BAB 19: MAU LULUS

55 5 0
                                    

"Arti tersembunyi dalam lapisan warna, hanya jelas saat kuas terakhir mengungkap gambarnya"

***

Jun berdiri di luar gedung sekolah, memandangi kerumunan teman sekelas yang mulai menyusut. Beberapa hari berlalu dan rasa penasaran Jun semakin membara. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres sejak Minghao tiba-tiba bertukar kelompok dengan Jeonghan. Jun memutuskan untuk mencari penjelasan langsung.

Dengan langkah mantap, Jun menyusuri lorong menuju tempat Minghao berdiri, sedikit terasing dari yang lain. Saat ia mendekat, detak jantungnya semakin cepat.

"Hao!" serunya, berharap menarik perhatian sahabatnya itu.

Minghao menoleh, tampak terkejut saat Jun menangkap pergelangan tangannya. Raut wajah yang sulit dibaca.

"Kenapa tukaran kelompok sama Jeonghan?" Jun langsung melontarkan pertanyaannya, tidak ingin membuang waktu.

"Salah? Suka-suka gue dong," balas Minghao, masih mencoba melepaskan genggaman tangan Jun itu.

"Bohong, lo bohong,"

Sebelum Minghao bisa menjawab, suara ceria Lin memecah ketegangan. "Jun! Kenapa lo lama banget? Ayo kita pulang!" serunya, melangkah cepat menghampiri mereka.

Merasa genggaman itu melemah, dengan sigap Minghao menarik keras tangannya dari genggaman Jun dan, dalam sekejap, melarikan diri.

"Minghao!" Jun berteriak, merasa frustrasi saat melihat Minghao menghilang ke kerumunan.

Kesalnya semakin menjadi ketika Lin berdiri di sampingnya, seolah tidak peduli dengan situasi yang baru saja terjadi.

"Siapa itu tadi? Minghao?" tanya Lin penasaran.

"Kenapa?!" Jun bertanya dengan nada kesal, tetapi Lin tampak tidak mendengarkan. Wajahnya bersemangat dan penuh harapan.

"Kok gitu pertanyaan nya? Gue kan mau pulang bareng lo," Lin mendesak, tanpa mengindahkan penolakan Jun.

Jun menatapnya, merasakan campuran kesal dan mau marah. Tanpa memberi kesempatan untuk berpikir lebih jauh, Lin melangkah masuk ke dalam mobil Jun dengan seenaknya.

"Yey!" ucap Lin kesenangan.

Lin sudah duduk manis di kursi penumpang, tersenyum lebar. "Let's go!" dia berkata, seolah menawarkan tawaran tak terelakkan.

Jun menghela napas panjang, merasakan beban di dadanya semakin berat karena menahan kesal, tanpa banyak bicara Jun langsung menyalakan mesin mobil nya.

Lin tersenyum antusias, tidak menyadari atau mungkin tidak peduli dengan kekesalan Jun. Saat Jun mulai membawa mobil itu keluar dari lingkungan sekolah, ia masih memikirkan Minghao dan apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Perasaannya campur aduk—antara kekhawatiran dan kekecewaan.

Mobil mulai melaju, dan Lin mulai bercerita tentang hal-hal kecil yang terjadi di sekolah. Jun berusaha mendengarkan, tetapi pikirannya kembali ke Minghao. Apakah si manis itu baik-baik saja? Kenapa ia merasa ada yang salah? Sementara itu, Lin terus bercerita, suara cerianya menjadi latar belakang yang tidak diinginkan.

"Gue dengar Minghao tukar kelompok, ya?" Lin tiba-tiba bertanya, mengalihkan perhatian Jun.

"Ya," jawab Jun singkat, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang.

"Kok bisa gitu, ya? Kalo gitu mah, gue harusnya minta pindah ke kelompok lo aja," Lin menatapnya dengan penasaran.

Jun menoleh, merasa semakin kesal. "Kenapa emangnya?"

SIMFONI ASIMETRIS || JUNHAO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang