Baby R {8}

211 52 2
                                    

udah lama gak up🤓


Happy Readinggss


voteee
followw




"Dia anakku,"

Pandangan Jisoo, Rose dan Lisa beralih ke Jennie menatap dengan wajah yang tidak menyangka mulut yang terbuka lebar serta mata yang melebar.

"Eoh, itu tidak benar sajangnim." sela Rose berusaha membenarkan supaya sajangnim tidak begitu percaya dengan ucapan Jennie.

"Sajangnim, Jennie hanya-."

"DIAM KALIAN SEMUA!!" teriak sajangnim dengan wajah yang penuh dengan amarah pada empat yeoja yang telah dirinya anggap seperti anak sendiri tentunya kepada Jennie.

"Sajangnim, kami akan menjelaskan kebenarannya," ujar Jisoo turut ikut membantu Rose, kepanikan terlihat jelas pada wajahnya.

"PEMBAWA SIALAN!!, SEJAK KAPAN KAU HAMIL, JENNIE!!" bentak sajangnim wajahnya semakin memerah menunjukkan ia benar-benar marah sekarang.

Disaat yang lain berusaha supaya sajangnim mendengar perkataan mereka disisi lain Jennie hanya menundukkan kepalanya dengan air mata yang terus menerus mengalir bagaikan air terjun yang tiada henti.

"Sajangnim, dengarkan penjelasan kami." ucap Lisa menghela napas panjangnya karna sajangnim yang tidak mau mendengarnya.

Plakk!!

"BUANG ANAK ITU SEKARANG!!." teriak sajangnim menampar pipi Jennie dengan kuat menyebabkan bekas merah disana serta bibir yang sedikit mengeluarkan darah.

Ketiganya terkejut saat melihat Jennie ditampar oleh sajangnim, selama mereka membangun grup bersama sajangnim sama sekali tidak pernah menunjukkan amarahnya tentu pada Jennie.

Jennie memegang pipinya yang terasa panas terlihat berbekas disana bahkan air matanya yang kini mengalir lebih deras dari sebelumnya.

"BUANG ANAK ITU SEKARANG, JENNIE!!" bentak sajangnim.

"Andwe, aku tidak akan membuang anakku, sajangnim." lirihnya menatap wajah sajangnim walau takut.

Dengan rahang yang mengeras sorot mata tajam terlihat saat ini, sajangnim beranjak dari duduknya berjalan keluar ruangan entah kemana meninggalkan Jisoo dan lainnya.

"APA KAU LAKUKAN, JENNIE!!." bentak Jisoo mengusap kasar wajahnya frustasi bingung ingin berbuat apa karna sajangnim yang sudah percaya dengan perkataan Jennie. "Itu sangat membahayakan karir kita." sambungnya menatap Jennie dengan sendu.

Tak lama daru itu terdengar suara langkah kaki cepat menuju ruangan sajangnim, berlari dengan kuat hingga sampai di ambang pintu dialah Alison. Manager Jennie.

"Jennie, Ruka-" belum juga Alison menjelaskan dengan benar, Jennie lebih dulu menerobosnya saat mendengar nama Ruka diucapkan.

"Ruka-ah." Ia berlari dengan kuat menuju dorm dengan air mata yang selalu tumpah. Pikirannya ke mana-mana saat Alison mengucapkan nama Ruka.

Setelah sampai di dorm, ia melihat pintu dorm yang terbuka serta Ruka yang tidak ada di bouncer. "Diluar." gumamnya kembali berlari menuju luar agensi

"Siapkan mobil sekarang." perintah sajangnim menggendong bayi yang tidak lain adalah Ruka.

"Ruka, anakku." panggil Jennie ia mencoba mengambil Ruka dari sajangnim namun para staff lebih dulu menghadangnya menahan lengannya agar tidak ke mana-mana.

Jennie berusaha menghempaskan tangannya yang dipegang kuat oleh para staff namun tenaga staff lebih kuat dari dirinya, ia melihat sajangnim yang sedikit lagi masuk ke dalam mobil membawa Ruka entah kemana yang pasti sajangnim akan membuang Ruka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang