PROLOG

269 20 0
                                    

IT IS A BL/BXB/GAY STORY, IF YOU DON'T LIKE IT, JUST GO‼️

Cerita ini hanya fiksi belaka dan murni dari pikiran author. Jika terdapat kesamaan alur, latar ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.


×××××

"Arti tersembunyi dalam lapisan warna, hanya jelas saat kuas terakhir mengungkap gambarnya"

***

Di suatu sore yang cerah, empat sahabat, Minghao, Wonwoo, Jisoo, dan Jeonghan, memutuskan untuk berkumpul di taman belakang sekolah. Taman ini adalah tempat favorit mereka untuk berbincang-bincang, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk gedung sekolah yang mulai sepi.

Di sini, mereka bisa merasakan angin sepoi-sepoi yang berhembus lembut, membawa aroma rumput yang baru dipotong dan bunga yang mulai mekar di sekitar mereka.

Minghao duduk di atas rumput yang lembut, menggoyangkan kakinya dengan santai sambil menatap langit sore yang berwarna oranye keemasan. Dia mengumpulkan keberanian untuk membuka topik yang sudah sejak tadi ada di pikirannya. 

"Besok sudah pembagian kelas aja, ya?" katanya sambil memandang teman-temannya satu per satu.

Jeonghan, yang selalu tampil tenang, menanggapi dengan senyuman lembutnya yang khas. 

"Jujur, gue malas banget kalo harus kenalan sama orang lain lagi, kalo perlu kita sekelas aja semua berempat,"

Kata Jeonghan sambil menyandarkan tubuhnya ke batang pohon yang ada di dekatnya.

Jeonghan selalu jadi semacam 'penjaga' di grup mereka, memastikan suasana tetap menyenangkan dan semua orang merasa nyaman.

"Bosan, anjir. Liat muka lo bertiga mulu,"

Minghao menjawab.

"Ya udah, husssss. Sana pergi," ucap Wonwoo sambil tertawa.

"Katanya ntar kelasnya ada 4, lucu aja kita terpisah ke kelas yang beda-beda." sahut Wonwoo dengan nada serius.

Dia memang selalu memikirkan segala sesuatu dengan matang. 

"Adil namanya,"

Jisoo yang sejak tadi hanya mendengarkan, akhirnya angkat bicara.

"Gue, sih, yang penting nggak berisik aja," katanya sambil tersenyum kecil.

Dia memang lebih memilih suasana yang tenang, di mana dia bisa fokus dan menikmati waktu belajarnya tanpa gangguan.

Minghao mengangguk setuju, meskipun ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Dia tahu betul bahwa tidak semua kelas di sekolah ini memiliki suasana yang diidamkan oleh Jisoo.

Ada satu hal yang membuat Minghao merasa cemas. Dia tahu bahwa ada kemungkinan dia akan ditempatkan di kelas yang sama dengan Junhui, Mingyu, Soonyoung, dan Hansol. Mereka dikenal sebagai trio pembuat onar di sekolah menengah dulu.

Tidak ada hari yang berlalu tanpa keributan atau kekacauan yang mereka ciptakan, setiap ada masalah, mereka selalu menjadi bagian dari keributan itu dan Minghao tidak suka itu.

Dalam hati, Minghao merasa sangat tidak nyaman dengan kemungkinan ini. Dia bisa membayangkan betapa ributnya kelas itu nanti, dengan Mingyu yang suka bercanda keras, Soonyoung yang selalu penuh energi dan tidak bisa diam, serta Hansol yang dingin namun sering memicu keributan dengan sikapnya yang tak terduga. Semua itu terasa seperti mimpi buruk bagi Minghao, yang lebih suka suasana damai dan tertib.

SIMFONI ASIMETRIS || JUNHAO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang