3# Bukan hal baru lagi

17 1 0
                                    

Balik kerja Garang mencoba mampir ke tempat kerja ibunya , rasa sedih terasa saat melihat kondisi ibunya berantakan seakan banyak tekanan ingin datang menghampiri namun takut ibunya menjauh . Garang kangen pelukan ibunya setelah melihat seorang anak di manjakan seorang ibunya di jalan seusianya . Air mata tidak bisa terbendung sambil nangis sesenggukan lihat arah ibunya hampir saja ketahuan karena ibunya merasa ada buah hatinya dekat pada dirinya sambil nengok arah kanan kiri namun gak di temukan kemudian lanjut kerja Garang langsung menyepi nutup ke balik tembok sekitar . Garang melihat penjual makanan di depan untuk buat ibunya sekalian ngasih uang di selipkan di samping bungkusan lalu mencari anak kecil untuk memberi ke ibunya .

" Dek , tolong abang ya berikan ini ke ibu yang berada di sana lagi duduk bekerja " kata Garang sambil menahan tangisannya yang tadi lagi nangis ngasih uang ke anak itu .

" Baik bang , makasih ya " kata bocah itu lalu pergi ke arah ibu itu .

Garang langsung jalan ke arah stasiun sambil nahan tangis tapi gak bisa mau menengok lagi takut gak kuat , bocah itu sampai di ibunya sekalian memberikan pemberian makanan sama uang yang berada di kantong plastik .

" Bu , ini ada nasi pemberian abang itu yang sedang berjalan " kata bocah itu nunjuk arah Garang lalu anak itu pergi dari situ , ibunya melihat sosok itu adalah anaknya dengan sangat yakin kalau pemuda itu pasti Garang .

" Garangga " ucap ibunya lalu meneteskan air matanya bukti kangen terhadap anaknya , emang batin seorang ibu sangat kuat dengan sosok buah hatinya .

Cuaca di kota hari itu cukup mendung sepertinya akan turun hujan Garang bergegas naik kereta takut kemalaman sampai rumah dalam perjalanan pulang mencoba merenung waktu bersama ibunya saat lamunan itu buyar setelah ada perhatian dari suara kondektur kalau stasiun akhir akan tiba , saat di stasiun Bogor ada sosok pria memanggilnya dari jauh seakan sudah mengenal Garang . Pemuda itu mendekat dengan lari kencang sampai gak nyangka kagetnya ternyata mas Wawan yang nunggu dirinya di lobby stasiun .

" Maaf mas ganggu ,, baru balik kerja ya ? " Tanya Wawan yang masih ngos-ngosan.

" Ya , kenapa harus lari coba rileks ambil nafas tenangin dulu baru omong " jawab Garang .

"Makan bareng yuk mas ? Mumpung lagi di alun alun ni " kata Wawan yang mengharapkan bisa makan sama Garang .

" Yuk , tapi jangan lama lama kasihan two di rumah sendirian " jawab Garang sembari jalan memilih makanan di tempat .

Mereka berjalan ke sebuah warteg yang berada di ujung mungkin selera orang Jawa masih kental untuk mas Wawan yang masih suka olahan bumbu jawanya . Di saat lagi makan Wawan tidak berhenti bercerita seakan tidak malu dengan orang yang berada di sampingnya yang lagi makan tentang ke anehan kang Gani .

" Aku gak masalah sih mas dengan sikap kang Gani kemarin selagi gak buat masalah lain , yuk balik " kata Garang yang baru selesai makannya

" Cepat amat baru juga 15 menit duduk mau balik aja " kata mas Wawan yang tidak ingin pergi dari warteg karena baru selesai makan juga .

" Terus ngapain di sini ? Kasihan two di rumah sendirian " jawab Garang yang mulai kesal dengan sikap mas Wawan .

"Oh ya hehehe , maaf mas , ayuk balik " jawab mas Wawan dengan merasa malu karena gak boleh lama inget anabul di rumah .

Karena membawa motor masing masing jadi mereka berjalan beriringan sampai di rumah Garang yang di sambut oleh kang Gani yang sedang di depan rumah menunggu kepulangnya sambil menemani two .

"Kalau gitu aku balik dulu mas Garang , makasih ya sudah bareng " kata mas Wawan yang ijin untuk balik .

" Oh ya mas , terimakasih juga " kata Garang kemudian masukin motornya ke dalam rumah .

Me n 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang