Kalau jalan itu liat liat! Jadi jatuhkan belanjaan saya?!"ujar wanita itu dengan nada suara sedikit tinggi membuat mereka bertiga menjadi pusat perhatian para pengunjung mall.

Wanita itu menunduk menatap belanjaannya tanpa menatap atau sekedar melirik sekilas wajah sang penabrak, ia meratapi nasib belanjaannya yang harganya puluhan juta itu.

Calista dan Audrey menatap datar wanita itu hingga wanita itu menatap dirinya mematung setelah membereskan belanjaannya.

"Nyonya Calista?"

××××

"Audrey, pijat kaki saya dong"pinta Calista yang duduk disofa dan tangannya sibuk mengusap usap perutnya.

"Baik nyonya"jawab Audrey patuh, ia mulai memijat kaki nyonyanya dan Calista mengamati dalam diam.

"Audrey"panggil Calista setelah lama terdiam.

"Ya, nyonya?"

"Siapa wanita tadi?"tanya Calista membuat tangan Audrey yang sibuk memijat kaki Calista terhenti kemudian ia kembali memijatnya sambil mengukir senyum seperti senyum terpaksa menurut Calista.

"Bukan siapa siapa nyonya, hanya orang berlagak kenal saja"jawab Audrey, Calista tahu dia sedang berbohong, tapi ia tetap diam.

Mereka lama terdiam hingga suara pintu depan terbuka terdengar membuat mereka berdua berbalik.

Seorang pria masuk kedalam dengan wajah dinginnya, sekilas ia juga menatap mereka berdua lebih tepatnya ke arah Calista kemudian melangkahkan kakinya ke lantai atas melewati ruangan itu.

Calista dan Audrey saling menyakiti pandang kemudian Audrey melanjutkan kegiatannya lagi dan Calista yang menikmatinya.

"Nyonya apa anda tidak turun makan malam?"tanya Audrey menatap nyonyanya bingung.

"Tidak, bawakan saya makanan saja"jawab Calista. Saat ini ia sedang membaca sebuah novel, terlihat seru hingga ia merasa malas untuk meninggalkannya.

Audrey membuang nafas kasar lalu pergi dari sana setelah berpamitan meninggalkan Calista yang sibuk membaca buku entah dimana ia dapatkan itu.

Audrey mengangkat nampan yang sudah disediakan pelayan untuk sang nyonya, tapi sebelum itu ia memastikan makanan tersebut tak ada racun dengan cara mencicipinya sedikit.

Audrey berjalan dengan nampan di tangannya hingga ia sampai ditangga, ia juga berpapasan dengan tuan rumah, ia menunduk tak lupa menyapanya dan kembali melanjutkan langkahnya tapi terhenti.

"Untuk siapa?"suara bas menurutnya menyeramkan itu memasuki gendang telinganya, ia menghentikan langkahnya kemudian berbalik dengan kepala masih menunduk.

"Untuk nyonya Calista tuan"jawab Audrey, pria itu menghampirinya dan tanpa Audrey duga pria itu mengulurkan kedua tangannya.

"Berikan"ucap singkat Aldrich tapi dapat Audrey pahami.

Segera ia memberikan nampan berisi makanan itu kepada lelaki di depannya. Sambil menunduk mana boleh ia mengangkat pandangannya, kecuali jika ia mau mati bisa di coba.

Pria itu berjalan dengan nampan ia bawa meninggalkan Audrey yang masih menunduk dan tak lama ia mengangkat kepalanya dengan senyum terukir diwajahnya. "Semoga hubungan kalian ada kemajuan"gumamnya.

×××××

Us And Destiny (Transmigration) S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang