Zayyan langsung menaiki panggung setelah mendengar panggilan MC untuk perwakilan sekolahnya, dia tidak bisa menutupi kegugupan nya melihat banyaknya penonton didepan sana, dia juga dapat dengan jelas melihat wajah keterkejutan temannya melihat dia yang menjadi perwakilan sekolah mereka.
Setelah Zayyan duduk di kursi pianonya, tangan Zayyan masih belum berhenti bergetar.
Cukup lama dia terdiam untuk meredakan getaran pada tangannya sampai terdengar suara riuh bisik-bisik yang berasal dari penonton didepannya.
Bagaimana ini? gue gak bisa ngendalikan getaran tangan gue.
"Kok belum mulai juga sih"
"Dia kenapa? "
"Keknya dia gak bisa main piano"
"Kok Zayyan? Emang dia bisa? Mina kemana? "
Leo dan Sing hanya terpaku kaget melihat pemandangan dari panggung di depan mereka, mereka juga tidak mengira bahwa Zayyan yang menjadi perwakilan SMA Starlight, tapi tetap saja mereka tidak suka mendengar cemo'ohan penonton terhadap Zayyan.
Apalagi Sing dapat melihat dengan jelas keresahan sahabatnya didepan sana.
Tiba-tiba Sing berdiri dari duduknya mengambil atensi penonton dan teman-temannya membuat suasana hening seketika.
"Zayyan gue percaya sama lo, lo gak perlu ragu, lakukan aja semampu lo"
Suaranya yang tidak terlalu keras tapi cukup untuk terdengar ditengah heningnya suasana diruangan itu.
Begitu pula dengan Zayyan setelah cukup lama menunduk untuk mengontrol getaran tangan dan pikirannya yang berkecamuk dia mengangkat kepalanya ketika mendengar suara Sing, dia menatap satu-satunya penonton disana yang berdiri dan tersenyum kepadanya menyakinkan nya untuk memulai.
Seakan senyuman dan perkataan nya adalah obat dari kekalutan Zayyan, dia menarik nafasnya dan memulai permainan pianonya.
Walaupun dia cukup kesulitan untuk menekan tuts-tuts papan piano karena getaran tangannya, tapi akhirnya dia tetap bisa menciptakan melodi indah yang menghipnotis semua orang diruangan itu.
Alunan nada piano dari permainannya membuat orang-orang terhanyut kedalamnya, mereka tidak menyangka bahwa Zayyan dapat menciptakan melodi seindah ini dari tekanan jari tangannya pada tuts-tuts piano didepannya.
Nadanya indah tapi menyiratkan kesedihan yang mendalam, walaupun mereka tidak terlalu memahami tentang permainan piano tapi nada yang Zayyan hasilkan dapat membuat mereka merasakan kesedihan yang terkandung didalamnya, seperti menyampaikan kepada dunia kesakitan mendalam melalui melodinya.
Zayyan tidak pernah mengira bahwa dia akan kembali mendapatkan kesempatan untuk memainkan piano yang selalu menjadi impiannya selama ini.
Piano baginya tidak hanya sekedar alat musik, tapi juga sebagai sarana yang membuat dia bisa meluapkan kerinduan dengan mamanya. Melalui tekanan jarinya dia seakan terbawa kembali ke masa indah keluarga nya.
Kenangan masa lalu kembali berputar di kepalanya seolah membawanya kembali ke masa itu, perasaan nya berkecamuk ketika kejadian itu juga turut hadir dalam bayangan nya.
Begitu pula dengan penonton didepannya, mereka seperti ikut terombang-ambing dengan berbagai emosi yang Zayyan sampaikan melalui melodinya.
Kerinduan, kehilangan, kesedihan dan keputus-asaan.
====
Melihat penampilan Zayyan dengan pianonya semakin membuat Leo terpaku, padahal kehadiran Zayyan ditengah panggung sudah cukup mengejutkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Menyerah •Zayyan Story• END
FanfictionSiapa yang menyangka bahwa senyum ceria yang selalu ia tampakkan kepada dunia adalah caranya menyembunyikan luka yang terpendam di hatinya. Dia adalah Zayyan, sang mentari bagi mereka... Dia adalah Zayyan, pemilik senyum yang memancarkan kehangatan...