10

159 29 3
                                    

Wusss...

Suara angin pun terdengar di tengah ruangan yang sunyi. Suasana tegang pun masih berlanjut di sekitar elf berambut emas dengan tatapan tajamnya dan manusia perempuan dengan ekspresi tenang namun tatapan yang intens.

Para elf yang menyaksikan mereka berdua bergidik ngeri. Tubuh mereka bergetar sekali lagi ketika merasakan aura mendominasi yang terpancar di udara.

"...Kakek."

Mendengar panggilannya, elf berambut pirang yang disebut kakek pun mengarahkan pandangannya ke sumber suara.

"Rai..."

"Kakek-"
Sebelum Raizel bisa menyelesaikan kalimatnya, manusia tersebut berdiri dan berjalan mendekat ke arah Eruhaben.

Ketika ia tepat berada di depannya, ia menggenggam kedua tangannya dan meletakkannya di dada sambil berkata,
"Eruhaben-nim, anda harus lebih berhati-hati lagi di masa mendatang."

"Apa yang-"

"Pembunuh naga terakhir masih hidup."
Ucap wanita tersebut dengan pupil matanya yang berubah menjadi biru.

Meski perubahan tersebut terjadi sepersekian detik, Eruhaben yang berada tepat di depan wanita tersebut dapat melihatnya. Warna matanya berubah dan seakan melihat sesuatu yang jauh dari saat ini.

'Pembunuh naga-'

"Hey!"

Seketika pikiran Eruhaben terhenti ketika mendengar teriakan dari naga merah yang ia asuh sejak kecil. Ia terkejut melihat tubuh manusia itu mulai melemah dan hendak terjatuh. Ia pun mengarahkan tangannya ke depan untuk menahan manusia tersebut.

"...Berambut... Merah..."
Ucapnya lemah dengan pandangan yang kabur dan berakhir dengan tak sadarkan diri di lengan Eruhaben.

Ruangan kembali sunyi menyaksikan seluruh kejadian itu. Hingga kesunyian tersebut dipecahkan oleh elf berambut emas dengan nada frustasinya.

"Aigo...hidupku yang malang. Masalah apa lagi yang akan timbul di akhir hidupku ini."

Meskipun Ia ia terdengar mengeluh, Ia tetap segera mengaktifkan sihirnya untuk menerbangkan manusia tersebut secara perlahan di atas kasur.

"Apa yang terjadi di sini adalah rahasia."
Ucapnya sambil tersenyum dingin kepada para elf yang berada di ruangan tersebut.

"Baik!!"

________________________________

Larut malam.
Di sebuah ruangan di dalam kastil utama Henituse.

Wakil kepala pelayan Hans harus berdiri di depan Count Deruth. Ia mulai membuat laporannya sementara Deruth mendengarkan dengan tenang hingga ia selesai.

“Dia saat ini sedang tidur di kamarnya.”

Hans akhirnya menyelesaikan laporannya dan Deruth mulai berbicara.

“Sopir itu melaporkan bahwa dia pergi ke kedai teh milik anak haram Flynn Merchant Guild. Hari ini, dia membawa seorang pemuda yang identitasnya tidak dapat kami verifikasi. Dalam hal minum, dia hanya minum sedikit dan tetap berpikir jernih.”

Laporan Hans pendek, tetapi Deruth menganggap laporan pendek itu menarik.

“Haruskah kita membuntutinya?”

Dia melambaikan tangannya untuk menentang pertanyaan Hans. Dia tidak ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar sana sampai-sampai dia akan membuntutinya.

“Tidak perlu. Selama dia ada di kota ini, apa pun yang dia lakukan adalah kewenanganku.”

Deruth sangat menyayangi Hans di antara semua wakil kepala pelayan muda. Itu karena dia mematuhi perintah dengan baik dan merupakan orang yang baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trash Count Meets With Noblesse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang